majalahsora.com, Kota Bandung – Dharma Wanita dan guru-guru MIPA termasuk perwakilan siswa SMAN 27 Kota Bandung mengikuti kegiatan workshop/pelatihan pembuatan sabun padat dan cair ramah lingkungan.
Ade Suryaman kepala SMAN 27 Kota Bandung mengatakan, bahwa setelah pelatihan tersebut akan ditindaklanjuti dengan mempraktekkan langsung kepada siswa nya.
Adapun pemanfaatan sabun tersebut diperuntukkan untuk mencuci tangan, disediakan pada wastafel yang ada di SMAN 27 kota Bandung.
“Pada masa pandemi ini kami memerlukan sabun yang cukup banyak,” kata Ade, di sela-sela kegiatan pelatihan, di SMAN 27, Jalan Utsman Bin Affan No 1, Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Selasa (26/10/2021) sore.
“Kami akan secara mandiri membuat sabun ramah lingkungan (secara masal) dengan memberdayakan SDM yang ada di SMAN 27, yakni siswa dan guru,” imbuhnya.
Rustini, S.Pd., (kanan) Guru Biologi sekaligus Ketua Pelaksana Workshop “Pembuatan Sabun Ramah Lingkungan”, kerjasama Guru MIPA SMAN 27 dan Tim Guru Kimia SMAN 10 Kota Bandung
Ia menambahkan bahwa sabun buatan guru SMAN 27, ramah lingkungan, karena dibuat dari bahan-bahan alami.
Begitu juga dengan sisa air buangan cuci tangan dari wastafel. Nantinya akan ditampung di tempat khusus. Airnya bisa digunakan untuk menyiram tanaman sebagai sumber nutrisi. Aman untuk tanaman, bunga dan buah.
Sementara itu Rustini, Guru Biologi yang juga ketua pelaksana kegiatan workshop menambahkan, pada kegiatan itu SMAN 27 Bandung bekerjasama dengan tim Guru Kimia SMAN 10 Kota Bandung yang menjadi narasumbernya.
Pada kegiatan itu ada empat kelompok, tiga kelompok membuat sabun cuci tangan cair dan satu kelompok membuat sabun padat untuk mandi.
Peserta kegiatan dibagi menjadi empat kelompok
“Hal tersebut juga untuk meningkatkan kemampuan kompetensi para guru. Kita mengundang guru fisika, kimia, biologi dan matematika SMAN 27 untuk menghasilkan sebuah karya sederhana, yakni sabun ramah lingkungan,” kata Rustini
Masih kata Rustini, pelatihan pembuatan sabun itu juga untuk memenuhi keperluan sabun cuci tangan di SMAN 27.
“Bapak dan Ibu guru yang ikut pelatihan kemudian mengajak kepada siswa. Tujuannya nanti akan mencuci tangan dengan sabun hasil karya para guru-guru,” kata Rustini.
“Setelah workshop ini kami akan menindaklanjuti dengan mempraktekkan langsung kepada siswa,” sambungnya.
Mengukur suhu
Pada kesempatan yang sama Wini Mandalalia Guru Kimia SMAN 10 yang menjadi narasumber, mengungkapkan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk sabun cair terdiri dari minyak kelapa/vco, gula pasir, gliserin, kembang sepatu, daun pandan. Sedangkan untuk sabun padat mandi, ditambah dengan bahan dasar madu.
“Karena ini memang ramah lingkungan sehingga tidak terlalu banyak zat kimia yang digunakan. Penggunaan daun pandan sebagai antioksidan juga bisa menghaluskan kulit,” kata Wini.
Ia menambahkan bahwa pengerjaannya bisa dilaksanakan selama satu jam dari awal sampai akhir.
Peserta sangat antusias
“Namun tidak bisa langsung digunakan, harus didiamkan kurang lebih selama 12 jam, baru setelah itu bisa digunakan,” kata Wini.
Ika Puspitawati, guru matematika yang turut serta mengatakan pada proses pembuatan sabun ada kaitannya dengan pelajaran matematika.
“Karena harus dihitung, seperti persentase, jumlah atau banyak sedikitnya bahan harus dihitung nggak bisa langsung campur,” kata Ika.
Etet Nia Irwati, S.Pd., Ketua Dharma Wanita SMAN 27 (kiri), sedang memperhatikan Dra. Wini Mandalalia, Guru Kimia SMAN 10 (jilbab merah muda) yang menjelaskan bahan alami pembuatan sabun cuci tangan cair
Begitu juga dengan Renky Maulani Guru Biologi, pada kegiatan itu ada kerjasama antara guru MIPA, termasuk biologi.
“Tentu saja karena biologi itu menyangkut mengenai mata pelajaran mahluk hidup, bahan alami kemudian ramah lingkungan. Di biologi dipelajari bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan dengan adanya sabun ramah lingkungan, menjaga kelestarian mahluk hidup,” kata Renky.
Sedangkan Sri Subandiyah Guru Fisika mengatakan, kaitannya dengan pelajaran fisika yaitu mengenai menimbang, mengukur suhu harus tepat menggunakan timbangan gram harus teliti.
Irma W Kurniati, Guru Kimia mengatakan, dari unsur kimia ada reaksi beberapa zat yang ada, manfaatnya sangat banyak.
Diketahui kegiatan pelatihan tersebut merupakan pembelajaran secara kolaboratif antara guru mata pelajaran melalui wadah MGMP MIPA, siswa serta Dharma Wanita Sub Unit SMAN 27 Kota Bandung. [SR]***