majalahsora.com, Jakarta – GSMS atau Gerakan Seniman Masuk Sekolah, kegiatannya akan segera digulirkan kembali. Berkaitan dengan hal itu, Restu Gunawan, Direktur Kesenian mengatakan, pendaftaran seniman untuk kegiatan GSMS dilakukan secara daring (dalam jaingan), berlangsung dari tanggal 28 Mei-27 Juni 2018, lalu.
“Setelah melalui tahap seleksi, dari 1894 seniman yang mendaftar, tersaring menjadi 1320 seniman yang dibutuhkan,” ujar Restu, saat menyampaikan laporan dalam Lokakarya GSMS tahun 2018, di Jakarta.
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, GSMS sendiri merupakan kegiatan pembelajaran kesenian, kepada para siswa di sekolah. Materinya disampaikan oleh para seniman (praktisi) yang dilaksanakan di luar jam pelajaran, atau kegiatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK).
Sastrawan asal Bandung, Deni Hadiansyah yang tergabung dalam tim perumus GSMS, memaparkan, tim perumus bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, memilih para praktisi (seniman) yang layak, sesuai kriteria juknis (petunjuk teknis).
“Tim yang terjun ke sekolah harus terbukti menguasai seni dan berasal dari maestro lokal dan internasional,” terang Deni.
Adanya GSMS sendiri, digagas sebagai upaya pemerintah, dalam melibatkan warga sekolah dan masyarakat, sebagai penyaring/penangkal budaya asing yang negatif, mengikis moral generasi muda dengan memicu dan memacu kapasitas seni budaya di Indonesia terutama bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki guru kesenian di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan). Kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan ekosistem budaya, melibatkan 28 provinsi, 28 kabupaten/kota dan lebih dari 1.000 seniman.
Program tersebut rencananya akan digelar awal bulan Agustus 2018. Berlangsung selama tujuh kali pertemuan, dan mengacu pada metode pembelajaran yang telah disepakati antara sekolah dan dinas pendidikan. Setiap pertemuan akan diikuti oleh sekitar 20-40 siswa dengan durasi dua jam.
Di akhir proses pembelajaran, diharapkan anak-anak akan terlibat dalam kegiatan bulan pendidikan di sekolah, terutama sekolah yang sudah mendapat fasilitas alat kesenian dan program dari seniman mengajar.
Sementara itu Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan, berharap tahun depan anggaran untuk GSMS bisa meningkat. Selain itu Dinas Pendidikan, bisa mengadopsi program tersebut untuk dikembangkan di daerahnya masing-masing. [SR]***