majalahsora.com, Kota Bandung – Akhir-akhir ini ramai pemberitaan Alvin Lim seorang advokat dilaporkan karena melakukan pencemaran nama baik lembaga Kepolisian Republik Indonesia.
Diketahui Alvin Lim mengkritik pedas bahkan condong mendiskreditkan lembaga Kepolisian Republik Indonesia. Di antaranya melalui Chanel YouTube Quotient TV.
Dikutip dari beberapa media online, atas perbuatannya, Alvin Lim akan diperiksa oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskim Polri. Terkait kasus dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik dengan pelapor Henry Surya.
Pemeriksaannya akan dijadwalkan pada hari Senin, 26 September 2022.
Alvin Lim diduga melanggar pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (3), Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 310 ayat (1) KUHP, pasal 311 ayat (1) KUHP, dengan ancaman pidana paling lama empat tahun.
Guru Besar Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Negeri Padjadjaran (UNPAD), Prof. Dr. H. Obsatar, M.Si., pun angkat bicara, menurutnya Alvin Lim tidak kompeten untuk memberikan penilaian kepada lembaga Kepolisian Republik Indonesia, meskipun sekarang lembaga kepolisian sedang diuji dengan berbagai masalah (seperti kasus Sambo).
“Saya kira terlalu berlebihan.
Kita harus sadar, sesungguhnya kita masih membutuhkan Polisi,” kata Prof Obi, biasa disapa, Selasa (13/9/2022) malam.
“Jangan karena satu peristiwa seolah-olah kita menganggap lembaga Polisi sama semua seperti itu. Berikutnya jangan dilupakan Polisi memiliki jasa yang tidak sedikit dalam menjaga bangsa kita selama ini. Sekaligus menjadi pemersatu bangsa Indonesia di wilayah perbatasan. Bahkan yang menjaga wilayah yang penuh dengan konflik misalnya di wilayah Sulawesi pernah di wilayah Aceh, Papua masih Polisi yang jaga,” imbuhnya.
Prof Obi juga memiliki bukti di wilayah pinggiran, tidak sedikit Bhabinkamtibmas menjadi pengajar bagi anak-anak sekolah yang kekurangan guru di sekolah.
Masih kata Prof Obi, tugas Polisi juga masih banyak yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Seperti di jalan raya, apabila Polisi tidak ada di jalan mengatur lalu lintas, biasanya jalan menjadi macet.
“Berarti kita harus lihat sisi-sisi positifnya juga. Jangan hanya melihat peristiwa Sambo ini saja,” kata Prof Obi yang juga Ketua Promotor Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5, ketika mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Unpad.
Saat ditanya agar pendapat Alvin Lim yang memojokkan Kepolisian Republik Indonesia tidak menjadi bola liar? Menurutnya peran media juga sangat penting.
“Jangan kemudian pendapat-pendapat Alvin Lim justru diekspose lebih besar daripada kesalahannya,” kata Prof Obi.
“Biar divonis (Alvin Lim), sepeti ini. Agar mendapatkan efek jera. Sehingga kepada masyarakat lain yang nggak kompeten juga tidak berbicara yang nggak-nggak. Sudah nggak kompeten, berpendapat mendiskreditkan lembaga sebesar Polri, menurut saya sangat merugikan dari banyak hal.”
“Kalau masyarakat yang nggak paham nanti melihat dan membaca apa yang disampaikan Alvin Lim, malah nantinya jadi ikut-ikutan,” imbuhnya.
Saat ditanya apakah dari kacamata Prof Obi pendapat Alvin Lim benar apa tidak? Menurutnya harus dibuktikan di pengadilan. Tetapi kalau Alvin Lim terbukti dan divonis, maka apa yang dikatakannya tidak benar.
Sementara itu saat dimintai pendapat agar lembaga Kepolisian Republik Indonesia bangkit menghadapi berbagai masalah seperti saat ini? Prof Obi pun memberikan masukannya, semua personil harus semangat menjadikan Polri lembaga yang terhormat.
“Terutama personilnya, baik dari pangkat rendah dan tertinggi harus tetap semangat menjaga keamanan negara dan harus tetap yakin Polisi merupakan lembaga negara yang sangat terhormat. Sehingga kita jaga dengan baik ke depan akan menjadi lembaga negara yang dibanggakan diandalkan masyarakat,” kata Prof Obi.
“Kalau pun ada orang seperti Alvin Lim yang tidak suka pada Polri, tapi yakinlah masih ada jutaan rakyat Indonesia yang menyayangimu Polri ku,” tandasnya. [SR]***
