majalahsora.com, Kabupaten Cianjur – Penerimaan Peserta Didik/Siswa Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 SMA, SMK dan SLB Negeri di Jawa Barat akan dibuka dua tahap.
Tahap pertama untuk jalur afirmasi, prestasi serta perpindahan orangtua/putra guru. Dilangsungkan hari Senin s.d Jum’at, tanggal 8-12 Juni 2020.
Sedangkan, hari Kamis s.d Rabu tanggal 25, 26, 29, 30 Juni dan 1 Juli 2020 untuk jalur zonasi.
Berdasarkan regulasi tersebut, kuota empat jalur PPDB untuk jalur zonasi dengan kuota minimal 50 persen, prestasi dengan kuota minimal 25 persen, afirmasi atau ekonomi tidak mampu dengan kuota minimal 20 persen, dan perpindahan orangtua calon siswa baru/putra guru dengan kuota minimal 5 persen.
Namun PPDB tahun ini ada yang berbeda dimana para calon siswa baru mendaftarnya tidak datang langsung ke sekolah, tetapi mendaftar melalui daring atau online, karena berlangsung di tengah pandemi COVID-19.
Para orangtua siswa bisa mendaftarkan anaknya melalui sekolah asal. Nanti oleh sekolah asal didaftarkan ke http://sekolah.ppdb.disdik.jabarprov.go.id.
Atau juga bisa daftar secara mandiri melalui http://pendaftar.ppdb.disdik.jabarprov.go.id.
Pelaksanaan PPDB tahun ajaran 2020/2021 Jabar sendiri sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 44 Tahun 2019 dan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 37 Tahun 2020 tentang PPDB pada SMA/SMK/SLB.
Esther Miory Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI (Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat) Disdik Jabar memaparkan, bahwa sosialisasi PPDB di wilayahnya sudah dilaksanakan dengan baik.
Di antaranya dengan melakukan kordinasi dengan para pengawas, Kepala SMA, SMK, dan SLB di wilayah Cadisdik Wilayah VI. Termasuk sosialisasi kepada tim PPDB SMA, SMK, SLB, Wakasek Kesiswaan, Kepala SMP/MTs, Wakasek Kesiswaan, tim PPDB SMP, wali kelas, orangtua siswa calon siswa baru dan lainnya.
Masih kata Esther, pihak Cadisdik Wilayah VI pun telah membuat panitia PPDB intern dan tim PPDB SMA, SMK, SLB di wilayahnya (Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung Barat).
“Untuk lebih mematangkan dan kelancaran PPDB tahun ini kami telah menggodok Juknis PPDB yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat,” kata Esther, di ruang kerjanya, kantor Cadisdik Wilayah VI, Jalan Raya Cipeuyeum KM No.19, Kertasari, Haurwangi, Kabupaten Cianjur.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan untuk wilayah Kabupaten Cianjur, Cadisdik Wilayah VI membagi menjadi delapan rayon.
“Satu rayon, misalnya SMAN 1 Cianjur membawahi beberapa sekolah. menyosialisasikan kepada SMP atau MTs yang ada di rayonnya,” terang Esther.
Begitu juga dengan Kabupaten Bandung Barat yang dibagi menjadi beberapa wilayah. Contohnya wilayah satu, salah satu SMA memberikan sosialisasi ke beberapa SMP atau MTs di wilayahnya.
“Semua membagi-bagi tugas sesuai rayon dan wilayah yang ada untuk menyosialisasikan PPDB SMA, SMK dan SLB tahun ini. Sosialisasi tersebut diutamakan dan diberikan kepada sekolah-sekolah terdekat yang akan menjadi kantong-kantong siswa baru,” kata Esther.
“Alhamdulillah sudah lancar untuk sosialisasi PPDB ini, kami juga berkoordinasi dengan kepala dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat. Selain melalui video converence, kami juga tatap muka langsung dengan mereka. Kami ajak berdiskusi dengan para pengawas, kepala sekolah juga,” imbuhnya.
Selama tahap sosialisasi Esther pun mengakui ada beberapa kendala yang ditemui di lapangan. Di antaranya keterbatasan jaringan internet untuk wilayah selatan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, ditambah minimnya penguasaan teknologi, baik oleh operator sekolah maupun guru.
Ada juga permasalahan di masyarakat yang merasa kesulitan, untuk mendaftar PPDB melalui sistem jaringan online.
“Untuk mengantisipasi hal itu kami membentuk tim relawan (di tiap sekolah). Terjun ke lapangan langsung membantu calon siswa baru ataupun orang tua, wali kelas. Bersama-sama untuk mengupload data pendaftaran ke sekolah, masing-masing sudah memiliki akunnya,” kata Esther.
Tujuannya agar berbagai kesulitan dan temuan-temuan yang ada di lapangan itu sudah terdeteksi, serta bisa dicarikan solusi dan jalan keluarnya seperti apa.
Makanya menurut Esther peran para relawan betul-betul dioptimalkan. Memberikan penjelasan, penguatan.
Para pengawas dan kepala sekolah juga betul-betul ada di garis terdepan. Terjun langsung ke SMP dan MTs tanpa memandang rayon atau wilayah memberikan informasi.
Di samping itu ada juga permasalahan tentang kartu keluarga, seperti anak yang akan mendaftar tidak terdaftar di kartu keluarga. Hal itu akan dicarikan solusinya dengan Disdukcapil.
“Saat hari H pelaksanaan pendaftaran, maka hal itu sudah bisa teratasi. Kami sangat sepakat sebagaimana yang diamanatkan undang-undang yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, apalagi Pak Ridwan Kamil, Gubernur Jabar, wanti-wanti jangan sampai ada anak yang tidak melanjutkan sekolah,” jelasnya.
Para relawan juga rencananya akan datang langsung door to door ke SMP, MTs untuk membantu mempermudah masyarakat mengenai cara mendaftar, sesuai dengan aplikasinya.
Bertalian dengan jaringan internet yang terganggu maka akan dilakukan dulu pendaftaran, diperkenankan lewat manual seperti biasa. Nantinya tim PPDB di SMA dan SMK akan membantu para orangtua calon siswa baru cara mengupload sesuai dengan aplikasi yang ada.
“Supaya kami sampai ke arah sana. Kami ingin mengantarkan siapa pun anaknya dimanapun anaknya, bisa melanjutkan ke jenjang SMA, SMK,” kata Esther.
Menurut Esther lulusan SMP dan MTs di Kabupaten Cianjur tahun ini ada sekitar 41.000. Sedangkan untuk lulusan SMP dan MTs di Kabupaten Bandung Barat ada sekitar 26.000.
“Untuk daya tampung sendiri jumlah menyesuaikan dengan SMK, SMA Negeri yang ada. Selebihnya mereka disalurkan ke sekolah swasta, dalam hal ini kami juga melakukan sosialisasi dengan sekolah-sekolah swasta. Dengan kepala SMA, SMK swasta pun kami sudah berkoordinasi. Bahkan mereka juga kita ajak ketika datang, kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur maupun Bandung Barat, untuk menyukseskan PPDB tahun 2020 dan tidak ada anak yang putus sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu Tapip Kasubag TU Cadisdik Wilayah VI menambahkan, bahwa pada PPDB tahun ini ada uang berbeda terlebih di tengah pandemi COVID-19.
Pihaknya akan merekrut siswa baru putra dari para dokter, perawat, sopir ambulan dan petugas laboratorium yang menangani COVID-19 meminta data dari rumah sakit rujukan.
“Nanti kami akan sebar ke sekolah. Siapapun secara otomatis akan diterima, proses apapun mau jalur prestasi, zonasi, hal itu sesuai dengan instruksi pemerintah. harus menghargai orang-orang sebagai garda terdepan, menangani COVID-19,” terangnya.
Menurut Tapip Wahyu Nugraha, kuotanya kurang lebih sebanyak 2 persen (dari jalur afirmasi). Kalaupun nanti lebih dari 2 persen ada kebijakan lain.
“Untuk sementara 2 persen dari total 20 persen jalur afirmasi. Hal itu berlaku untuk semua satuan pendidikan PPDB di Jabar,” terang Tapip di kantornya.
Dari catatan yang diperoleh majalahsora.com, jumlah SMA negeri di Cianjur ada 18 sekolah dari total 94 SMA negeri/swasta. Sementara jumlah SMK negeri di Cianjur ada 28 sekolah dari 185 SMK negeri/swasta. SLB negeri ada 1 sekolah serta 7 SLB swasta.
Sedangkan SMA negeri di Kabupaten Bandung Barat ada 17 sekolah dari 100 SMA negeri/swasta. Untuk SMK negeri ada 9 sekolah dari 104 sekolah negeri/swasta. SLB 1 negeri dan 12 SLB swasta.
Hotline pengaduan PPDB Cadisdik Wilayah VI: