majalahsora.com, Kota Bandung – SDS Dian Kencana Kota Bandung yang berada di Jalan BKR No.167, Kelurahan Cigereleng, Kecamatan Regol, akhirnya bisa melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Senin 14 Juni 2021.
Sekolah yang dipimpin oleh Marlina Widiastuti itu termasuk sekolah di Kota Bandung yang melangsungkan uji coba PTM secara terbatas. Diketahui ada sekitar 237 sekolah negeri swasta dari semua jenjang yang mengikuti uji coba itu.
“Hampir satu tahun setengah belum bisa melakukan PTM, karena pandemi. Alhamdulillah pengurus yayasan, guru dan tenaga kependidikan SDS Dian Kencana yang berjumlah 34 orang 100% sudah tuntas divaksin (dua kali divaksin), sehingga sekarang kami bisa melaksanakan PTM terbatas,” kata Lina, sapaan Kepala SDS Dian Kencana, Senin (14/6/2021).
“Oleh Disdik Kota Bandung diberi waktu mengadakan uji coba PTM terbatas selama dua minggu, sampai tanggal 18 Juni 2021. Namun kami hanya melaksanakan PTM terbatas di minggu kedua, selama tiga hari dari tanggal 14-16 Juni 2021,” imbuhnya.
Alasan SDS Dian Kencana tidak mengadakan PTM terbatas di minggu pertama, tanggal 7 Juni 2021, dikarenakan siswa SDS Dian Kencana sedang mengikuti penilaian akhir tahun (PAT).
Marlina Widiastuti, Kepala SDS Dian Kencana, Kota Bandung
Sebelum melakukan uji coba PTM terbatas, sekolah yang dipimpinnya, juga telah melakukan berbagai persiapan dan tahapan. Di antaranya ijin dari Satgas Kecamatan Regol, termasuk persetujuan dari orangtua siswa.
“Dari 403 orangtua siswa, ada sekitar 320 orang yang mengijinkan anaknya mengikuti PTM. Hal tersebut merupakan hasil dari pengisian angket. Setelah itu melakukan tracking kesehatan kepada para siswa kami,” kata Lina.
Sedangkan dari sisi sapras, telah menyiapkan sarana prasara pendukung protokol kesehatan, seperti menyediakan wastafel dan sabun cuci tangan, ruang isolasi, tabung oksigen, apd, hand sanitizer serta lainnya.
Saat pelaksanaan tim satgas SDS Dian Kencana mengecek suhu tubuh para siswa, mangatur alur masuk ke kelas, begitu juga saat pulang sekolah, mengatur jarak duduk.
Di samping itu, siswanya juga diharuskan memakai masker, faceshield, membawa hand sanitizer, membawa bekal dari rumah masing-masing dan lainnya.
“Ada delapan ruang kelas yang kami gunakan untuk uji coba ini, perkelas diisi oleh lima orang siswa. Jadi totalnya satu hari ada 40 siswa yang melakukan PTM terbatas. Pada hari pertama kelas lima dan empat, di hari kedua kelas tiga dan dua, dihari terakhir hanya kelas satu,” kata Lina.
Sedangkan untuk lama belajarnya hanya dua jam dan dibagi menjadi dua sesi. Untuk sesi pertama dari pukul 07.30-09.30, berikutnya sesi kedua pukul 08.00-10.00. Saat istirahat siswanya harus membawa bekal dari rumahnya masng-masing dan tidak boleh ke luar dari kelas.
Adapun materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas, mengenai adaptasi kebiasaan baru (AKB). Tujuannya agar para siswa lebih paham, apabila pembelajaran tatap muka betul-betul dibuka kembali di sekolah.
“Jadi nantinya siswa kami sudah tahu bagiamana masuk ke sekolah, di dalam kelas, saat dengan teman, begitu juga dengan guru harus seperti apa. Selama di sekolah mereka tidak boleh ke luar kelas, kecuali saat ke kamar mandi, itupun diantar oleh tim satgas kami. Kebetulan tim satgas kami telah dibina oleh Puskesmas Muhammad Ramdan. Kami juga di kewilayahan dipantau oleh Koramil Kecamatan Regol dan Lengkong termasuk Babinsa juga Linmas Regol. Intinya kami mengenalkan adaptasi baru di sekolah untuk semua jenjang,” kata Lina.
Saat ditanya apakah siswanya ada perubahan karena tidak belajar di sekolah sekian lama, dirinya tidak memungkiri bahwa secara mental ada perubahan. Di antaranya ada yang mudah marah, merasa jenuh karena selama ini belajar di rumah.
Di samping menerapkan prokes ke siswa, juga berlaku bagi orangtua/wali, saat mengantar putra-putrinya ke sekolah.
Di antaranya mereka hanya diperbolehkan berhenti di depan sekolah, sedangkan saat menjemput bisa masuk ke area parkir.
“Sudah kami antisipasi agar tidak ada kerumanan,” kata Lina.
“Mudah-mudahan PTM tahap pertama bisa berjalan dengan baik dan tidak ada yang terpapar, sehingga PTM di tahun ajaran baru 2021-2022, benar-benar bisa terealisasi. PTM terbatas tapi jumlah siswanya akan bertambah. Meskipun tidak dipungkiri sekarang di Kota Bandung kasus COVID kembali melonjak. Semoga terus membaik keadaannya,” pungkas Lina.
Sementara itu salah satu siswa kelas IV, Ghania mengungkapkan rasa senangnya, karena dirinya bisa bersekolah kembali, meskipun hanya dalam uji coba PTM terbatas.
Ghania juga merasa senang bisa bertemu kembali dengan teman-temannya termasuk Ibu Bapak gurunya.
Dirinya berpesan agar teman-temanya tetap menjaga kesehatan.
“Buat teman-teman yang belum bisa mengikuti PTM , kalau ke luar rumah harus pakai masker dan jaga kesehatan,” kata Ghania. [SR]***