Drs. H. Wahyu Iskandar, M. M. Pd Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar & Revi Lantika, Ketua HMA Jabar
majalahsora.com, Kota Bandung – Minggu 1 Juli 2018, Grand Final Top Model Batik se-Jabar, sukses digelar oleh HMA (Himpunan Model Agensi) Jabar, yang diketuai oleh Revi Lantika, berlangsung di Krakatau Ballroom, Hotel Horison Bandung.
Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari Grand Launching HMA Jabar, selain menggelar Grand Final Top Model Batik, ada juga kegiatan lainnya, di antaranya Grand Final Top Foto Model Icon HMA 2018, Grand Final Putri Bunga by Jimmy’s Enterprise, Fashion Show model dekade tahun 80-an, 90-an dan 2000, serta event lainnya.
Revi lantika bersama para sponsor pendukung
Disela-sela kegiatan Revi mengatakan sangat bangga akan gelaran yang diadakan oleh HMA tersebut. “Alhamdulillah antusias para peserta sangat besar. Diikuti oleh peserta dari 25 kota/kab di Jawa Barat bahkan ada yang dari Banten. Tercatat ada 700 peserta, setelah audisi, hari ini ada 250 finalis yang tampil di catwalk, dari mulai usia 3 tahun sampai 20 tahunan,” terangnya, Minggu (1/7/2018) malam.
Kegiatan yang diselenggarakan dari pagi hingga malam hari tersebut, menyedot animo masyarakat yang luar biasa, bahkan sampai penghujung kegiatan para peserta dan penonton tidak beranjak dari ruangan yang penuh sesak.
Sandy Harun, model nasional kenamaan yang menjadi juri model HMA Jabar
Revi pun, mengucapkan terima kasih kepada para agensi yang tergabung di HMA, atas dukungan pada gelaran Grand Launching HMA. “Saya ucapkan terima kasih kepada agensi yang telah mendukung kegiatan ini,” katanya.
Gelaran HMA tersebut memperebutkan hadiah uang tunai, dengan total nominal Rp 25 juta, tropi, piagam penghargaan, produk dari sponsor serta piala bergilir dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat.
Agensi model yang tergabung dalam HMA
Saat ditanya oleh awak media mengenai alasan mengadakan Top Model Batik, Revi memaparkan bahwa pihaknya ingin memajukan dunia batik di Jawa Barat, khususnya, sebagai upaya memelihara dan mengembangkan kemajuan batik di Jabar.
“Memang masih ada beberapa peserta yang memakai batik dari luar Jabar. Namun ke depan para peserta wajib memakai batik khas Jabar. Di kita (Jabar) itu kaya ragam dan corak batik. Setiap daerah memiliki ciri khas, seperti Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Bandung, Cimahi, dan daerah lainnya,” jelas Revi.
Fashion show model dekade 80, 90 dan tahun 2000
Pada kegiatan tersebut pun hadir perwakilan dari Disparbud Jabar, Wahyu selaku Kepala Bidang Kebudayaan, Iwa, Ketua Kadin Kota Bandung, para desainer ternama Kota Bandung, model kenamaan Kota Bandung, dan tamu undangan lainnya.
Untuk penjurian lombanya, dinilai oleh sembilan juri termasuk Sandy Harun, model kenamaan nasional. Dinilai secara tertutup serta tidak ada intervensi dari pihak manapun. “Semua penilaian murni dari juri. Dipilih 50 pemenang untuk semua kategori lomba,” imbuhnya.
Shakira saat memeragakan busana karya Harri Safiari
Sandy Harun, yang berhasil diwawancara insan pers, memuji kegiatan yang digelar HMA, dirinya sangat kagum. “Luar biasa ini event HMA. Bisa menjaring calon-calon model Jabar. Selama vakum di dunia model saya baru melihat lagi ada gelaran modeling sebesar ini. Ternyata di Jabar banyak bibit-bibit model yang bagus. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih sukses lagi,” kata Sandy.
Sementara itu, sebagai ketua HMA ke depan Revi akan berkeliling Jabar dalam upaya mengaudisi pesertanya. “Untuk tahun ini kami hanya mengaudisi di Kota Bandung. Insya Alloh tahun depan akan berkeliling ke daerah-daerah untuk melihat bibit model yang ada. Termasuk dalam menidentifikasi ciri batik di tiap daerah. Sehingga nanti akan saling kerjasama antara pengrajin batik dan model. Hal itu bisa menumbuhkan dan meningkatkan ekonomi pebatik juga,” ujar Revi.
Shakira, siswa SMAN 10 Kota Bandung yang dikepalai oleh Drs. Ade Suryaman, M.M., berhasil jadi juara ke-3 Top Model Batik se-Jabar tahun 2018
Lebih lanjut dirinya pun berharap agar pihaknya didukung penuh oleh pemerintah. “Ke depan penyelenggaraannya meski di dukung oleh pemerintah, karena memerlukan pendanaan yang tidak sedikit. Tadi Drs. H. Wahyu Iskandar, M. M. Pd., Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar, untuk penyelenggaraan tahun depan, insya Alloh akan membantunya,” pungkasnya [SR]***