Rodyana, M.M., Kepala SMAN 7 Kota Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Sekolah di Jawa Barat khususnya SMA kini gencar mewujudkan gerakan literasi kepada warganya, khususnya siswa. Arti literasi sendiri dari informasi yang didapat majalahsora.com adalah kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis.
Sedangkan budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh SMAN 7 Kota Bandung. Dalam upaya mendukung gerakan litersi, pihaknya membuat pojok-pojok literasi di kampusnya, yang berada di Jl. Lengkong Kecil No.53, Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong. Dengan menyediakan ratusan bahkan ribuan ragam buku bacaan non pelajaran, seperti agama, sastra, teknologi, filsafat, majalah, motivasi, dan lainnya.
Yulianti Aslami, Guru Bahasa Indonesia SMAN 7 Kota Bandung
Rodyana, Kepala SMAN 7 Kota Bandung menjelaskan bahwa literasi di sekolahnya bukan hanya membaca saja tetapi literasi dalam kemampuan menulis juga. Untuk itu pihaknya ingin memberikan sarana untuk siswanya yang memiliki potensi menulis.
“Siswa kami diberikan wadah melalui Guru Bahasa Indonesianya, salah satunya dengan membuat karya tulis berupa kumpulan puisi dari seluruh siswa kelas X,” kata Rodiyana, belum lama ini, di ruang kerjanya.
Lebih lanjut, dirinya menerangkan bahwa puisi tersebut kemudian dibukukan. “Ini merupakan komitmen kami dalam mengangkat gerakan literasi,” sambungnya.
Untuk pembiasaan literasi sehari-hari di SMAN 7 Kota Bandung sendiri, setiap pukul 06.30, sebelum belajar siswanya terbiasa membaca buku bacaan. Selain membaca buku juga membaca kitab suci, bagi muslim membaca Al Quran.
“Di samping itu, kami sudah sediakan buku-buku yang ada di pojok baca, untuk dibaca. Idealnya mungkin jumlah buku dan judulnya semakin ke sini semakin bertambah. Alhamdulillah kalau jumlahnya tetap, namun pada kenyataannya malah berkurang. Kami sih berkhusnudzon, mudah-mudahan buku yang tidak dikembalikan di pojok baca dibaca, dan bermanfaat,” ujar mantan Kepala SMAN 11 Kota Bandung.
Berkaitan dengan dibuatnya buku kumpulan puisi dari siswa-siswi SMAN 7 Kota Bandung yang terbit awal Mei 2018, idenya datang dari Bu Yuli, Guru Bahasa Indonesia. Ia pun menjelaskan kenapa hanya melibatkan kelas X, karena umumnya siswa kelas X masih mudah diatur dan diarahkan.
Buku Dalam Lirik Antologi Puisi Siswa dan Guru SMAN 7 Kota Bandung
Selain itu mendapat dukungan dari semua pihak, baik sekolah, guru, siswa bahkan orang tuanya. “Ya tentu saja dalam membuat buku itu memerlukan pemikiran, tenaga dan tidak terlepas dari pendanaan untuk penerbitan bukunya. Alhamdulillah semua pihak mendukung,” katannya.
Ke depannya seluruh karya siswa baik dalam bentuk sastra teknologi atau lainnya, sebaiknya didokumentasikan. “Saya yakin kalau kita pandai menggali kemampuan siswa, maka akan hadir karya-karya tulis lainnya,” terang Rodiyana.
Sementara itu Yuli, Guru Bahasa Indonesia SMAN 7 mengatakan, bahwa kegiatan menulis itu merupakan salah satu kompetensi dasar dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Karena ada materi mengenai pendalaman puisi, dalam bentuk tulisan, musikalisasi, dan lainnya.
Dua buku karya siswa dan guru SMAN 7 Kota Bandung
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, bahwa sebagai guru selalu memberikan tugas-tugas kepada siswanya, khususnya menulis puisi. Namun baru tugas dalam bentuk lembaran kertas, baik ditulis/diprint, kemudian dikumpulkan, lalu dijilid.
“Setiap tahun kami suka menjilid hasil karya siswa kami. Untuk mempublikasikan karya puisi sendiri sekarang sih mudah, bisa kita share di media sosial, seperti FB, WA, line, dan sebagainya. Tetapi untuk kebutuhan sebagai guru harus ada dalam bentuk fisik, apalagi untuk memenuhi kebutuhan akreditasi,” terangnya.
Rodyana, Kepala SMAN 7 Kota Bandung, sangat mendukung kegiatan literasi di kampusnya
Akhir-akhir ini di komunitas guru bahasa Indonesia, sastrawan, ada peluang untuk membukukan karya siswa. Komunitas-komunitas tersebut menawarkan agar karya siswa, khususnya siswa SMAN 7 Kota Bandung dipublikasikan dan diterbitkan dalam penerbitan buku. “Karena untuk dibukukan sekarang lebih mudah dan lebih praktis,” kata Yuli.
Momentum terbitnya buku antologi puisi siswanya, tidak terlepas dari kegiatan Gebyar Bulan Bahasa di SMAN 7 Kota Bandung tahun ini, pihak sekolah adakan pelatihan menulis untuk siswa. Dilatih pada pelatihan dan workshop oleh Dodi Ahmad Fauzi yang dikenal dengan panggilan Berto, salah satu sastrawan Kota Bandung.
Kata Yuli, sebelumnya, siswa kelas X telah diberi materi puisi sejak bulan Januari 2018. Setelah melawati berbagai proses, pengumpulan hasil karya puisi dan editing, maka terbitlah buku Dalam Lirik Antologi Puisi Siswa SMAN 7 Bandung. Rencananya dicetak sebanyak 300 eksemplar.
Berisi 120 an puisi karya siswa dan guru SMAN 7 Kota Bandung. Ada hal istimewa, dalam penerbitan buku tersebut, karena Elih Sudiapermana, Kadisdik Kota Bandung memberikan testimoninya langsung. “Alhamdulillah Pak Elih memberikan sambutan positif atas terbitnya buku tersebut,” ujar Yuli.
Nabila, kelas X MIPA 4, karyanya dimuat dalam buku antologi puisi siswa SMAN 7 Kota Bandung
Selain siswanya, Yuli sebagai guru dan guru bahasa Indonesia lainnya pun telah menulis dan diterbitkan dalam buku Pantun NKRI Nusantara Berkisah. “Alhamdulillah saya sebagai guru pun harus memberikan contoh, menulis pantun dalam buku Pantun NKRI Nusantara Berkisah, diterbitkan oleh penerbit Situ Seni. Merupakan kumpulan antologi pantun karya guru dari Sabang sampai Merauke. “Di launching saat Hardiknas Kota Bandung, oleh Kadisdik Kota Bandung, Pak Elih Sudiapermana, di Balai Kota Bandung, tanggal 12 Mei 2018, lalu,” katanya.
Menurut Yuli, pembelajaran sastra itu memanusiakan manusia serta jiwanya. Selain itu sejalan dengan program pemerintah, dalam mendukung kurikulum 13. Di mana ada pembelajaran pengembangan karakter. Siswa lebih terbentuk dalam mengekpresikan perasan dengan hal positif. Wawasan mereka pun akan terus bertambah dari literasi yang lainnya.
Majalahsora.com pun berhasil mewawancarai Nabila salah satu siswa, yang karyanya bisa masuk dalam buku ‘Dalam Lirik Antologi Puisi Siswa SMAN 7 Bandung’. Dirinya menuturkan sangat senang karyanya bisa dimuat di buku tersebut. “Tidak semua karya siswa masuk. Katanya ada 300 an karya, tapi yang memenuhi syarat untuk dibukukan hanaa ada 100 an. Untuk dana penerbitan bukunya, setiap siswa rereongan Rp. 50 ribu. Dan setiap siswa mendapat 1 eks. Bukunya bisa menjadi kenang-kenangan kelak saya sudah dewasa,” tuturnya. [SR]***