Dr. Dodin R Nuryadin, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
majalahsora.com, Kota Bandung – Belum lama ini ramai diberitakan di berbagai media bahwa lulusan SMK menjadi penyumbang pengangguran terbuka terbesar di Jabar.
Hal itu merujuk pada hasil survey BPS (Badan Pusat Statistik) regional Jawa Barat per Agustus 2017. Tercatat kurang lebih ada 32,39 juta angkatan kerja dengan angka pengangguran terbuka sebesar 1,84 juta jiwa. 16,8 persennya merupakan lulusan SMK.
Melihat hal tersebut Dr. Dodin R Nuryadin, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, menyanggahnya. Menurut dia kalau mau mensurvei lulusan SMK di Jabar harusnya dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Nopember.
“Surveinya waktu itu dilakukan di bulan apa? Kalau disurveinya di bulan Juni hingga Agustus tentu hasilnya tidak relevan, karena ijazah dan setifikat yang lulus SMK itu biasanya belum selesai dan keluar. Secara jumlah pun lulusan SMK lebih banyak ketimbang lulusan SMA. Lulusan SMA di Jabar itu kurang lebih ada 180 ribu orang sedangkan SMK di angka 290 ribu orang,” tegas Dodin di ruang kerjanya, Selasa (28/11/2017) petang.
Dirinya pun menjelaskan bahwa Disdik Jabar melalui bidang SMK, sedang giat-giatnya meningkatkan seluruh elemen agar lulusan SMK bisa bersaing dalam persaingan global. Secara jumlah, di Jabar ada 271 SMK negeri, sedangkan yang swasta ada dikisaran 2900-an sekolah, tersebar di 27 kabupaten/kota.
Menurutnya, untuk SMK negeri dan swasta yang unggul, sebulum lulus, lulusannya sudah terserap oleh industri. Tapi di sekolah lainnya sedang berproses.
“Agar kualitasnya tidak berbeda jauh, kini kami sedang berupaya meningkatkan kualitas SMK yang ada di Jabar. Para gurunya kita terus latih dan bimbing agar lebih kompeten, begitu pun dengan sarana dan prasarananya, seperti penambahan kelas baru, penambahan alat praktek baru. Mudah-mudahan dalam waktu singkat dapat terealisasi, karena dananya sudah terserap ke berbagai SMK baik negeri maupun swasta. Apabila masih ada SMK yang kekurangan siswa dan tidak memiliki guru produktif, maka nantinya bisa diliquidasi,” imbuh Kabid SMK teureuh/asli Pameungpeuk Garut.
Dodin menambahkan bahwa lulusan SMK itu dicetak untuk siap kerja. Makanya setelah lulus tidak ke semua ke industry, tapi ada yang jadi polisi, tentara, guru, dan lainnya. Di samping ada yang melanjutkan kuliah, berwirausaha, dan tidak sedikit yang bekerja sambil kuliah mengambil kelas karyawan.
“Insya Alloh sisw lulusan SMK itu memiliki daya saing, karena mereka sudah dibentuk untuk siap bersaing, menguasai persaingan dan memenangkan persaingan, baik MEA dan global,” pungkas Dodin. [SR]***