majalahsora.com, Kabupaten Bekasi – Menjadi salah satu dari 35 Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sekolah di Jawa Barat, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cikarang Barat telah berhasil membukukan laba Rp 150 juta dari produksi yang dihasilkan selama enam bulan.
“Setelah melakukan kerja sama dengan industri, kemarin karena BLUD juga sudah keluar SK nya itu, enam bulan ini kita sudah bisa menghasilkan seratus limu puluh juta rupiah,” ujar Kepala SMKN 1 Cikarang Barat, Drs. Bambang Nurcahyo saat ditemui oleh perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar, di ruang kerja nya, Kamis (16/3/2023).
Hasil tersebut didapatkan dari kerjasama yang sudah terjalin antara pihak SMKN 1 Cikarang Barat dengan beberapa perusahaan atau industri. BLUD sekolah memproduksi komponen mesin industri sesuai pesanan pihak perusahaan.
Pembuatan komponen yang dipesan dikerjakan oleh siswa mulai dari bahan hingga menjadi komponen yang dibutuhkan perusahaan. Hasil produksi sudah melewati kualifikasi kontrol perusahaan.
“Siswa itu mengerjakan mulai dari bahan sampai benda jadi dan hasilnya sudah melalui kualifikasi kontrol perusahaan. Sudah bisa dibeli, ada yang Rp13.000 per jasa kerjanya sampai ada yang Rp75.000,” ujar Bambang Nurcahyo.
Arsiparis Ahli Muda, Firman, ST., MT
Menurut Bambang Nurcahyo, selain mendapatkan keuntungan dalam segi finansial, benefit lain yang didapatkan sekolah BLUD yakni, siswa akan semakin berkompeten di bidang keahliannya.
Sementara, kata Bambang, keuntungan dari hasil produksi digunakan untuk perawatan mesin dan untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Sekolah bisa berjalan dengan baik dan lancar itu harus ditopang oleh dana,” tuturnya.
“Kita harapkan dari BLUD ini karena ada yang diunggulkan, karena memang permintaan Pak gubernur (menganjurkan) coba ditingkatkan di BLUD nya itu sama seperti rumah sakit dan sebagainya. Mudah-mudahan beban-beban sekolah ini tidak membebani ke pemerintah,” imbuhnya.
Selain melakukan kerjasama bisnis, dukungan pihak industri terhadap SMKN 1 Cikarang Barat cukup baik, karena telah menjalin kerjasama untuk meningkatkan kemampuan siswa dan mutu pendidikan.
Wakasek bidang Kesiswaan, Farah Auliaillah, S.Pd.I
“Kita memang sudah (berhubungan) dekat dengan industri. Ada beberapa yang sudah bekerjasama dengan sekolah, itu rutin. Contohnya PT. Patria (industri pengelasan), kita sampai dikasih gas asitilin, itu kan mahal kalau kita beli untuk setiap kegiatan praktek. Kita dikirim 5 tabung untuk setiap bulan nya,” terang Bambang Nurcahyo.
Begitu pula dengan kebutuhan alat-alat pengelasan lainnya, lanjut Bambang, dukungan industri sangat dirasakan. Misalnya, ketika pihak sekolah membutuhkan alat yang sulit didapatkan, selama itu digunakan untuk pembelajaran siswa pihak industri itu pasti akan membantu.
Selain mendukung materi berupa bahan yang dibutuhkan bagi pembelajaran siswa di sekolah, sambung Bambang, hal lain yang dilakukan untuk peningkatan kompetensi dan mutu pendidikan, pihak industri juga mengirimkan ahli sebagai guru tamu di SMKN 1 Cikarang Barat.
“(Dukungan) dari PT lainnya adalah (mengirimkan) guru tamu didatangkan ke sini, mengajar setiap hari Sabtu. Kita ada kerjasama, sampai perusahaan mengirimkan beberapa staf ahlinya untuk mendidik anak kita di sekolah,” jelas Bambang.
SMKN 1 Cikarang Barat memiliki delapan kompetensi keahlian. Antara lain, Desain Permodelan Dan Infomasi Bangunan, Teknik Permesinan, Teknik Mekanik Industri, Teknik Las, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik dan Bisnis Sepeda Motor, Teknik Elektronika Industri serta Teknik Komputer dan Jaringan.
Wakasek bidang Kurikulum, Asep Zulfikar Imam Sentosa, ST
Dijelaskan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Cikarang Barat, Asep Zulfikar Imam Sentosa, ST, saat ini sekolah masih menerapkan kurikulum Tahun 2013, dengan mengimplementasikan Kurikulum Belajar Mandiri (KBM).
Untuk peningkatan kompetensi siswa, kata Asep, terutama bagi calon lulusan di kelas 12. Sekolah menjalankan program pendalaman bagi siswa kelas 12. Bagi siswa yang memilih untuk melanjutkan pendidikan, berwirausaha dan bekerja.
“Dan itu dirangkum dalam suatu kegiatan BMW (Bekerja,Melanjutkan dan Wirausaha). Ada pendalaman mengenai seperti di bidang matematikanya untuk memperoleh segala dasar, kemudian untuk komunikasi bahasa Inggris, kemudian ada penguatan untuk daya tahan tubuh di bidang olahraga ada juga pendalaman persiapan untuk wawancara,” jelas Asep.
Guna menyiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia industri, pihak SMKN 1 Cikarang Barat berusaha mengadopsi sesuai keinginan dari perusahaan.
“Sehingga kita sudah ada penyelarasan kurikulum. Untuk kompetensi keahlian Teknik pengelasan dengan PT Patria kemudian teknik kendaraan ringan otomotif dengan Mitsubishi kemudian teknik bisnis dan sepeda motor itu dengan Yamaha dan kompetensi keahlian yang lain dengan beberapa perusahaan,” terangnya.
Selaras dengan harapan Kepala SMKN 1 Cikarang Barat, menurut Asep Zulfikar keberadaan industri yang berada di kawasan Kabupaten Bekasi dapat berkontribusi dalam peningkatan SDM dan mutu pendidikan di sekolah. Potensi itu bisa disalurkan melalui CSR perusahaan.
Wakasek bidang Hubin (Hubungan Industri), Dina Andriyani S.E., M.M
“CSR tidak berupa uang saja, boleh dengan guru tamu atau alat-alat yang sudah tidak digunakan di perusahaan atau misalnya mau dalam pendanaan. Diperkirakan mana yang bisa, jadi perusahaan-perusahaan yang akan berkontribusi ke sekolah,” ungkapnya.
Asep mengklaim hal itu telah disampaikan ke Disnaker dan forum perusahaan APINDO Kabupaten Bekasi.
“Mudah-mudahan bisa terlaksana nanti akan diterapkan ke semua sekolah yang ada di lingkungan kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi,” harapnya.
Terkait serapan tenaga kerja dari lulusan SMKN 1 Cikarang Barat, Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubin (Hubungan Industri), Andriyani S.E., M.M,, mengatakan dari data kelulusan tahun lalu sebanyak 70 persen siswa yang lulus dari SMKN 1 Cikarang Barat diterima dan bekerja di berbagai perusahaan.
Angka persentase tersebut diambil dari jumlah siswa yang telah memilih peminatan untuk langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikan di SMKN 1 Cikarang Barat.
“Dari jumlah alumni tahun lalu sekitar 70 persen sudah terserap di berbagai perusahaan, karena kita ada forum BKK juga. Jumlah minat siswa bekerja tahun lalu ada 300 an siswa, yang terserap sebanyak 289 siswa lulusan,” ungkapnya.
Wakasek bidang Sapras Warka, S.Pd
Salah satu perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja dari alumni SMKN 1 Cikarang Barat, yakni PT. MMKI (Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia). Saat ini, kata Andriyani, ada sekitar 128 siswa sedang mengikuti proses perekrutan tenaga kerja di perusahaan tersebut setelah melewati screening prosedur penerimaan.
“Jadi seratus lebih ya tahun-tahun sebelumnya. Setiap tahun itu di antara Kabupaten Bekasi sekolah paling banyak, SMKN 1 yang keterima di MMKI,” ucapnya.
Selain memperhatikan mutu pendidikan yang dibutuhkan dunia industri, SMKN 1 Cikarang Barat juga memiliki 18 kegiatan Ekstra Kurikuler (Ekskul) sekolah. Salah satu yang menonjol adalah Eskul Paskibra. Jumlah siswa SMKN 1 Cikarang Barat saat ini mencapai 1.197 orang.
Disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Farah Auliaillah, keutamaan ekskul di sekolah bagi siswa karena mereka butuh aktivitas interaksi selain kurikulum. Bahkan, kata Farah, salah satu faktor siswa ingin masuk ke SMKN 1 Cikarang Barat adalah keunggulan Ekskul yang ada di sekolah.
“Makanya kami sangat mengutamakan anak-anak untuk mengikuti kegiatan ekskul yang ada di sekolah. Kalau yang wajib itu Pramuka, sedangkan yang kedua adalah pilihan, jadi mereka bebas memilih ekskul yang sesuai minat dan bakat,” terang Farah.
Menurut informasi yang ia terima, kegiatan ekskul yang diikuti siswa di sekolah menjadi salah satu yang sering ditanyakan dalam wawancara perekrutan tenaga kerja di perusahaan.
Jajaran manajemen SMKN 1 Cikarang Barat, saat melakukan diskusi
“Karena kebanyakan siswa yang mengikuti ekskul itu disiplin dalam membagi waktu, mana yang wajib mana yang tidak. Bagaimana tetap sekolah lancar, ekskul nya juga bagus. Jadi mereka sudah terbiasa,” tuturnya.
Selain didukung oleh kegiatan unggulan di luar kurikulum sekolah, sarana prasarana juga mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Untuk ruang teori yang ada 39 rombel (rombongan belajar), sementara untuk ruang praktek bagi siswa di masing-masing kompetensi keahlian atau jurusan hampir semuanya sudah terpenuhi.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 1 Cikarang Barat, Warka, S.Pd. Untuk menunjang kurikulum dan mutu lulusan agar terserap di dunia kerja, salah satunya kelengkapan sarana dan prasarana.
Kerjasama yang dilakukan dengan pihak perusahaan juga ikut menunjang kebutuhan sarana pendukung untuk kegiatan belajar mengajar siswa. Lanjut Warka, SMKN 1 Cikarang Barat juga sudah ada ruang Teaching Factory, artinya kita sudah ada kerjasama dengan industri, sekolah sudah bisa membuat produk.
Namun dirinya juga mengatakan ada tantangan tersendiri di SMKN 1 Cikarang Barat, yakni luas sekolah yang mencapai lebih dari 7 Hektar.
“Tantangan terberat sarpras di sekolah ini karena memang terlalu luas hampir 7,6 hektar. Jadi untuk penataan lingkungan belum bisa maksimal sesuai yang diharapkan pada visi misi di SMKN 1 Cikarang Barat ini,” pungkasnya. [SR]***