majalahsora.com, Kabupaten Bandung Barat – Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu (daerah) Internasional setiap tanggal 21 Februari, majalahsora.com sengaja mengunjungi beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat, di antaranya untuk melihat langsung di lapangan mengenai penggunaan dan pengajaran bahasa Sunda.
Termasuk di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, yang ada dibawah naungan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI yang dipimpin oleh Ester Miori.
Penutur bahasa Sunda di SMAN 1 Cisarua bisa dikatakan menggembirakan. Karena tidak sedikit siswanya yang masih berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda.
Meskipun mereka masih perlu bimbingan guru bahasa Sundanya. Terutama untuk meningkatkan jumlah kosa-kata, lentong dan lainnya.
Novy Chofyja Kesiswaan SMAN 1 Cisarua KBB (Poto)
Sedangkan untuk pengajaran bahasa Sunda di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, diajarkan kepada semua tingkat, yaitu kelas X, XI dan XII. Dalam seminggu, pelajaran bahasa Sunda diajarkan selama dua jam pelajaran dan ada ujian sekolahnya.
Masih terkait dengan peringatan Hari Bahasa Ibu (daerah) Internasional, SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat menggelar kegiatan pasanggiri mojang jajaka, yang berlangsung19 Februari 2020.
Pada ajang itu ada beberapa kriteria, seperti mojang jajaka pinilih, nonoman motekar, nonoman mimitran, fotogenik serta kriteria nonoman kameumeut. Para pesertanya pun harus berbahasa Sunda.
Pada kegiatan lainnya siswa siswi di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat disarankan untuk berbicara dalam bahasa Sunda.
Ambu Tatin, Guru Basa Sunda SMAN 1 Cisarua KBB (Poto)
Di samping itu setahun satu kali siswa SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, melakukan pembelajaran di luar sekolah, dengan menyaksikan pertunjukan The Longser. Mereka memberikan apresiasi pada pertunjukannya, karena di dalamnya ada unsur bahasa, sastra Sunda serta menambah wawasan kesenian Sunda.
Novy Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat mengatakan dengan menjunjung bahasa dan budaya Sunda maka akan mengangkat derajat bangsa.
Bentuk dukungan lainnya, memasang spanduk mengenai peringatan Hari Bahasa Ibu (daerah) Internasional. Hal itu sesuai dengan surat edaran dari Disdik Jabar.
Sebelumya Kadisdik Jabar Dewi Sartika, telah memberikan surat edaran.
Lina Wakasek Sapras SMAN 1 Cisarua KBB (Poto)
Surat edaran Nomor: 003.3/2407 -Set.Disdik, ditandatangani langsung oleh Kadisdik Jabar.
Isinya menghimbau para siswa dan guru menggunakan pakaian daerah dan mengutamakan penggunaan bahasa daerah yang ada di 27 kabupaten/kota.
Berikutnya memasang spanduk/banner yang mendukung peringatan Hari Bahasa Daerah. Termasuk melaksanakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan apresiasi terhadap bahasa daerah di Jabar (Sunda, Betawi dan Cirebon).
“Kami berharap agar bahasa Sunda menjadi bahasa yang dipakai sehari-hari oleh semua lapisan masyarakat, khususnya di Jawa Barat,” kata Novy, Jum’at (21/2/2020).
Safira siswa kelas XII (Poto)
Senada dengan Novi, Tatin Guru Bahasa Sunda SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, berharap para nonoman/pemuda agar menggunakan bahasa Sunda di kehidupan sehari-harinya.
“Jangan hanya dijadikan pajangan. Basa teh ciciren bangsa, “kata Ambu Tatin sapaan akrabnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa bahasa Sunda sebagai bahasa utama untuk berkomunikasi sehari-hari (di tanah Sunda), baik itu di rumah, ataupun di sekolah, khususnya diaplikasikan pada hari Rabu yaitu program Rebo Nyunda.
“Mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh kita saat ini dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu internasional, menjadi pengingat. Sangkan urang teu lali teu geusan ngajadi, sepatutnya kita memelihara bahasa Sunda yang ada di tanah Pasundan, termasuk budayanya,” imbuhnya yang juga ketua MGMP Basa Sunda KBB.
Indri siswa kelas XII (Poto)
Ia pun sangat bangga karena sekolahnya masih mengajarkan atau memberikan jam pelajaran Bahasa Sunda yang layak. Hal itu tidak terlepas dari dukungan Tuti Kurniawati Kepala Sekolahnya, wakasek kurikulum dan Wakasek lainnya.
Majalahsora.com pun berhasil mewawancarai Safira dan Indri siswa kelas XII SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, menurut mereka dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu (daerah) Internasional Bahasa Sunda bisa membuat penuturnya menjadi lemah lembut santun.
Menurutnya memelihara atau menjaga bahasa Sunda itu penting sekali karena didalamnya terdapat filosofi luhung.
Mengenakan Kabaya Sunda (Poto)
Saat ditanya mengenai pembelajaran bahasa Sunda di sekolahnya mereka menjawab sangat menarik apalagi belajar dengan Ambu Tatin.
Mereka pun berpesan agar para nonoman di tanah Sunda tidak melupakan bahasa Sunda, dipakai untuk komunikasi sehari-hari.
“Jangan sampai tidak dipakai,” kata Safira dan Indri. [SR]***