majalahsora.com, Kota Bandung – SMPN 16 Bandung menyelenggarakan kegiatan launching atau pembukaan Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5), bagi siswa kelas VII, di Jalan PHH Mustopa No 53, Jum’at (27/9/2024).
Dihadiri oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, dan ketua koordinator kelas (Korlas).
Tidak seperti biasa, hasil karya P5 yang pertama di semester ganjil ini, nantinya akan memamerkan mural buah karya siswa kelas VII.
Adapun sistem yang digunakannya secara sisipan, bukan sistem blok. Dimana P5, disisipkan setiap hari Jum’at dengan total 40 jam pelajaran.
Plt. Kepala SMPN 16 Kota Bandung, Nita Hidawati Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan launching ini, tujuannya untuk menyatukan persepsi antara Ketua Korlas, komite sekolah dan pihak sekolah.
SMPN 16 Kota Bandung: Nita Hidawati Kusnadi, S.Pd., M.M.Pd, saat melaunching kegiatan P5, membuat mural
Lanjutnya hadirnya para Ketua Korlas ini, sebagai penanggung jawab dari seluruh biaya yang dikeluarkan.
“Sekolah tidak ikut campur akan biaya, para Wakasek serta Bapak Ibu Guru pengajar kelas VII hingga IX, hanya perwakilan bagi yang sedang tidak ada jam mengajar. Juga Jajaran tata usaha, media dan perwakilan alumni,” kata Nita.
“Kegiatan ini melibatkan banyak orang. Orangtua siswa banyak berperan di sini. Gagasan yang kami lontarkan, mendapatkan respon dari para Korlas dan mereka juga mendukung sepenuhnya. Termasuk di dalamnya melibatkan para alumni (dalam hal SDM nya),” imbuh Nita.
Kegiatan P5 sekarang mengusung tema “Bangunlah Jiwa Raganya”. Nita pun tidak ingin tema ini hanya terpatok pada aktivitas fisik, seperti olahraga saja.
Namun, tema tersebut dituangkan ke dalam sesuatu yang dapat didokumentasikan secara jangka panjang, yakni gambar mural.
SMPN 16 Kota Bandung: Siswa kelas VII, yang ikut serta dalam pembuatan mural
Oleh sebab itu karya mural yang dibuat oleh siswa, merupakan perwujudan dari karya jangka panjang tersebut.
Mural bisa menjadi kampanye bagi sekolah sebagai bentuk kerja sama dengan semua pihak yang terlibat.
“Produk P5 untuk kelas VII saat ini hanya mural saja. Tidak berbentuk penampilan seni atau jualan sesuatu seperti biasanya. Ini memperkuat sisi gotong royong siswa, walaupun nanti saat menggambar pengerjaannya secara individu. Jadi dijadwal, beberapa orang siswa kebagian di jam berapa dan melakukan apa, begitu,” kata Nita.
Masih dari keterangan Nita, seluruh siswa mendapat tugas menggambar dengan porsinya masing-masing, sesuai dengan yang telah ditentukan, untuk mewujudkan sebuah gambar mural.
Dengan kegiatan ini, dirinya berharap dapat membangun komunikasi, untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak dalam memajukan dunia pendidikan.
SMPN 16 Kota Bandung: Koordinator P5, Lia Kusmiati, S.T
“Jadi di sini bukan karena muralnya, tapi para pihak ini berkumpul untuk sebuah kegiatan besar untuk mendukung program-program pemerintah, dalam program pendidikan, salah satunya adalah P5,” kata Nita.
Sementara itu, Lia Kusmiati, S.T., Koodinator P5 Periode 2024/2025, mengatakan, setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan membuat gambar sketsa dan pewarnaan.
Setiap kelas diwakili oleh 10 orang, karena jika melibatkan seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 288 orang, akan membuat proses pembelajaran menjadi tidak kondusif, tidak tertib dan ada warna mural menjadi acak-acakan.
“Siswa yang tidak ikut P5 mural ini, tetap melaksanakan P5 di kelas, yaitu mengisi data mengenai refleksi kegiatan P5. Dari mereka memulai P5 yaitu bulan Juli minggu ketiga sampai akhir September 2024 ini,” kata Lia.
Dalam refleksi, siswa diberi pertanyaan terkait P5 yang telah dilaksanakan para siswa, selama tiga bulan. Topiknya terdiri dari kesejahteraan diri, kesehatan mental, kesehatan fisik dan nutrisi.
SMPN 16 Kota Bandung; Webinar, hidup sehat yang ada kaitannya dengan tema P5
Dalam hal ini para siswa diukur, sejauh mana mereka memahami topik tersebut dengan dipraktikan terhadap dirinya sendiri.
Ia mencontohkan, untuk memaksimalkan kesejahteraan diri, siswa berbagi dengan teman-teman dan keluarganya di rumah. Lalu terkait nutrisi, siswa harus mengenal mengenai makanan apa yang sehat dan tidak sehat, khususnya yang ada di kantin sekolah. Siswa menganalisis kandungan gizi apa saja yang terdapat dari jajanan-jajanan yang dibelinya.
Topik tersebut menjadi target sekolah, terkait pemahaman siswa dengan dimensi sikap P5 yang dinilai oleh guru, yaitu dimensi sikap Berketuhanan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan mandiri.
Masih berkenaan dengan pembuatan mural, kata Lia, itu merupakan pengimplementasian para siswa, sesudah menerima materi P5, selama tiga bulan. “Launchingnya di 27 September, peresmiannya di 4 Oktober 2024,” kata Lia.
Lanjutnya sebelum siswa membuat mural di tempat yang telah disediakan, mereka menuangkan gambar kasarnya terlebih dahulu ke dalam bentuk poster di atas secarik kertas.
SMPN 16 Kota Bandung: Sekolah, komite sekolah, orangtua siswa dan siswa saling berkolaborasi dalam kegiatan P5
Namun ada beberapa ketentuan penting yang harus dipatuhi oleh siswa, ketika menggambar. Yaitu tidak menyinggung unsur SARA (Suku, Ras dan Agama), penyalahgunaan narkoba, hal yang bersifat tidak jelas pemaknaannya dan hal negatif lainnya.
“Harus menggambar yang positif. Kegiatan positif itu misalkan bermain yang ada tema olahraganya. Karena tidak semua bermain apalagi bermain bersama itu positif. Contoh yang negatif itu ajakan mabar atau main bareng atau nonton bareng yang tidak-tidak. Contoh positif kebersamaan yang boleh itu juga tentang ajakan belajar bersama misalnya,” kata Lia.
“Kelas VII itu pondasi karakternya harus diperkuat dulu. Kami sangat selektif dengan permainan yang mereka mainkan. Maka kalau menggambar poster itu sifatnya individu. Karena akan ternilai oleh kami. Mana yang membuat kalimat atau kata-kata yang bagus, apalagi yang memang terlihat representatif,” kata Lia.
Dirinya juga menegaskan bahwa yang dinilai bukan hanya muralnya saja, namun proses pembuatan mural. Termasuk dari pelakasanaan kegiatan P5, selama tiga bulan ke belakang.
“Khusunya karakter siswa saat menuangkan sebuah karya terkait kedisiplinan, ketertiban, kreatifitas, kemandirian dan pertanggung jawaban sesuai karakter Profil Pelajar Pancasila,” kata Lia.
SMPN 16 Kota Bandung: Siswa kelas VII, sedang menggoreskan kuas cat, saat membuat gambar mural
Lalu, tempat untuk menggambar muralnya di ruang terbuka yang oleh kepala sekolah telah disiapkan secara khusus.
“Dulunya masih berupa taman, namun kata Ibu Nita sebagai Kepala Sekolah, dari sisi kebermanfaatan, bisa untuk pembelajaran di luar kelas,” kata Lia.
Sehingga mural adalah bentuk karya nyata yang sudah disepakati jajaran wali kelas dan Kepsek, sebagai bentuk karya siswa, pada P5 di tahun 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Martin Yudi Nugraha, salah satu alumni yang menjadi penerjemah gambar dan ilustrator, menjelaskan, bahwa para siswa menggambar sesuai aspirasinya masing-masing.
“Sesudahnya saya tampung, saya lihat yang terpilih yang mana, baru saya kembangkan lagi,” kata Martin.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa, sub tema dari tema gambar yang ada, pertama ada gambar tentang akhlak berupa gambar siluet. Gambarnya bermakna adab, bahwa seorang anak harus berakhlak dan beradab kepada orangtua.
SMPN 16 Kota Bandung: Penerjemah Gambar, Martin Yudi Nugraha, alumni SMPN 16
Kedua ada gambar anak-anak yang sedang berkumpul. Memberikan makna tentang pertemanan dengan menghargai perbedaan.
Ketiga ada gambar tentang orang yang sedang makan. Memberikan makna tentang makanan empat sehat lima sempurna.
Keempat, gambar seseorang yang membawa sapu. Memberikan makna tentang kebersihan. Menjaga kebersihan bukanlah hal yang sepele. Lebih detailnya, seorang siswa SMP membawa sapu menggunakan jubah. Sebagai simbol bahwa kita adalah pahlawan ketika kita bisa menjaga kebersihan.
Dan kelima adalah gambar tentang masa depan. Di dalamya terdapat makna bahwa kita sebagai manusia harus siap belajar, siap mengukir masa depan dan siap menciptakan sesuatu di masa depan.
“Tanggapan saya, siswa-siswa ini cukup apresiatif dan kreatif. Kalau untuk gambar itu relatif, ada yang bagus, ada yang di tengah-tengah. Saya lebih ke mencerna tema yang dibuat, apakah sesuai dengan yang mereka aspirasikan,” ujar Martin.
Dirinya berharap dengan adanya P5, hal-hal yang berkaitan dengan seni dapat terus berkembang apapun jenis seninya. [SR]***