majalahsora.com, Kota Bandung – Istilah bantuan pemerintah terhadap masyarakat ekonomi keluarga tidak mampu (EKTM) bagi siswa yang bersekolah, harus diganti.
Pasalnya hal tersebut akan melemahkan mental masyarakat, buntutnya akan merasa terus kekurangan secara ekonomi, sehingga dikhawatirkan akan sulit untuk merubah mental ke arah perubahan yang lebih baik.
Pandangan itu diutarakan langsung oleh Kepala SMK Widya Dirgantara Kota Bandung, Yayat Supriyatna, S.Pd., M.M., kepada awak media majalahsora.com, di ruang kerjanya, Jalan Bojong Raya No 114, pada hari Selasa (9/1/2024).
Hal ini ada juga kolerasinya dengan bantuan dari pemerintah Kota Bandung, terhadap siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP) yang digelontorkan setiap tahun oleh Pemerintah Kota Bandung.
Yayat yang merupakan Korwil K3S SMK wilayah Bandung Barat pun mengatakan istilahnya lebih tepat disebut beasiswa pendidikan. Apalagi peruntukannya hampir sama, yakni membantu masyarakat dalam pembiayaan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa.
Yayat pun menegaskan bahwa bantuan-bantuan yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat (BOS), Provinsi Jabar (BPMU dan EKTM) dan Kota Bandung (RMP) masih sangat diperlukan oleh masyarakat dan kemajuan sekolah.
Tidak kalah penting kata Yayat, peran orangtua, harus berperan aktif, dalam mendukung pembiayaan sekolah. Apalagi target kurikulum dari Kemendikbudristek, ongkosnya cukup besar. [SR]***