majalahsora.com, Kota Bandung – Dr. Agus Setiawan, S.Pd., M.Si, Kepala SMKN 4 Bandung bangga dan bersyukur karena pada 29 April 2024, sekolahnya terpilih menjadi salah satu penyelenggara Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Kota Bandung tahun 2024, mata lomba yang dilaksanakan di SMKN 4 yakni Elektronika dan IT Software Solution For Business.
Di samping itu menjadi juga terpilih menjadi tuan rumah LKS SMK tingkat Provinsi Jabar yang dilaksanakan tanggal 13-16 Mei mendatang.
Masih dikatakan Agus pada LKS SMK tingkat Kota Bandung, soal yang diujikan menggunakan soal-soal LKS SMK tingkat nasional.
“Untuk kategori soal lombanya, ini sudah bukan soal lokal. Melainkan terbiasa dengan kategori nasional bahkan internasional,” kata Agus.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Kusmoro Rusli, S.Pd
Dengan dia berharap dengan tingkat kesulitan soal seperti itu, para peserta lomba dapat mengerjakannya dengan baik.
“Ini juga seleksi menuju tingkat provinsi, semoga lancar,” kata Agus.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua sekolah yang sudah berpartisipasi dalam lomba. Artinya ada kepedulian. Betapa pentingnya mengukur kompetensi atau capaian yang sudah dilaksanakan di sekolah dan kita coba ujikan di sini (LKS) melalui perwakilan masing-masing sekolah,” kata Agus.
Masih berkaitan dengan LKS ini, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Kusmoro Rusli, S.Pd., yang menjadi Koordinator LKS SMKN 4, menambahkan, selain menjadi tuan rumah, SMKN 4 Kota Bandung pun mengirimkan siswanya untuk mata lomba Teknik Desain, Teknologi Informasi Piranti Lunak untuk Bisnis, Robotica Mobile, Teknologi Desain Grafis, Cloud Computing, Teknologi Keamanan Cyber, Kabel Jaringan Komputer Informasi dan Teknologi Informasi Sistem Administrasi Jaringan.
Ketua Pelaksana internal di mata lomba IT Software, Arne Herliany, S.SI., M.Pd
“Lomba bidang Elektronika dilaksanakan pada Sabtu 27 April 2024. Sedangkan lomba di bidang IT Software dilaksanakan pada 29 hingga 30 April 2024,” kata Kusmoro.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa pada penyelenggaraan tahun ini ada yang berbeda dengan tahun sebelumnya. “Tahun ini persyaratan mengenai peserta terdapat perubahan. Untuk sebelumnya, peserta maksimal harus siswa kelas XI. Sedangkan untuk sekarang lebih fleksibel. Bisa dari kelas X hingga XII,” kata Kusmoro.
Menurutnya, kalau dilihat dari sisi kompetensi sudah seharusnya siswa kelas XII yang lebih matang. Namun di saat peserta kelas XII lolos ke tingkat provinsi, sudah lulus dari sekolah bahkan mungkin sudah berada di industri.
Hal ini menjadi dilema bagi pihak sekolah, pasalnya peserta bisa melanggar persyaratan lomba.
Ketua Pelaksana Internal Lomba Elektronika, Ridwan Nurmatulloh, S.Pd
“Karena, peserta harus siswa aktif dari sekolah asal. Selain itu, pihak industri pun belum tentu mengijinkan peserta untuk mengikuti lomba (apabila maju ke tingkat provinsi dan nasional,” kata Kusmoro.
“Kemudian perbedaan dengan tahun sebelumnya, event ini biasanya dikelola oleh MKKS.”
“Kita dibantu dari pendanaan. Seperti kebutuhan juri, penulisan soal dan lainnya. Sedangkan untuk sekarang langsung diserahkan kepada masing-masing penyelenggara. Dan berkomunikasi langsung dengan para peserta,” kata Kusmoro.
Pada kesempatan yang sama Ketua Pelaksana Internal Lomba Elektronika, Ridwan Nurmatulloh, S.Pd., menjelaskan bahwa saat hari perlombaan dimulai pukul 07.00 sampai pukul 15.00 WIB.
Suasana LKS SMK Kota Bandung di SMKN 4 Kota Bandung
Sedangkan peserta lombanya terdiri dari siswa SMKN 4 Bandung, SMKN 6 Bandung, SMKN 8 Bandung dan SMK Pasundan 2 Bandung. Mereka dinilai oleh juri dari PT. Naro Smart.
“Dari tingkat kota hingga tingkat nasional lomba ini bersifat individu, bukan tim. Secara umum lomba ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu hardware dan software,” kata Ridwan.
Lanjutnya pada kategori hardware, peserta harus merancang Printed Circuit Board menggunakan aplikasi Eagle.
Nantinya akan dicetak dan disablon agar menjadi sebuah PCB. Kemudian komponen-komponennya dirancang dan dirakit untuk menjadi sebuah alat jadi.
Para peserta serius mengerjakan soal LKS SMK tingkat Kota Bandung
Setelah itu masuk ke tahap programming. Dalam programming, peserta diberikan sebuah “task” atau tugas yang harus diselesaikan.
“Kalau untuk penilaian itu tentu juri lebih tahu. Namun berdasarkan pengamatan, penilaian di sini sangat terbuka. Bahkan pembimbing dilibatkan untuk menilai dan menyusun soal yang bersifat tertutup,” ungkap Ridwan.
“Seperti pada pemrograman, juri meminta soal kepada pembimbing untuk diujikan kepada peserta. Jadi kesepakatan semua di LKS tingkat Kota, bahwa soal bersifat terbuka. Adapun soal bersifat tertutup itu berasal dari pembimbingnya,” kata Ridwan.
Hal ini membuktikan bahwa jika tuan rumah tidak selalu juara. Justru yang terbaiklah nantinya yang mewakili Kota Bandung ke tingkat provinsi.
Fasilitas unggul salah satu terpilihnya SMKN 4 Kota Bandung jadi tuan rumah LKS Kota Bandung dan Jabar
Kebetulan pada lomba ini, siswa SMKN 4 menjadi juara pertama. Ridwan mengungkapkan bahwa mungkin anak didiknya terlihat lebih siap secara mental dan matang secara persiapan yang kebetulan siswa kelas XII.
“Tentu kemenangan ini adalah sebuah kebanggan bagi kami. Anak didik kami menjuarai lomba LKS tingkat Kota. Harapannya yaitu bisa lanjut ke tingkat provinsi dan nasional. Juga membawa nama baik sekolah, Kota Bandung juga Provinsi Jabar, di tingkat Nasional,” kata Ridwan.
Sementara itu sekolah lain mengirimkan peserta dari siswa kelas X dan kelas XI, yang nantinya akan menjadi bibit unggul, karena sudah berpengalaman mengikuti ajang LKS ini.
Sedangkan Ketua Pelaksana internal di mata lomba IT Software, Arne Herliany, S.SI., M.Pd., menjelaskan bahwa lomba ini diikuti oleh peserta dari SMKN 2 Bandung, SMKN 4 Bandung, SMK BPP Bandung, SMK Igasar Pindad dan SMKN 13 Bandung.
Tempat mata lomba Teknologi Informasi Piranti Lunak untuk Bisnis
“Rata-rata pesertanya siswa kelas XII,” kata Arne.
Masih dijelaskan Arne, lomba ini dibagi ke dalam dua kategori, membuat aplikasi untuk dekstop atau dekstop application (laptop windows pada umumnya) dan untuk mobile atau mobile application (smartphone yang dalam jenis ini adalah android).
Setiap peserta diharuskan membuat aplikasi sesuai yang disyaratkan oleh para juri. Soalnya pun bersifat tertutup.
Persyaratan dalam dekstop application, siswa harus melakukan import database dan konten dari sumber eksternal.
Lalu membuat aplikasi sejenis form yang di dalamnya sudah ada fitur validasi. Dan peserta harus bisa menampilkan database dengan menggunakan Create, Read, Update dan Delete (CRUD).
SMKN 4 Kota Bandung berada di Jalan Kliningan Nomor.6
Jika salah satu CRUD-nya tidak terpenuhi, maka peserta tidak mendapat poin.
Kemudian peserta harus mampu menampilkan data berdasarkan grafik. Di samping itu harus mampu membuat searching dan filtering. Sehingga dapat membuat laporan dalam bentuk aplikasi.
Lomba ini pun bersifat individu, bukan tim. Jurinya Dosen Sistem Informasi dari Institut Teknologi Bandung.
Dia berharap siswa SMKN 4 bisa menjadi juaranya, sehingga memiliki kesempatam untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi dan nasional. [SR]***