majalahsora.com, Kota Bandung – Rektor Universitas Widyatama (UTama), Prof Obsatar Sinaga mengharapkan para dosen UTama memiliki kebiasaan menulis seperti wartawan. Isi tulisannya memuat kebenaran berdasarkan fakta dan data, bersikap jujur, memiliki kreativitas tinggi, serta mampu memberi inspirasi serta manfaat bagi masyarakat termasuk lingkungannya.
“Orang pada umumnya menyangka sebuah berita itu adalah gambaran suatu peristiwa sepenuhnya, padahal 75% berita dihasilkan dari proses kreatif wartawan,” kata Prof Obi, biasa disapa, saat membuka Workshop “Penulisan dan Publikasi Pemberitaan Hasil Kegiatan Dilingkungan Universitas Widyatama” yang dilaksanakan secara daring, pada hari Kamis (18/3/2021).
Rektor UTama yang saat mudanya memilki pengalaman cukup panjang sebagai jurnalis dan berkecimpung di dunia jurnalistik, menjelaskan, bahwa dengan meniru pola kerja wartawan dapat membantu dosen UTama mengembangkan kemampuan menulis secara signifikan. Karena wartawan bekerja dengan waktu yang sempit, tapi dituntut mendapatkan fakta-fakta yang memiliki nilai berita.
Di sisi lain juga, harus menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas dan lugas, namun tetap menjaga kode etik yang berlaku. Sehingga informasi yang diterima oleh masyarakat lebih mudah dicerna dan dimengerti.
“Singkatnya, kalau dosen memiliki kemampuan manulis yang baik, akan sangat bermanfaat bagi dosen sendiri, mahasiswanya, juga bagi lembaganya,” kata Prof Obi.
Sementara itu Yusuf Fitriadi (Yudi), pemateri pada kegiatan workshop membenarkan pentingnya dosen-dosen memiliki kemampuan menulis berita dengan baik. Terutama jika ingin lebih optimal menginformasikan berbagai kegiatan tridharma perguruan tinggi ke masyarakat. Salah satunya dengan mengirim rilis ke media massa.
(Universitas Widyatama, kampus berkualitas di Kota Bandung. Info penerimaan mahasiswa baru klik pmb.widyatama.ac.id)
“Rilis itu pada dasarnya sama dengan berita. Jadi membuat rilis sama dengan membuat berita. Dan jika ingin rilisnya dimuat, maka rilisnya diusahakan memiliki nilai-nilai berita yang tinggi. Karena tak hanya bersaing dengan rilis lainnya, tapi juga bersaing dengan berita wartawan di media bersangkutan,” terang Yudi, mantan wartawan ekonomi Pikiran Rakyat yang memiliki segudang pengalaman.
Dirinya menambahkan, kemampuan menulis berita yang baik tidak hanya bermanfaat untuk pembuatan rilis, tapi juga berguna untuk menulis informasi lainnya seputar tridharma perguruan tinggi.
“Contohnya informasi hasil penelitian, bisa dibuat dalam tulisan sederhana berupa kiat-kiat atau arahan sederhana yang bisa dimengerti masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat (PkM) juga bisa dikemas dalam bentuk rubrik “klinik”, untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat,” kata Yudi.
Sementara itu Kepala Biro Humas dan Protokoler UTama, Henry Meytra Taufik, mengatakan, diadakannya kegiatan workshop tersebut merupakan upaya UTama, secara berkesinambungan dalam meningkatkan kapasitas civitas akademikanya.
Sehingga bisa memicu peningkatan berbagai prestasi UTama di berbagai bidang.
“Jika dosen-dosen memilki keemampuan menulis rilis dengan baik, maka proses membangun brand perception dan brand awareness bisa berlangsung lebih terintegrasi dengan publikasi kegiatan-kegiatan tridharma perguruan tinggi,” ungkap Henry. [SR]***