Kepala BPBKD Disdik Jabar, Drs. H. Husen R. Hasan, M. Pd.
majalahsora.com, Kota Bandung – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) melalui Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah (BPBKD) bekerjasama dengan Direktorat Kesenian Ditjen Kebudayaan Kemendikbud RI telah melaksanakan kegiatan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Kegiatan yang merupakan penerjemahan dari program kementrian ini dilaksanakan mulai bulan September hingga pertengahan Desember 2017.
Kepala BPBKD, Drs. H. Husen R. Hasan, MPd., menerangkan kegiatan GSMS ini dimaksudkan agar para siswa di tiga jenjang sekolah (SD/MI, SMP/M.Ts, SMA/SMK/MA) mampu mengenal lebih dalam hingga mampu menguasai sebuah materi seni bahkan mengekspresikannya dalam bentuk pertunjukan atau pameran.
Kepala BPBKD, Drs. H. Husen R. Hasan, M. Pd., saat memberikan penghargaan kepada Dodo Zakaria, pelukis ternama Indonesia salah satu seniman yang mengajar di SMAN 23 Kota Bandung, di Hotek Narima, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (18/12/2017)
“Kegiatan (GSMS) ini terutama untuk membentuk karakter yang baik melalui materi seni. Kelak, selain menguasai materi seni yang akan disampaikan oleh para seniman, para siswa juga bisa memiliki dan mempertebal perasaan yang halus melalui seni,” ujar Kepala BPBKD, Drs. Husen pada acara rapat koordinasi.
Dalam kegiatan GSMS ini pihak Disdik Jabar memilih 50 sekolah sasaran (SD 14, SMP 14, SMA/SMK 22) untuk mendapatkan pelatihan seni. Adapun seni yang dimaksud adalah Seni Tari, Seni Musik, Seni Teater, Seni Rupa, Seni Media Baru, serta Seni Pertunjukan. Pihak Disdik Jabar juga memilih 50 seniman profesional untuk ditempatkan ke setiap sekolah yang telah ditentukan di 18 kota/kabupaten. Setiap sekolah sasaran akan memilih 20 hingga 40 siswa untuk disertakan dalam kegiatan GSMS.
Selama kegiatan GSMS, para siswa yang terlibat sebagai peserta pelatihan akan mendapatkan materi yang disampaikan para pelatih (seniman profesional) dengan berbagai ragam bentuk dan sifat seni. Di dalamnya termasuk seni tradisional, seni modern (kontemporer), seni tiga dimensi, seni pertunjukan, serta materi pengelolaan seni. Keseluruhan kegiatan pembelajaran seni dalam program GSMS dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler. Di akhir kegiatan GSMS para peserta latihan (para siswa) akan mempresentasikan hasil pelatihannya dalam bentuk pergelaran seni dan pameran.
“Di situ (dalam pergelaran dan pameran seni) akan terlihat dan terukur, sejauh mana para siswa mampu menangkap dan mengapresiasi seni, termasuk menguasasi secara mendalam dan bahkan mampu mengelolanya menjadi bentuk pementasan, baik pergelaran maupun pameran,” jelas Drs. Husen.
Sejalan dengan pihak Disdik, wakil dari pihak Disparbud Provinsi Jawa Barat yang juga terlibat dalam kegiatan GSMS mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh Disdik Provinsi Jabar.
“Kegiatan ini tiada lain transfer kemampuan seni dari para seniman secara serius dan profesional kepada para siswa dalam upaya pemertahanan materi budaya daerah. Hal ini cukup strategis, mengingat pemertahanan materi budaya perlu dilakukan sejak dini dan dikelola secara serius oleh insan-insan pendidikan,” ujar Kabid Kebudayaan Disparbud Provinsi Jawa Barat, Drs. Wahyu Iskandar, M.Si, yang juga salah seorang Tim Perumus GSMS. [SR]***