majalahsora.com, Kota Bandung – Kegiatan Penerimaan Anggota Baru (PAB) Ikatan Orangtua Mahasiswa (IOM) ITB angkatan tahun 2024, dilaksanakan di Auditorium dan Kampus Center Timur ITB, Jalan Ganesha No 10, Kota Bandung, pada hari Jum’at (26/7/2024).
Acara yang mengusung tema “Menyiapkan Generasi Emas Tanpa Cemas Bersama IOM ITB”, merupakan rangkaian dari kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITB tahun 2024.
Diikuti oleh 150 orangtua mahasiswa baru yang hadir langsung di acara serta 2.000 orangtua mahasiswa yang mengikuti secara Zoom.
Pada kegiatan ini menghadirkan Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D., mantan Menteri ESDM, yang didapuk sebagai pembicara utama.
Ketua Umum IOM ITB, Hendro Setyanto, M.Si., (kedua dari kanan)
Arcandra yang merupakan tamatan ITB Teknik Mesin tahun 1994, memberikan pencerahan kepada para orangtua yang tergabung dalam IOM ITB.
Dia mengungkapkan saat berkuliah di ITB. Dari penuturannya Arcandra merupakan anak kampung dari Padang, dan setelah lulus ITB, melanjutkan kuliah pasca sarjana di Texas A&M Amerika Serikat.
Pada kesempatan ini dia memberikan beberapa tips mengenai karakter yang perlu dimiliki oleh seorang mahasiswa agar menjadi pribadi yang sukses, seperti harus memiliki kemandirian. Pasalnya karakter kemandirian menjadi hal fundamental yang wajib dimiliki oleh seorang mahasiswa yang bisa didapat dari pengalaman dan keadaan.
Tidak kalah penting harus memiliki kedewasaan. “Kedewasaan akan muncul kala anak-anak dilepas dan mencari solusi bersama lingkungan mereka,” kata Arcandra di hadapan para orangtua yang tergabung dalam IOM ITB.
Ketua Panitia Penerimaan Anggota Baru IOM ITB 2024, Yoni Dyah Lupiati, S.Si
Tidak kalah penting harus ikut berorganisasi, karena penting untuk melatih bekerja sama dalam tim dan belajar bertanggung jawab.
Kemudian para mahasiswa harus banyak membaca, pasalnya punya ilmu belum bisa disebut kompeten. Setelah punya ilmu harus punya skill atau keahlian.
“Menurut hemat saya sekolah tempat mencari ilmu, skill tidak. Skill harus terus diasah dan nantinya akan punya pengalaman,” kata Arcandra yang saat kuliah menikmati beasiswa dari IOM ITB.
Dia pun menceritakan saat bekerja di perusahaan Amerika Serikat, kata dia saat melamar kerja yang dicari bukan ijazah, tapi dilihat kriterianya, pertama memiliki kompetensi dan yang kedua amanah atau integritas.
IOM ITB: Moderator, D.Sc. (Tech) Imam Santoso, S.T., M.Phil., Dekan FTI, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., Ketua Umum IOM ITB, Hendro Setyanto, M.Si., dan Direktur Direktorat Kemahasiswaan ITB, D. Arch, G. P. Aditama, S.Sn., M.Sn
Maka kata Arcandra untuk menyiapkan generasi emas yang dibutuhkan harus memiliki kualifikasi. Di antaranya menyiapkan sedari awal kuliah.
Lanjutnya para mahasiswa harus meraih capaian yang luar biasa. “Kalau di balap mobil itu paling top menjadi pembalap F1. Ya itu harus bisa diraih (memiliki standar yang ada). Juga harus ke luar negeri (wawasan global),” kata Arcandra.
Ia pun berpesan kepada mahasiswa bahwa menatap masa depan bukan hanya melihat tantangan saja, tetapi juga melihat potensi di dalam diri.
Dengan demikian kata Arcandra orangtua harus memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk menjadi generasi emas itu harus mampu bersaing dan bertempur di luar sana.
IOM ITB: Pemberian piagam penghargaan kepada para narasumber
Sementara itu, Ketua Umum IOM ITB, Hendro Setyanto, M.Si mengatakan bahwa kegiatan ini tujuannya, agar para orangtua bisa saling bergandengan tangan, saling bersinergi dalam membantu mahasiswa, khususnya mahasiswa yang secara finansial membutuhkan bantuan.
Dia pun menegaskan bahwa selama kuliah, apabila ada mahasiswa yang terkendala dengan pembiayaan jangan khawatir, akan dibantu oleh IOM ITB, sampai selesai studi.
Saat disinggung terkait narasumber yang dihadirkan? Kata Hendro ingin menyiapkan generasi muda sebagai generasi emas di tahun 2045, nanti.
“Kita harus memiliki beberapa pilar nilai yang nanti semuanya bisa diajarkan ditransfer kepada mahasiswa yang sekarang memiliki karakter juara dan bisa berkompetisi secara global,” kata Hendro.
Ketua Umum IOM ITB memberikan piagam penghargaan kepada perwakilan orangtua mahasiswa
Lanjutnya sebagai orangtua harus “Tut Wuri Handayani”. “Dalam pengertian, orangtua harus bisa melepas anak-anak, kita memberikan dorongan di belakang. Jangan digandeng terus. Berikan kepercayaan agar mandiri,” kata Hendro.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Kegiatan Yoni Dyah Lupiati, S.Si., menjelaskan bahwa pembicara lainnya yang hadir adalah Direktur Direktorat Kemahasiswaan ITB, D. Arch, G. P. Aditama, S.Sn., M.Sn., Dekan FTI, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., Presiden KM-ITB, Fidella Marwa Humaida, dengan moderator D.Sc. (Tech) Imam Santoso, S.T., M.Phil.
Dijelaskan Yoni, bahwa Prof Brian dan Imam saat menjadi mahasiswa mendapatkan beasiswa dari IOM ITB.
Dia pun menjelaskan mengenai kegiatan ini, tujuannya yakni menyambut anggota baru IOM ITB, yang putra putrinya baru diterima di ITB. Di samping itu untuk merekatkan tali silaturahmi dan mensosialisasikan program-program IOM ITB dalam memberikan bantuan kepada mahasiswa.
Ketua Umum dan Pengurus IOM ITB berfoto bersama dengan Anggota Baru IOM ITB 2024
“Kami juga ingin mengumpulkan donasi sumbangan, iuran dari orangtua bersama-sama membantu mahasiswa.
“Nanti ke depan akan mengadakan pertemuan orangtua di setiap fakultas. Kemudian akan mengadakan webinar satiap fakultas juga, kemudian webinar mengenai bagaimana mahasiswa sekarang harus survive,” pungkas Yoni.
Sekedar diketahui dalam kegiatan ini pun memperkenalkan kanal komunikasi, media sosial Instagram, YouTube, serta laman IOM-ITB.id.
Laman IOM-ITB.id dilengkapi dengan fitur pendataan anggota, pengajuan bantuan dari mahasiswa, dan kesempatan berdonasi untuk seluruh masyarakat (IOM-ITB.id/donasi). Website ini menjadi identitas digital IOM-ITB. [SR]***