Retakan jembatan Unpad Jatinangor, penghubung ke Gedung Rektoratnya
majalahsora.com, Kabupaten Sumedang – Jembatan penghubung antara jalan utama dengan kampus Unpad Jatinangor (sebelah utara Rektorat Unpad), sudah dua tahun ini ditutup dan tidak digunakan lagi.
Jembatannya ditutup pagar besi, sehingga tidak bisa dilewati kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua.
Dari penulusuran majalahsora.com penyebab ditutupnya jembatan tersebut karena adanya retakan jalan serta tanah yang amblas, tepatnya di bahu jembatannya.
Bahu jembatan yang amblas, dibiarkan selama dua tahun
Berkaitan dengan hal itu majalahsora.com pun berhasil menemui Edward Hendri, Sekretaris Direktorat Sarana Prasarana Unpad. Menurut keterangannya jembatan yang dibangun di era Prof Ganjar Kurnia (Rektor Unpad terdahulu) tersebut, menghabiskan dana sebesar Rp 12 miliar. Namun sejak akhir tahun 2015 (di bawah kepemimpinan Prof Trihanggono) jembatan tersebut ditutup.
“Dana pembangunannya sendiri dari PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Unpad. Kebetulan saya waktu itu sebagai Ketua Panitia lelangnya, PPK nya Pak Rizal. Untuk pembangunannya ditangani oleh PT Gunakarya. Saat ini sebetulnya jembatannya tidak ada apa-apa (tidak masalah), di tutup karena rekayasa lalulintas saja,” terang Edward, Kamis (4/10/2018) petang di Gedung Rektorat Unpad.
Akibat tanah amblas, jalan beton sedikit turun
“Waktu Rektor Unpad terdahulu (Ganjar Kurnia) diputuskan jalur utamanya di utara. Kemudian bergantinya rektor (Trihanggono) kebijakannya berubah, di selatan dibuka, jalan di utara ditutup,” imbuhnya.
Saat majalahsora.com menanyakan mengenai retakan jembatan, dirinya mengibaratkan bahwa retakan di jembatan tersebut sama dengan retakan tembok di rumah pada umumnya.
“Kalau masalah kontruksi jembatan saya jamin tidak apa-apa, bahkan untuk menyakinkannya kami melakukan tes secara keilmuan. Orang-orang geofisika Unpad, ahli urusan tanah yang menilainya. Mereka menyimpulkan tidak apa-apa,” kata Edward.
Edward Hendri, Sekretaris Direktorat Sarana Prasarana Unpad
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa yang menyebabkan retaknya tembok di pinggir jembatan, karena penurunan tanah bukan kontruksinya.
Masih menurut Edward rencananya jembatan tersebut akan diperbaiki oleh pihak Unpad. Secara hitungan biaya yang diperlukan sebesar Rp 400 juta.
“Namun tidak dalam waktu dekat memperbaikinya, karena ada prioritas yang lain. Di antaranya target memperbaiki Jalan Cileles di sekitaran rektorat Unpad, yang aspalnya sudah tergerus air hujan. Jembatannya sendiri pasti diperbaiki,” katanya. [SR]***