majalahsora.com, Kota Bandung – Sebanyak 36 orangtua calon siswa baru SMAN 14 Kota Bandung dari jalur keluarga ekonomi tidak mampu (KETM) menerima bantuan seragam dan alat tulis untuk putra putrinya, usai diterima pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023.
Rona gembira pun terpancar dari wajah mereka, saat menerima bantuan yang diberikan dari hasil infak dan sedekah guru dan tenaga kependidikan (GTK) serta komite SMAN 14 Kota Bandung.
Bantuan itu diserahkan langsung oleh Evi Veronita, Kepala SMAN 14 Kota Bandung dan Imam Haryono, Ketua Komite SMAN 14 Kota Bandung, kepada perwakilan orangtua siswa, di ruang Multimedia, Jalan Yudhawastu Pramuka, Senin (4/7/2022).
Apalagi saat Evi menegaskan bahwa mereka tidak usah memikirkan uang bangunan.
“Bapak Ibu tinggal mendukung putra putrinya agar rajin sekolah, belajar dan ibadah. Sehingga nanti bisa meraih cita-cita yang putra putri Bapak Ibu inginkan,” kata Evi, di Ruang Multimedia SMAN 14 Kota Bandung,
Ir H. Imam Haryono, M.BAT., Ketua Komite SMAN 14 Kota Bandung
Dalam kesempatan itu Evi menyampaikan program SMAN 14 ke depan untuk merealisasikan visi sekolah yakni mewujudkan insan yang religius, disiplin, cerdas dan peduli lingkungan.
Diketahui untuk pembelajaran tahun ajaran 2022/2023 untuk jenjang SMA sederajat, akan dimulai tanggal 18 Juli 2022.
“Alhamdulillah, Pak Komite menyambut dengan baik. Berhubungan masih dalam masa PPDB juga, kami mendahulukan yang sudah lolos untuk jalur afirmasi,” kata Evi.
“Dengan program yang kami sampaikan, mereka biar tidak terbebani dan tidak banyak pikiran saat memasuki masa sekolah,” imbuhnya.
Adapun tujuan dari kegiatan itu agar orangtua dan siswa dari jalur KETM lebih nyaman berada di SMAN 14. Paparan yang disampaikan juga menjadi bekal informasi untuk mengikuti semua program yang ada di SMAN 14 Kota Bandung.
Titin Komariah, M.Pd, Wakasek Humas
“Diharapkan ada kerjasama antara orangtua dengan pihak sekolah jangan sampai terputus, tapi terjalin silaturahim,” kata Evi.
Oleh sebab itu pihaknya juga sengaja akan membuat WhatsApp grup walikelas dan orangtua, supaya ada komunikasi berkelanjutan dari mulai masuk sampai lulus.
“Terutama dalam hal akademik, harapan dan cita-cita mereka. Supaya jangan terputus pendidikannya hanya di SMA saja, karena ada peluang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur afirmasi,” kata Evi.
Evi juga memberikan motivasi agar mereka ke depan bisa merubah nasib.
“Putra putrinya didorong agar bisa merubah kondisinya. Harus lebik baik (sisi ekonomi) dari orangtuanya sekarang bahkan lebih dari yang lain,” kata Evi.
Saat disinggung mengenai salah satu program sekolah, yakni akan diterapkannya ketarunaan, dirinya menuturkan bahwa itu berawal dari visi sekolah, yaitu ke arah pembiasaan hal yang baik atau kedisplinan.
Kamsun, S.Pd., Wakasek Sarana Prasarana (kanan), Eka Firmansyah, M.Pd., Wakasek Kurikulum (kiri) beserta Kepala dan Ketua Komite SMAN 14 saat memberikan bantuan seragam
“Hal yang sederhana, nanti saat siswa baru masuk sekolah harus tepat waktu. Ketua kelas dalam menyiapkan rekan-rekannya untuk belajar sikapnya harus siap, tidak laleuleus apalagi tidur-tiduran, tetapi sikap posisi duduk tegak siap menerima pembelajaran (dari guru),” kata Evi.
Sedangkan dari sisi religiusnya, saat di kelas akan mengabsen siswa mengenai pelaksanaan ibadah shalat wajib yang telah dikerjakan.
“Apakah tiga kali, empat kali, lima kali. Itu juga menuntut kejujuran,” kata Evi.
“Nanti imbasnya ke kelas XI dan XII. Akan disosialisasikan ke orangtua mereka juga,” kata Evi.
Dalam kesempatan yang sama Imam Haryono Ketua Komite SMAN 14, menambahkan, bahwa kegiatan tersebut untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan selama proses pembelajaran sudah dilaksanakan.
Asep Saepudin, A.Md., tenaga kependidikan SMAN 14 Kota Bandung saat memimpin do’a
“Kami dari komite sekolah tidak ingin ada siswa jalur KETM saat akan bersekolah ada kendala soal pembiayaan,” kata Imam yang pernah menjadi komite terbaik se-Jabar.
“Ini juga sebagai triger, karena tidak mungkin dibiayai semua oleh kami. Orangtua juga harus memberikan contoh yang baik untuk laki-laki yang beragama Islam shalat lima waktu di masjid,” imbuhnya.
Imam juga menjelaskan mengenai peran penting komite di sekolah, menurutnya ada empat tugas pokok komite sekolah yakni advisory (penasihat), monitoring (pemantauan), supporting (mendukung) dan mediatory (menengahi) .
Menurutnya komite sekolah bukan hanya menyediakan sarana prasarana tetapi harus bisa mendukung visi sekolah.
“Syukur-syukur kita juga bisa nimbrung di sana memberikan satu wawasan, makanya komite harus memiliki wawasan pendidikan yang baik,” tandas Imam.
Orangtua siswa akan kompak mendukung program sekolah untuk menjadikan anak mereka menjadi siswa yang berhasil di bidangnya
Sementara itu Agus Rohiman salah satu orangtua siswa yang hadir, sangat bersyukur atas perhatian dari GTK dan komite SMAN 14 Kota Bandung.
Dirinya juga siap untuk berkerjasama dengan pihak sekolah agar anaknya sungguh-sungguh belajar.
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, klik http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Agus juga berharap anaknya bisa sukses selama menimba ilmu di SMAN 14 Kota Bandung, terlebih untuk mencapai keinginan anaknya sebagai dokter.
“Mudah-mudahan cita-cita anak saya terwujud,” pungkas Agus yang kini berprofesi sebagai pengendara ojek online. [SR]***