majalahsora.com, Kabupaten Bandung Barat – Istri Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sonya Fatmala bersama tim penggerak PKK, Bunda Genre dan BNN KBB berkunjung ke SMAN 1 Padalarang.
Tujuannya dalam rangka mensosialisasikan Gerakan PAAREDI atau “Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital”.
Dilaksanakan, pada hari Kamis (3/8/2023) di SMAN 1 Padalarang, Jalan Perum Babakan Loa Permai, Padalarang.
Sonya menjadi salah satu pematerinya. Di hadapan 432 siswa kelas XII, ia memotivasi yang hadir agar terhindar dari narkoba, pergaulan bebas dan lainnya.
Di acara ini penyampaian materinya dilakukan dengan cara yang santai dan menyenangkan. Sesekali diselingi nyanyi bersama.
Saat sesi tanya jawab
Saat memberikan keterangan kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar, Sonya mengatakan bahwa hal tersebut, merupakan edukasi dan salah satu antisipasi bagi generasi muda untuk membentengi hal negatif di era digital ini.
“Mereka harus bisa menyesuaikan diri, apalagi di masa-masa mereka puber, agar tidak melakukan hal-hal negatif,” kata Sonya.
Dalam kesempatan ini, pihaknya menggandeng BNN KBB, menjelaskan jenis-jenis dan bahaya penyalahgunaan narkoba, yang kini dijual dengan bebas apalagi harganya murah.
Harapan Sonya, mereka tidak terjerembab oleh orang bahkan teman yang menjerumuskan ke arah tersebut.
“Ditawari obat pusing padahal narkoba,” kata Sonya.
Kehangatan yang diberikan Istri Bupati Kabupaten Bandung Barat, membuat suasana ceria
Dengan penyampaian materi secara menyenangkan, diharapkan bisa tersampaikan secara jelas, terlebih hal ini untuk memujudkan Indonesia emas di tahun 2045.
“Semoga materi yang dijelaskan bisa bermanfaat,” kata Sonya.
Ia pun memberikan apresiasi kepada siswa SMAN 1 Padalarang, karena melihat semangat dan auranya.
“Saat bertemu dengan para remaja saya sangat senang melihat aura dan semangatnya. Walaupun tadi dengan kondisi capek, ngantuk dan lapar, tetap antusias terhadap materi yang kami berikan,” pungkasnya.
Berkenaan dengan acara PAAREDI ini, Dinis Ayu Agustina, siswa perempuan kelas XII mengatakan bahwa banyak manfaat yang ia dapatkan.
Tarian, dalam penyambutan Istri Bupati Kabupaten Bandung Barat
Dari pemahaman Dinis, untuk para Genre itu ada tiga hal penting yang harus dijauhi, yaitu sex bebas, narkoba dan pernikahan dini. Apalagi hal tersebut marak terjadi di era sekarang.
Di samping itu kata Dinis, para remaja juga tidak boleh saling membully atau melakukan perundungan.
Termasuk menjauhi narkoba, karena, sudah banyak menjerat para remaja.
“Untuk acara hari ini, sangat berkesan bagi saya, karena banyak pelajaran yang bisa saya ambil,” kata Dinis.
Saat ditanya cara mengaplikasikannya pada kehidupan nyata, kata Dinis dirinya harus pandai memilih teman bergaul.
Tampilan angklung, SMAN 1 Padalarang
“Saya bukan memilih-milih teman, tapi mencari teman untuk membawa saya ke arah yang lebih baik,” kata Dinis.
Saat ditanya adakah orang yang mengajak dirinya melakukan ketiga hal negatif yang ia sebutkan?
“Alhamdulillah tidak pernah. Semoga jangan ada,” jawab Dinis.
Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua OSIS SMAN 1 Padalarang, Sabar Ramdani menambahkan cukup banyak wawasan yang diperoleh.
“Di masa remaja ini rentan untuk melakukan hal negatif, kegiatan ini memberi arahan ke arah yang lebih positif lagi,” kata Sabar.
Antusias siswa SMAN 1 Padalarang di acara PAAREDI
“Tadi juga dari BNN membahas agar para remaja tidak menggunakan narkoba, karena bisa merusak otak, jadi gila bahkan kematian,” imbuhnya.
Menanggapi kegiatan ini, Kepala SMAN 1 Padalarang, Lina, ST., MT., sangat mengapresiasinya.
Pasalnya kata Lina, siswa SMAN XII yang mengikuti kegiatan ini bisa mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat, salah satunya mengenai bahaya dari penyalahgunaan narkoba dan zat aditif.
“Ternyata beredar bebas di masyarakat dan bisa ditebus tanpa resep dokter, sebagai obat penenang atau penstimulus,” kata Lina.
“Dari materi yang disampaikan anak-anak jadi tahu, apabila mengkonsumsinya akan membuat kerusakan otak secara permanen,” imbuhnya.
Kata Sabar dan Dinis, banyak manfaat dari kegiatan PAAREDI
Makanya kegiatan seperti ini perlu terus untuk digalakan kepada para remaja, sebagai filter dalam pergaulan.
Berikutnya kata Lina, penjelasan dari Bunda Genre, mengenai anti stunting dan bahaya pernikahan dini .
“Sebagai calon pemimpin di masa depan, punya rencana sehingga melahirkan orang-orang hebat di masa mendatang,” kata Lina.
“Saya berterima kasih dengan kegiatan ini. Apalagi Bu Sonya dengan gayanya yang fresh, memberikan materi dengan cara tidak menggurui dengan gaya bahasa yang disukai anak-anak,” imbuhnya.
Hal tesebut juga kata Lina, terlihat kala siswa SMAN 1 Padalarang berfoto dengan Istri Hengky Kurniawan, terpancar keceriaan di wajah mereka. [SR]***