majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Kehadiran perguruan tinggi di masyarakat sangat penting, khususnya dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang ada, melalui tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Berkenaan dengan peran perguruan tinggi di masyarakat, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat (Jabar) dan Banten baru-baru ini melakukan komitmen bersama dengan Pj Gubernur Jabar, Pj Walikota Bandung, Dinas terkait, dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jabar dan Banten untuk menangani permasalahan sampah di Kota Bandung.
Dosen dan mahasiswa dari PTS yang ada diterjunkan langsung ke masyarakat di 30 kecamatan dan 151 kelurahan di “Kota Kembang.” Universitas Bale Bandung (UNIBBA) adalah salah satu kampus yang terlibat dalam program “Gerakan Bersih Sampah di Kota Bandung” ini dengan menerjunkan 10 mahasiswa.
Rektor UNIBBA, Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., sedang memberikan arahan
Dr. Wini Fetia Wardhiani, S.T., M.EP., yang ditugaskan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Rektor UNIBBA sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, menjelaskan bahwa mahasiswa UNIBBA mendapatkan tugas di Komplek Margahayu, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, untuk melakukan sosialisasi, edukasi, dan inovasi terkait pengelolaan sampah.
Ia memaparkan bahwa “80 persen bentuknya perumahan, sedangkan sisanya merupakan perumahan padat penduduk. Kami ditugaskan untuk membantu mengedukasi dan memberikan inovasi kepada masyarakat tentang cara memilah sampah.” Wini juga menyebutkan, “Seperti kita ketahui, tempat pembuangan sampah di Sarimukti sudah penuh. Jadi, mulai awal tahun depan, sampah organik sudah tidak akan diangkut dan harus diolah sendiri di rumah masing-masing.”
Sedangkan untuk sampah anorganik, akan diserahkan ke bank sampah, sehingga ke depannya, sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir hanya residunya saja. “Dari masalah itulah, kami ditugaskan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mengolah sampah organik,” tambah Wini, Sabtu (7/12/2024).
Ketua LPPM UNIBBA, Dr. Indra Nugrahayu Taufik, M.Pd., (kemeja putih) saat memberikan cinderamata kepada Lurah Sekejati Suparno, S.IP., didampingi
Kasi Ekbang, Lia Sulviati, SE (kiri)
Lebih lanjut, Wini mengungkapkan bahwa di lokasi PkM, sudah ada penanganan sampah organik melalui rumah magot, namun masih belum dapat menampung semua sampah di satu kelurahan. Setelah melakukan studi kasus, Dini dan mahasiswa UNIBBA memberikan sosialisasi kepada Ibu-ibu PKK Kelurahan Sekejati, yang dilanjutkan ke setiap RW, mengenai inovasi pembuatan pot komposter. Kegiatan ini akan dilaksanakan dari 1 November hingga 30 November 2024.
“Ketika rumah tidak memiliki lahan yang besar pun, mereka dapat menggunakan pot komposter untuk mengolah sampah menjadi kompos,” terang Wini. Pot komposter ini berbentuk paralon yang diberi lubang. Prosesnya adalah dengan mencacah sampah organik terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam pipa, ditutup tanah, dan ditambahkan lagi sampah keesokan harinya. Setelah dua bulan, sampah tersebut akan terurai oleh mikroorganisme hingga menjadi pupuk kompos yang dapat langsung memberikan nutrisi bagi tanaman.
“Alhamdulillah, masyarakat dari 14 RW di Kelurahan Sekejati sangat merespon baik. Dalam waktu sebulan, kami berhasil mengunjungi lebih dari setengahnya. Kami juga memberikan contoh pot komposter, sehingga bisa digunakan oleh warga di rumah masing-masing.”
Dr. Wini Fetia Wardhiani, S.T., M.EP., sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (kiri)
Dengan edukasi ini, diharapkan warga Kelurahan Sekejati dapat mengelola sampah organik mereka sendiri. Wini menambahkan bahwa ketika program ini berakhir, pihak Kelurahan Sekejati masih meminta bantuan UNIBBA untuk mensosialisasikan kepada lebih banyak warga. “Semoga program ini bisa diperpanjang agar RW yang belum terjangkau dapat kami bantu,” harap Wini.
Inovasi lainnya, yakni biopori dan Lodong Sesa Dapur (loseda), memerlukan lahan dan biaya yang cukup besar serta cenderung untuk penyerapan air.
Sementara itu, Kepala LPPM, Dr. Indra Nugrahayu Taufik, M.Pd., menyatakan dukungannya terhadap keterlibatan PTS yang berada di bawah naungan LLDIKTI IV dalam mengatasi permasalahan sampah yang menjadi masalah serius di Kota Bandung. “Semoga ke depan, lebih konsen dan optimal lagi dalam menghasilkan inovasi unggulan,” ujar Indra.
10 mahasiswa UNIBBA diterjunkan langsung ke lapangan
Keberadaan PTS yang terlibat diharapkan dapat membantu mengurangi sampah di Kota Bandung, mengingat masyarakat masih banyak yang bingung dalam memilah sampah. Indra juga menambahkan bahwa dosen dan mahasiswa UNIBBA melakukan PkM di Kelurahan Sekejati, yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, sehingga masyarakat lebih mudah memahami cara memilah sampah. “Di tempat lain, mungkin ada yang masih kurang paham mengenai pemilahan sampah, sehingga dibutuhkan kinerja ekstra dari PTS itu sendiri,” ungkapnya.
Penanganan sampah, menurut Indra, memerlukan konsistensi dan komitmen dari semua pihak, termasuk UNIBBA yang akan menerapkan zero waste. Terkait dengan penelitian pengolahan sampah, beberapa dosen Geografi UNIBBA berkolaborasi dengan Dosen UPI telah melakukan penelitian tentang limbah sampah di daerah wisata, Pangandaran, dan telah menghasilkan sebuah buku.
Indra berharap bahwa mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini dan segera mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat membawa pengetahuan dan pengalaman yang telah didapat untuk dibagikan kepada masyarakat Kabupaten Bandung, yang akan menjadi mitra dalam kegiatan KKN 2025. Selain itu, pengetahuan ini juga akan diteruskan kepada mahasiswa lainnya melalui destinasi yang akan dilakukan oleh LPPM.
Mahasiswa UNIBBA sebagai agen perubahan
Rektor UNIBBA, Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., merasa bangga atas peran aktif civitas akademika yang dipimpinnya dalam masyarakat, terutama dalam kolaborasi LLDIKTI Wilayah IV, pemerintah, Dinas, dan PTS untuk menangani permasalahan sampah di Kota Bandung. “Alhamdulillah, UNIBBA terlibat dalam kegiatan pengolahan sampah di Kota Bandung, khususnya di Kelurahan Sekejati. Respon dari masyarakat juga sangat baik,” kata Ibrahim, yang akrab disapa Iim.
Ini juga merupakan awal dari rencana kampus UNIBBA untuk mencanangkan program besar, yaitu zero waste. “Kita bebas sampah, dalam artian seluruh sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus dikelola dan diolah sendiri,” jelas Iim. Program jangka panjang ini akan dilaksanakan pada awal tahun 2025.
“Kami akan melaksanakan program ini secara perlahan dengan melibatkan seluruh civitas akademika, yang dimotori oleh LPPM, para dosen terkait, dan mahasiswa,” tambah Iim. Ia menjelaskan bahwa program tersebut masih terkait dengan program lainnya yang sedang dalam tahap perencanaan.
Kehadiran Dosen dan Mahasiswa UNIBBA, dalam kegiatan PkM, pengolahan sampah begitu terasa manfaatnya
“Dua program ini akan dilaksanakan secara bersamaan. Mudah-mudahan dapat terlaksana, meskipun kita ketahui bahwa pengelolaan sampah tidaklah mudah. Ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah kepedulian masyarakat,” kata Iim.
Iim juga menyinggung bahwa salah satu masalah mendasar dalam pengelolaan sampah adalah kebiasaan masyarakat yang masih belum baik dalam membuang sampah pada tempatnya. “Kami akan mulai di kampus, sehingga kegiatan ini dapat dikembangkan di Kabupaten Bandung melalui program pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan dosen dan mahasiswa, setelah dilaksanakan di Kota Bandung.”
“Kami tidak akan bekerja sendiri. Kami akan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan program Citarum Harum Sektor VI untuk kerja sama dalam mengurangi sampah, tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di masyarakat,” imbuhnya.
Berikut daftar mahasiswa UNIBBA yang mengikuti kegiatan PkM di Kelurahan Sekejati: Eri Gunawan, Handi Supendi, Abdul Kholik Alhamdamuhar, Ripana Nurhusna Pauzi, Firnanda Januar Sahid, Muhamad Ilyas Ulumudin, Syahrul Muhamad Syahputra, Muhamad Gilang Ramadhan, Zacky Abdillah Ashari dan Muhamad Fariz Idris. [SR]***