majalahsora.com, Kota Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan bekerjasama dengan RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, BPJS Kesehatan dan Bank BJB menggelar acara Talkshow bertajuk “Bebas dari Ancaman Kanker Serviks dan Kanker Payudara” di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Senin (30/10/2017). Acara ini juga sekaligus memperingati bulan deteksi dini kanker serviks dan payudara, yang telah dicanangkan sejak tahun 2015 lalu oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Talkshow ini menghadirkan para spesialis bedah onkologi dan spesialis onkologi ginetologi dari RSHS sebagai narasumber. Selain itu, sebanyak 100 orang karyawati di lingkungan Pemprov Jabar mendapatkan pemeriksaan IVA-Test dan Sadanis (pemeriksaan payudara klinis) secara gratis di Klinik Gedung Sate sebagai bagian dari rangkaian kegiatan.
Kegiatan bulan deteksi dini kanker serviks dan payudara ini dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher). Dalam sambutannya, Aher menegaskan bahwa acara ini merupakan pencanangan tingkat provinsi yang bersifat mengingatkan (reminder), dan terusan atas himbauan pemerintah pusat.
“Ini pencanangan tingkat provinsi. Pemerintah pusat meminta kepada kami, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten kota, untuk mencanangkan di berbagai tempat. Ini sebetulnya reminder, pengingat, karena sudah diketahui, sudah banyak dicanangkan di tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Aher.
Aher juga memaparkan bahwa sebagai pembunuh nomor dua di dunia, kanker serviks dan payudara menjadi ancaman kesehatan bagi kaum perempuan. Ia menilai, perempuan sebagai center of life sekaligus ibu generasi bangsa harus memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan, termasuk kesehatan reproduksinya. Untuk itu, Pemprov Jabar akan mendukung penuh peningkatan derajat kesehatan perempuan melalui IVA-Test dan Sadanis.
“Untuk membangun kesehatan reproduksi kaum perempuan ke depan, sebagai ibu generasi bangsa ini, tentu harus dicanangkan dan dikelola dengan baik, harus menjadi kesadaran komunal masyarakat kita. Bayangkan kalau ibu-ibu pada sakit, kan bahayanya luar biasa,” tegas Aher, saat ditemui pers usai pembukaan acara.
“Kita sepakat dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kesehatan kaum perempuan Jawa Barat dengan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks,” tutupnya.
Netty Minta BPJS Jangkau Karyawati Swasta
Sepakat dengan Aher, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menyebutkan, salah satu yang menjadi kata kunci bagi terbangunnya kualitas dan daya saing bangsa ini adalah derajat kesehatan kaum perempuan. Mengutip dari buku yang dibacanya, Netty menjelaskan apabila mendidik satu orang laki-laki artinya kita hanya mencerdaskan satu individu, tapi ketika kita mendidik seorang perempuan artinya kita sedang mencerdaskan sebuah bangsa secara keseluruhan. menurutnya, hal tersebut juga berlaku dalam kesehatan, dimana apabila seorang ayah dalam sebuah keluarga jatuh sakit, maka yang sakit hanya satu orang. Namun jika sang ibu yang jatuh sakit, maka seluruh anggota keluarga akan kesulitan.
Netty berharap, momentum bulan deteksi dini kanker serviks dan payudara ini menjadi reminder bagi seluruh kaum perempuan untuk memenuhi derajat kesehatannya dengan menjalankan deteksi dini melalui IVA-Test dan Sadanis. Meski faktanya, ternyata pemeriksaan atau deteksi dini kanker serviks ini memiliki tantangan yang tidak sederhana. Ada sebuah hambatan psikologis yang dimiliki oleh perempuan ketika harus memeriksakan dirinya, utamanya yang berkaitan dengan alat reproduksinya.
“Kalau pemeriksaan kesehatan ini sudah mengarah pada alat kesehatan reproduksi yang tertutup, yang sensitif, boro-boro diperiksa untuk papsmear atau dengan metode IVA-test, untuk melahirkan pun mungkin kalau tidak terpaksa, ya perempuan tidak mau berhubungan dengan dokter spesalis kandungan atau bidan di layanan kesehatan,” ujar Netty.
Mengingat pentingnya deteksi dini kanker serviks dan payudara ini, Netty secara khusus meminta kepada pihak BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, untuk bersama-sama memperluas kegiatan seperti ini bukan hanya ke ruang-ruang kantoran dan instansi milik pemerintah, tetapi juga di perusahaan-perusahaan serta pabrik-pabrik yang banyak sekali mempekerjakan kaum perempuan. Dengan begitu, ia berharap, kesadaran akan menjaga kesehatan reproduksi khususnya bagi perempuan bisa disosialisasikan secara lebih luas. [SR]***