majalahsora.com, Kota Bandung – Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober, diperingati di SMAN 3 Kota Bandung dengan meriah. Mengusung tema Berbatik, Berbakti Pada Negeri.
Di sekolah yang dipimpin Yeni Gantini itu menggelar berbagai macam lomba, seperti lomba desain batik, peragaan busana, lomba menghias kelas serta lomba poto ceria kelas dengan wali kelasnya bertemakan batik.
Keceriaan semakin terasa tatkala lomba peragaan busana, di mana perwakilan kelas X-XI berlenggak-lenggok di atas panggung dengan percaya diri.
Yeni Gantini Kepala SMAN 3 Kota Bandung
Tak kalah dengan siswanya para guru pun ikut memeragakan busana batik yang dikenakannya, menambah keceriaan.
Perlu diketahui Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional di Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Aan, Wakasek Kesiswaan
Maka dari itu dalam peringatan Hari Batik Nasional ke-10 tahun, SMAN 3 Kota Bandung mengadakan berbagai lomba tersebut, sebagai upaya menanamkan kecintaan para
pelajar terhadap batik.
“Kami ingin siswa SMAN 3 mengetahui bahwa batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Dipandang sebagai warisan budaya manusia non benda. Atas dasar itu kami ingin siswa kami mengetahui serta merasa bangga dengan memakai batik,” kata Yeni, Rabu (2/10/2019) di ruang kerjanya.
Sapto Wakasek Humas
“Batik salah satu kebanggaan Indonesia, dunia mengakui indahnya macam-macam corak batik yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Kenapa harus bangga, karena menurut Yeni batik pernah diakui oleh “Negeri Jiran” Malaysia sebagai produk budaya mereka. Tetapi dengan perjuangan bangsa dan pemerintah Indonesia, tanggal 2 Oktober 2009 lalu, akhirnya UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya asli Indonesia.
Lebih lanjut terkait lomba yang diadakan di SMAN 3 kata Yeni, ada 20 pasang dari 20 kelas (X-XI) yang mengikuti lomba peragaan busananya.
Antusias penonton peragaan busana
“Untuk siswa kelas XII tidak mengikuti lomba fashion show, karena mereka sedang melakukan psikotes. Namun tetap mengenakan batik dan ikut lomba foto ceria bersama wali kelasnya,” kata Yeni.
Sedangkan untuk lomba desain batik hasil karya terbaiknya akan dipakai sebagai batik yang akan dikenakan oleh siswa SMAN 3 Bandung.
Berbatik ria menambah keceriaan
“Selama ini batik yang dipakai siswa SMAN 3 Kota Bandung merupakan hasil karya siswa kami. Nanti desainnya mau diganti lagi, sekarang sedang diadakan lomba desain. Hasilnya tidak kalah dengan para ahli membatik,” katanya.
Sebagai kehormatan, pihak sekolah mendaulat Yeni sebagai salah satu jurinya.
Sementara itu Aan Kesiswaan SMAN 3 Kota Bandung, menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan itu mengikuti surat instruksi dari Kemendikbud.
Een Kasubag Tata Usaha (Kedua dari kanan)
“Alhamdulillah meskipun mepet waktunya, acara memperingati Hari Batik Nasional di SMAN 3, tetap terselenggara dengan baik dengan menyusun kepanitiaan secepat mungkin,” kata Aan, usai kegiatan.
Pada peringatan itu semua siswa SMAN 3 Kota Bandung yang berjumlah sekitar 1031 siswa kompak mengenakan batik. Begitu juga dengan guru, tata usaha dan karyawannya.
Sebagai Wakasek Kesiswaan Aan mengatakan bahwa dengan peringatan Hari Batik Nasional pihaknya ingin memupuk rasa cinta siswanya terhadap bangsanya, salah satunya dengan mencintai mengenakan batik.
Peragaan busana siswa
Senada dengan Yeni, Aan pun menjelaskan bahwa sejak tahun 2006 desain batik hasil karya siswanya belum diganti lagi.
Maka dari itu dari hasil lomba desain batik di sekolahnya akan dipilih lagi desain terbaik untuk batik siswa SMAN 3 Kota Bandung ke depan.
“Inti dari semua rangkaian acara peringatan Hari Batik Nasional di SMAN 3 yaitu siswa kami mencintai batik dengan semua berbatik tidak lupa berbakti kepada negeri,” paparnya.
Peragaan busana guru dengan gayanya
Pada kesempatan yang sama Sapto Wakasek Humas SMAN 3 menjelaskan bahwa pelaksanaan Hari Batik Nasional di sekolahnya sesuai dengan petunjuk dari surat edaran yang disampaikan oleh Kemedikbud dengan Nomor. 110505/A.A6.2/TIJ/2019, tentang peringatan hari batik tahun ini.
“Menerjemahkannya sebagai peringatan Hari Batik Nasional yang ke -10 tahun,” katanya.
Olive dan Raphael peserta peragaan busana batik, mengenakan batik Pekalongan
Dari surat edaran itu, menurut Sapto disampaikan tiga instruksi serta imbauan agar sekolah di seluruh Indonesia mengenalkan pakaian batik, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mempromosikan batik, pameran, peragaan busana, teknik membatik dengan canting serta menghias gedung dengan nuansa batik.
Hal itu dimulai dari tanggal 30 September – 5 Oktober 2019.
Antusias para siswa SMAN 3 di Hari Batik Nasional
Di SMAN 3 Kota Bandung sendiri puncak acaranya disepakati saat momen peringatan Hari Batik Nasional yang diselenggarakan Rabu 2 Oktober 2019.
Desain batik salah satu peserta lomba
“Dari surat itu diterjemahkan Hari Batik Nasional untuk mewarnai situasi saat ini dikalangan pelajar (banyak aksi demo). Di mana dalam kondisi prilaku kejiwaan yang bergejolak dalam jiwa. Dikhawatirkan pengaruh-pengaruh tersebut bisa memecah persatuan,” katanya
Dengan Hari Batik Nasional kata Sapto, diharapkan sebagai pemersatu serta menumbuh kembangkan kecintaan terhadap budaya bangsa, Berbatik, Berbakti Terhadap Negeri. [SR]***