majalahsora.com, Kab. Garut – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Bupati Garut Rudy Gunawan melaunching rehabilitasi hutan dan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk hulu, di kawasan lahan desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi, Garut, Rabu (22/11/2017).
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) untuk pemulihan DAS Cimanuk, pasca bencana banjir bandang tahun lalu dilakukan dengan tiga tahap yaitu penanaman pohon secara konvensional, penaburan benih melalui udara dan hutan rakyat agroforesty.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan, pihaknya terus konsisten melakukan upaya-upaya untuk RHL khususnya di kawasan hulu DAS Cimanuk.
“Hari ini dengan proses yang intensif dan melalui proses panjang akhirnya kita bisa konsisten melaksanakan upaya-upaya untuk melakukan rehabilitasi hutan dan lahan sesuai perintah Presiden Jokowi,” ungkapnya.
Menurutnya, RHL di kawasan tersebut bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam penanganan hulu sungai yang rusak.
“RHL ini bisa menjadi contoh yang baik, saya apresiasi untuk Jabar. Saat itu kita semua tahu bahwa Bapak Presiden juga bolak-balik ke Garut dan yang paling penting jajaran Pemprov Jabar dan Pemkab Garut gigih ke Jakarta untuk rapat-rapat tentang ini, jadi perjuangan kita luar biasa,” ujarnya.
Dalam kegiatan RHL ini dilakukan penanaman pohon secara konvensional seluas 1064 hektar di kawasan Perhutani dan 100 hektar di kawasan konservasi yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Penanaman tersebut menggunakan pola penanaman pengkayaan sebanyak 625 batang per hektar dan 1100 batang per hektar dengan jenis tanaman kayu-kayuan. Sedangkan untuk jenis buah-buahan antara lain tanaman alpulat, kayu manis, mangga dan pucung.
Kegiatan kedua yaitu RHL di area seeding atau penaburan 20 ribu butir benih dan 100 ball seeding dengan menggunakan helikopter di area milik Perhutani seluas 5400 hektar. Benih yang ditabur antara lain pinus, suren, lantorogung dan kaliandra merah.
Selain itu dilaksanakan pembangunan konservasi tanah dan air yang terdiri dari Dam penahan pengendali sedimen sebanyak 159 unit serta pembuatan Gully Plug sebanyak 275 unit. Diadakan pula kegiatan non fisik antara lain melaksanakan pendampingan, sosialisasi, bimbingan teknsi dan pengendalian. Perhutani juga menyediakan bibit produktif sebanyak 300 ribu batang jenis kayu-kayuan dan buah-buahan serta bibit permanen sebanyak 1 juta batang untuk wilayah garut.
Secara keseluruhan RHL ini melibatkan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 3300 orang yang tersebar di 8 kecamatan dan 27 desa di Garut.
“Pesan saya yang penting adalah sinergi pemerintah pusat dan daerah, yang kedua RHL ini kita lakukan untuk menahan erosi dan run off. Jangan lupa nanti diurus pohonnya. Saya juga berterima kasih bahwa Jabar sudah dan selalu dalam suasana ingin memelihara lingkungan, Jabar sudah terdepan di dalam penanganan lingkungan, ini mohon diteruskan,” ucap Siti.
Wagub Demiz menuturkan, DAS Cimanuk mengalir dari Garut ke Sumedang, Majalengka dan bermuara di Indramayu. Bahkan sungai ini menjadi sumber pemasok air waduk Jatigede.
Demiz meminta agar semua pihak untuk menjaga sungai Cimanuk agar kejadian banjir bandang tidak terulang lagi.
“Kita harus menjaga sungai ini jangan sampai terulang kembali seperti kejadian banjir bandang di Garut tahun 2016 lalu yang sangat mengejutkan,” tuturnya.
Pihaknya pun sudah sering mensosialisasikan kepada masyatakat gerakan 5T, yaitu tidak menebang pohon di hulu sungai, tidak membuang limbah industri ke sungai, tidak membuang sampah ke sungai, tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai dan tidak membuang kotoran hewan ke sungai.
“Sehingga betul-betul sungai kita terjaga karena air adalah sumber kehidupan tapi dia juga bisa jadi bencana kalau kita tidak pelihara dari hulu sungai ini dengan cara menaman pohon,” jelasnya.
Menurut Demiz RHL di hulu sungai Cimanuk merupakan salah satu langkah yang luar biasa dari Kementerian LHK dan perhatian yang sangat besar terhadap lingkungan di Jabar.
“Jadi ini harus kita kawal bukan hanya oleh Pemda saja tapi juga oleh seluruh masyarakat di sepanjang DAS Cimanuk jangan sampai terjadi lagi bencana seperti tahun lalu,” kata Demiz.
Ia juga mengharapkan kepada para ulama khususnya di Garut agar dalam setiap ceramah atau khutbah nya mengangkat tema tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dari kacamata agama Islam.
“Selain secara fisik kita melakukan kegiatan tapi juga secara spiritual ada sebuah pencerahan bagi masyarakat khususnya umat islam yang sangat besar di Jabar ini,” ujarnya.
Sementara Bupati Garut Rudy Gunawan berharap, kegiatan RHL ini tidak semata-mata dilakukan karena ada bencana tetapi harus dilakukan secara terus-menerus.
“Ini jangan hanya karena ada bencana Cimanuk tapi lingkungan ini memang harus kita pelihara dari hari ke hari, ujarnya.
Rudy mengatakan, Garut telah mendapatkan peringatan dari BMKG bahwa ada 16 kecamatan yang berpotensi banjir bandang.
“Kemungkinan ada 16 Kecamatan yang berpotensi banjir bandang yang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak bisa menyerap air sehingga air dengan deras akan turun ke perkotaan yang ada di bawahnya,” kata Rudy. [SR]***