majalahsora, Kota Bandung – Gubernur Ridwan Kamil menyatakan Jawa Barat memiliki senjata ampuh untuk melawan hoaks dan bertahan di era perang informasi.
Senjata ampuh itu adalah budaya Sunda warisan leluhur yang jika dipergunakan akan membentuk masyarakat yang tangguh dan tidak mudah terpecah belah.
“Budaya Sunda ‘hade goreng ku basa’, ‘silih asih asuh’, apapun masalahnya bisa diselesaikan dengan ngobrol,” ujar Gubernur dalam Forum Silaturahim Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dengan Ormas, LSM, Komunitas, dan Tokoh Masyarakat, di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Sabtu (27/4/2019).
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menyebut, kondusivitas sebagai benteng persatuan yang jadi fondasi bangsa. Sementara tantangan saat ini adalah hoaks dan perang informasi. Penyebaran informasi yang menyesatkan, menurutnya, dapat berdampak buruh kepada perekonomian regional.
“Rasa kondusivitas harga mati! Harga mahal! Masyarakat harus tangguh menghadapi perang informasi,” kata Emil
Pertemuan Forkopimda dengan elemen masyarakat banyak membahas situsasi terkini Jawa Barat pascapencoblosan presiden dan legislatif.
Hadir Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Pangdam III/ Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono. Sementara dari unsur masyarakat hadir sebanyak 310 undangan yang berasal dari 28 ormas, 25 LSM, 15 komunitas, dan 8 paguyuban/paguron di Jawa Barat.
Emil mengajak semua elemen masyarakat agar menyampaikan pesan- pesan damai dan sejuk sebagai upaya menciptakan Jawa Barat sebagai provinsi terkondusif di Indonesia.
“Jawa Barat banyak sekali peluang ekonomi dan potensi sumber daya manusia atau alamnya. Maka mari kita wujudkan Jabar Juara sama- sama, juga dengan manjaga kondusivitas,” katanya.
Sementara itu Pangdam III/ Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono menuturkan, hari pencoblosan presiden dan legislatif telah lama berlalu, maka sudah saat ada rekonsilisasi dari pihak yang berseberangan.
“Pilihan boleh beda. Kita semua yang ada disini punya pilihan beda, itu sah. Namun jangan berbeda niat dalam membangun Jawa Barat,” kata Pangdam.
“Jangan sampai Bapak Gubernur sudah gali banyak potensi di Jabar, tetapi ada situasi yang menggelitik, akhirnya potensi itu gagal berkembang,” tambahnya.
Lanjut Pangdam, organisasi masyarakat punya tugas mulia. Sebab ormas sejatinya dibentuk sebagai wadah aspirasi masyarakat yang mendorong pemerintah membangun sesuai harapan masyarakat.
Maka dari itu, kondusivitas suatu wilayah menjadi tanggung jawab bersama. “Ormas LSM dan sebagainya supaya menomorsatukan rasa persatuan.
Sementara Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto menyebutkan NKRI berpotensi jadi bangsa yang besar, baik dari sisi kekuatan, ekonomi, dan aspek lainnya. Bahkan Indonesia dapat menjadi negara superpower.
“Tahun 2023 Indonesia berpotensi jadi negara 10 besar di dunia. Syarat yang utama adalah stabilitas politik, kondusivitas, dan keamanan, itu wajib,” kata dia.
Ketua Koordinator Formas Jawa Barat Hendra Mulyana mengatakan, pihaknya siap menjaga kondusivitas di Jawa Barat. Menurutnya, ormas, LSM, komunitas, paguyuban/paguron sudah mengedepankan koordinasi, dialog, dan kepentingan umum.
“Mari kita sama- sama bangun Jabar, jaga kondusivitasnya. Kalau ada permasalahan di lapangan supaya mempercayakan kepada proses hukum, atau bisa dengan berdialog,” tandasnya. [SR]***