majalahsora.com, Kota Bandung – SMAN 15 Kota Bandung, terus melakukan perekaman e-KTP bagi pemilih pemula siswa usia 17 tahun. Secara persentase dari 184 orang siswa, 86 % nya sudah terekam oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung.
Tujuannya tidak lain untuk mensukseskan keikutsertaan pemilih pemula yang sudah memiliki hak suara, dalam memilih presiden dan legislatif pada pemilihan umum (Pemilu) tanggal 14 Februari 2024, mendatang.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala SMAN 15 Kota Bandung, Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd., kepada awak media majalahsora.com, di Jalan Sarimanis No1, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Senin (12/2/2024).
“Sisanya sudah di sisir oleh Wakasek Humas. Siswa diarahkan melakukan perekaman dan ternyata sudah ada yang melakukan perekaman di kecamatan wilayah tempat tinggalnya masing-masing,” kata Toto.
Tetapi untuk memastikan perekaman ini, terus berkordinasi agar 24 orang siswa yang belum terekam, untuk melakukan perekaman pembuatan e-KTP di kecamatan dan gerai Disdukcapil Kota Bandung.
Toto pun mewajibkan para siswa atau pemilih pemula agar menyalurkan hak suaranya.
“Jangan golput. Golput itu kan ada pilihan tetapi tidak mencoblos (calon yang ada). Karena dalam benaknya tidak ada yang sesuai dengan kriterianya,” kata Toto.
“Berarti orang itu, satu menganggap dirinya suci orang lain salah.”
“Cara berpikir seperti itu berarti tidak produktif. Bertentangan dengan cara berpikir yang produktif,” imbuhnya.
Lanjut Toto jangan menilai orang dari sisi kekurangannya saja. Padahal pribadi yang golput, kalau dinilai orang belum tentu memiliki kelebihan.
“Yang golput itu sombong, angkuh. Cara sudut pandangnya melihat dunia itu baik menurut dia saja. Sementara manusia ini punya dua sisi, sisi gelap dan sisi baik,” kata Toto.
“Fujuraha wa takwaha, manusia mah kabeh oge tidak ada yang baik 100 %. Artinya kalau sebagai seorang muslim, hidup itu harus mengambil keputusan. Ini ada pemimpin-pemimpin. Pemimpin itu wajib harus ada dalam sebuah kelompok. Apalagi dalam sebuah negara,” kata Toto.
“Dan kamu bisa memutuskan mendukung yang mana sesuai dengan kapasitas dan pengetahuan. Mau mendukung capres nomer satu, dua atau tiga sesuai kapasitas masing-masing,” imbuhnya.
Tapi kata Toto, kalau sesudah mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS), keputusannya ada pada kehendak yang Mahakuasa, Allah SWT.
“Apan urang teu apal saha nu rek jadi. Misal apan ayeuna aya quick count, itu sebetulnya setelah terjadi pemilihan. Kalau sebelumnya ada survei-survei itu hanya prediksi,” Toto menjelaskan.
Makanya dalam memilih pemimpin carilah pemimpin yang terbaik sesuai persepsi kita.
Apalagi dalam ajaran Islam, memilih pemimpin itu wajib. “Dalam hadits nabi dikatakan bahwa kalau kita pergi bertiga wajib memilih satu leader, itu dalam keseharian. Apalagi dalam bernegara harus ada pemimpi yang dipilih,” kata Toto.
Ia pun berharap, presiden ke depan harus mulai menarasikan bahwa Indonesia itu sebagai bangsa besar. Mengajak warga negaranya untuk menarasikan hal-hal positif tentang Indonesia. Bermimpi bagaimana Indonesia menjadi bangsa yang berpengaruh di dunia.
“Supaya apa, bisa menghentikan genosida yang dilakukan zionis Israel. Tidak ada yang bisa menghentikan. Sebenarnya Indonesia sudah tampil di situ, ke depan harus bisa lebih tampil lagi untuk bisa menghentikan siapapun yang berbuat dzolim yang anti kemanusiaan di muka bumi. Indonesia harus berperan besar. Karena potensial. Memiliki SDA, SDM, untuk dimanage,” tegas Toto. [SR]***