majalahsora.com, Kota Bandung – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa, SMPN 23 Bandung, menyelenggarakan Karnaval Budaya yakni perlombaan tingkat SD memperebutkan piala bergilir Disdik Kota Bandung serta perlombaan internal antar kelas.
Karnaval Budaya ini menjadi agenda program kesiswaan. Tahun ini merupakan penyelenggaraan kali kedua. Dengan mengusung tema ‘Mari berprestasi dan santun berbudaya’ yang berlansung dari tanggal 29-31 Oktober 2019.
Hadiana Soeryaatmadja, M. Pd., Kabid PSMP Disdik Kota Bandung meresmikan kegiatan
Elis Nurhayati, M. Pd, Wakasek Humas SMPN 23 Bandung menyatakan, dalam perlombaan tingkat SD ini terdapat tiga mata lomba, yakni lomba tari jaipong yang dibagi dua kriteria yaitu kategori kelas 1-3 SD dan kategori 4-6 SD. Memperebutkan piala bergilir dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung.
Hadiana Soeryaatmadja, M. Pd., Kabid PSMP, (kedua dari kiri), Erni Kustiani, S.Pd, M.M., Kepsek SMPN 2 Bandung (ketiga dari kanan), Yooke Kurdariyati, S.Pd, M.Ds., Plt. SMPN 23 Bandung, (kedua dari kanan),
Drs. Nano -Sumarno, Komite SMPN 23 (kiri)
Mata lomba kedua yakni menggambar, hadiahnya dari Disbudpar Kota Bandung. Untuk mata lomba ketiga yang juga baru ada di tahun ini yaitu baca puisi.
Diharapkan lewat kegiatan ini bisa menghasilkan siswa-siswi yang kompeten dan berprestasi di bidangnya, selain itu siswa-siswi harus santun dalam berbudaya.
“Apapun hasilnya atau siapapun pemenangnya mereka tetap harus berupaya meningkatkan prestasinya dan tetap santun dalam berbudaya,” kata Elis, Rabu (30/10/2019).
Pada kesempatan yang sama Lilis Mustikawati, M. M, Ketua Pelaksana Kegiatan menjelaskan, selain perlombaan tingkat SD terdapat pula lomba bagi siswa interal SMPN 23. Terdiri dari lomba story telling bahasa Inggris, ngadongeng dalam bahasa Sunda, Cipta dan baca puisi serta solo vocal.
Elis Nurhayati, Wakasek Humas SMPN 23 Kota Bandung
Di samping itu dalam kegiatan ini terdapat bazar juga pameran seni rupa siswa-siswi SMPN 23 Bandung.
“Hari ini kita melaksanakan lomba untuk tingkat SD dengan mata lomba baca puisi dan menggambar. Sedangkan untuk lomba internal kami semua tiga mata lomba tadi serentak dilaksanakan,” jelasnya.
Lilis Mustikawati, Ketua Pelaksana
Agenda hari terakhir akan dilaksanakan lomba final untuk internal sekolah sekaligus penutupan.
“Sedangkan hasil lomba untuk tingkat SD akan diumumkan di hari kedua ini,” kata Lilis.
Dirinya berharap dengan dilaksanakannya kegiatan ini para peserta dapat memiliki karakter yang seyogyanya ditanamkan sejak dini.
“Di sekolah kami terdapat pembiasaan-pembiasaan yang maksudnya untuk memunculkan kebiasaan yang baik sehingga karakter anak bisa muncul dengan sendirinya,” tutup Lilis.
Majalahsora.com pun berhasil mewawancarai salah satu juri lomba yakni Yuyun Yuliantini S.Pd, dari SMPN 23 Bandung, ia menjelaskan aspek penilaian dari juri.
“Khusus untuk solo vocal aspek penilaianya dari artikulasi, intonasi dan performanya,” jelasnya.
“Sebanyak 24 peserta yang mengikuti mata lomba solo vokal ini dan finalnya besok,” imbuhnya.
Murty Laelawati alumni SMPN 23 Bandung
Hal yang cukup menarik dari penampilan peserta yakni keikutsertaan alumni SMPN 23 yaitu Murty Laelawati, S.Pd angkatan 1985. Kini dirinya mengajar di SDN 090 Cibiru yang datang selain untuk mendampingi anak didiknya, juga ikut meramaikan perlombaan dengan ikut membacakan puisi.
Murty beserta rekan-rekannya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap bisa terus dilaksanakan khususnya oleh almamaternya (SMPN 23).
Yuyun Yuliantini, tim juri
Dirinya selain berprofesi menjadi guru juga sebagai pengiat seni dan satra menyampaikan pesan kepada adik-adik kelasnya, yakni jangan pernah meninggalkan karya satra. Murty menceritakan ketertarikan kepada bidang seni dan satra ketika awal mengajar di sekolah.
“Saya melihat potensi-potensi dari siswa yang seyogyanya mendapat dukungan untuk bisa dikembangkan. Sejak itu saya bertekad mendorong dan membina potensi siswa khususnya seni dan sastra,” ucap Murty yang juga pembina ekstrakurikuler lintas kecamatan.
Dirinya di tahun 2015 berhasil melahirkan siswa didiknya untuk berlaga di tingkat provinsi mewakili Kota Bandung di ajang provinsi.
Adaajang pasanggiri hal yang memprihatinkan bagi Murty yakni ketiadaan lomba Aksara Sunda di tingkat provinsi, yang hanya terhenti di tingkat Kota Bandung saja.
Murty berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan lagi pengembangan budaya lokal dan berkeinginan lomba aksara sunda untuk tingkat Provinsi bisa diadakan kembali.
“Saha deui anu rek ngamumule budaya Sunda lamun heuteu ku urang Sunda sorangan,” pungkasnya.
Hasil lomba Tingkat SD
Juara Tari Jaipong katagori kelas 1-3 SD
1. Khansaa Putri N dari SDN 091 Cibeureum
2. Ghifari Arizan P dari SDN 178 KPAD
3. Rhaina Dzire K dari SDN 243 Cicabe
4. Davina Rizkia dari SDN 051 Pasirkaliki
5. Afifa Fitria dari SDN 113 Banjarsari
6. Quinsha Aquina dari SDN 118 Tanjung
Juara Tari Jaipong katagori kelas 4-6 SD
1. Aurellia Agripina dari SDN 230 Margahayu Raya
2. Revany Putri dari SDN 074 Ayudia
3. Diandra Gema dari SDN 056 Garuda Dadali
4. Faren Nabilah dari SDN 100 Cipedes
5. Dite Maurelya dari SDN 051 Pasirkaliki
6. Marsya Adzahra dari SDN 100 Cipedes
Menggambar
1. Azra Annizar dari SDN 008 Moh.Toha
2. Tsabita Nabila dari SDN 025 Jaka Purwa
3. Zahra Nariya dari SDN 015 Krisna
4. Aulia nadirah dari SDN 195 Isola
5. M.Hafizh Alma Azmi dari SDN 130 Sekelimus
6. Kanaya Aldeira dari SD Ashfiya
Membaca puisi
1. Bunga Rezeqi dari SDN Jaka Purwa
2. Qeysa Nur Apriliani dari SDN 130 Batununggal
3. Moza Putri Adisty dari SDN 015 Kresna
4. Nabila Zahra Putri dari SDN 090 Cibiru
5. Fahmi dari SDN 090 cibiru
6. Danella Ramaniya dari SDN 015 Kresna. [SR]***