majalahsora.com, Makassar – Dalam upaya memperkuat penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Sekolah Dasar se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Acara yang berlangsung di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla ini digelar dari tanggal 3 hingga 5 November 2024, diikuti oleh 293 peserta, 28 guru pendamping, serta 16 juri dari kalangan pakar bahasa, sastrawan, dan pegiat budaya daerah.
FTBI 2024 merupakan pelaksanaan keempat sejak diluncurkannya program Revitalisasi Bahasa Daerah. Pada kesempatan tersebut, Ganjar Harimansyah, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra yang mewakili Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, menyampaikan bahwa mengajarkan bahasa daerah kepada generasi muda bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga meningkatkan prestasi akademik anak.
Ia menegaskan pentingnya bahasa ibu dalam pendidikan, mengutip pernyataan UNESCO (2005) bahwa anak-anak yang memulai pendidikan dengan bahasa ibu memiliki dasar yang lebih kuat untuk keberhasilan akademik.
Dalam sambutannya, Ganjar juga menjelaskan bahwa mempelajari bahasa ibu sejak dini dapat mengoptimalkan perkembangan kecerdasan dan kognitif anak.
“Pembelajaran bahasa ibu menstimulasi otak, membantu anak-anak berpikir abstrak, serta memudahkan mereka menguasai bahasa lain. Selain itu, penggunaan bahasa ibu sejak dini menumbuhkan rasa hormat, kecerdasan emosional, empati, dan memperkuat identitas budaya,” paparnya.
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari tiga provinsi yang menjadi percontohan dalam program Revitalisasi Bahasa Daerah bersama Jawa Tengah dan Jawa Barat sejak 2021.
Ganjar juga menyampaikan pesan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang menekankan semboyan “Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia,” yang sejalan dengan Trigatra Bangun Bahasa: “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing.”
Dewi Pridayanti, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan, mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak yang berperan dalam keberhasilan FTBI. Menurutnya, festival ini bertujuan tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa ibu di kalangan siswa, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan budaya lokal.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Iqbal Najamuddin, menyampaikan bahwa bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga identitas budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur.
“Revitalisasi Bahasa Daerah adalah komitmen untuk menjaga dan membangkitkan kebanggaan terhadap bahasa dan budaya lokal. Melalui FTBI, kami mengajak generasi muda untuk mencintai dan bangga terhadap bahasa daerah serta kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang,” ungkapnya.
FTBI diharapkan dapat menjadi pemicu bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus melestarikan bahasa dan sastra daerah. Acara ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Dengan FTBI, generasi muda diharapkan mampu melestarikan bahasa dan sastra daerah mereka secara kreatif dan berkelanjutan. [SR]***