majalahsora.com, Kota Bandung – Awak media majalahsora.com, melakukan peliputan khusus di sekolah yang ada di Jawa Barar, terkait pelaksanaan awal tahun ajaran baru 2024/2025.
Hal tersebut tidak lain untuk menginformasikan kepada publik terkait program pembelajaran di sekolah.
Apalagi umumnya dana operasionalnya bersumber dari dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Pemerintah Pusat.
Sedangkan untuk jenjang SMA, SMK dan SLB Negeri di Jabar, di samping BOS juga mendapatkan stimulus dari Pemerintah Provinsi Jabar, berupa Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPD).
Berkenaan dengan itu, hari Senin tanggal 2 September 2024, awak media majalahsora.com, melakukan peliputan ke SMAN 23 Kota Bandung yang dipimpin oleh H. Solihin, M.Pd.
Pada kesempatan ini Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kurikulum dan Kesiswaan memaparkan berbagai program yang akan digulirkan.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Indriana Mulyanti, S.Pd., menjelaskan bahwa pada bulan September 2024, akan diselenggarakan pekan Penilaian Sumatif Tengah Semester untuk seluruh jenjang yaitu dari kelas X hingga XII.
Kemudian pada minggu ketiga dan keempat bulan September 2024, tepatnya tanggal 24 September sampai 4 Oktober 2024, akan menggelar kegiatan Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5), untuk semua tingkat.
“Di semester ganjil, semua tingkatan dari kelas X hingga XII itu menggunakan sistem blok. Kami blok selama dua minggu. Di minggu ketiga dan keempat bulan September ini untuk P5,” kata Indri.
Bagi kelas X, mengusung tema kearifan lokal. Dilanjut kelas XI, dengan tema kewirausahaan. Dan kelas XII dengan tema suara demokrasi.
SMAN 23 Kota Bandung: Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Indriana Mulyanti, S.Pd
Lanjutnya, pada tema kearifan lokal, dimensi karakter yang ingin dikembangkan adalah dimensi gotong royong dan kreatif. Sekolah memberikan pemahaman secara global mengenai kearifan lokal terlebih dahulu dengan mendatangkan narasumber.
Kata Indri, kearifan lokal bukan hanya budaya atau kesenian saja, melainkan bangunan bersejarah, kuliner dan lainnya.
Sedangkan untuk tema kewirausahaan, para siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan ide kreatif dalam berbisnis.
“Contohnya pada tahun lalu, siswa diberikan pelatihan mengenai business model canvas. Siswa dilatih merancang bisnisnya seperti model start up,” kata Indri.
“Lalu contoh lainnya, ada siswa yang ingin membuka usaha tempat fitnes. Di dalamnya menjual minuman sehat untuk olahraga,” imbuhnya.
Ide menarik lainnya, siswa membuat aplikasi agar dapat memesan makanan dan minuman, dari kantin sekolah secara online melalui handphone.
Adapun nilai karakter yang ingin dibangun dalam kewirausahaan, yakni dari sisi kreatif dan kemandirian. Pasalnya siswa diberi kebebasan berpikir mengenai rencana bisnisnya.
“Bisnis yang mereka kembangkan tidak hanya untuk jangka pendek saja, melainkan untuk jangka panjang,” kata Indri.
Masih dijelaskan Indri, untuk tema suara demokrasi, siswa diberi pemahaman mengenai hak suara dalam praktik demokrasi pada level sekolah.
“Para siswa harus sadar bahwa mereka adalah generasi muda yang memiliki hak suara. Di kala mereka memiliki ide atau gagasan yang bagus. Ini melatih mereka untuk kritis, berani bertanya dan menyampaikan pendapat,” katanya.
SMAN 23 Kota Bandung: Pelaksanaan kurikulum merdeka, di SMAN 23 Kota Bandung, tahun keempat
Lanjut Indri, pihak SMAN 23 Kota Bandung, menyediakan forum untuk menampung aspirasi siswa. Mereka bebas menyampaikan pendapat, selama masih dalam konteks dan norma yang berlaku.
Nantinya setiap guru koordinator projek memantau kegiatan di kelas selama forum berlangsung. Satu guru biasanya memantau tiga kelas.
Setiap hari, setiap guru koordinator ini akan melaporkan perkembangan siswa. Dari timeline hingga perencanaan.
“Di sini setiap siswa dilatih agar teratur, memiliki target dan memperhatikan progres.”
“P5 itu tidak selalu harus berbentuk produk atau karya. Bukan tidak boleh, tapi nilai karakternya muncul atau tidak. Sebetulnya P5 adalah untuk menanamkan karakter siswa. Kalau produknya itu ranah mata pelajaran Kewirausahaan. Mungkin karya yang dilihat disini bentuknya adalah ke dalam laporan,” kata Indri.
Sedangkan, yang menjadi pembeda dengan tahun sebelumnya, dalam kegiatan P5 tahun ini, kata Indri lebih menekankan pada sebuah aksi nyata.
Siswa tidak hanya mengerjakan sebuah projek untuk syarat kelulusan dalam raport saja, namun diterapkan untuk jangka panjang. Sehingga projeknya dapat menjadi kebiasaan baik dalam keseharian mereka.
SMAN 23 Kota Bandung, Sekolah Penggerak Angkatan Pertama
Indri pun menjabarkan mengenai SMAN 23 Bandung, sebagai Sekolah Penggerak angkatan pertama.
Tahun 2024 ini, kata Indri merupakan tahun keempat SMAN 23 Bandung mengimplementasikan program Sekolah Penggerak.
“Sesuai arahan Dinas Pendidikan Jawa Barat, SMAN 23 Bandung wajib melakukan pengimbasan ke SMAN 24 Bandung, SMA PGII 1 dan SMA Muhammadiyah 2,” kata Indri.
SMAN 23 Kota Bandung: Suasana pembelajaran, di dalam kelas
Pengimbasannya sudah dimulai sejak bulan Juli dan berakhir Desember 2024.
“Kami berkomunikasi terlebih dahulu, dengan mengunjungi sekolah tersebut, seperti apa kebutuhannya. Karena untuk SMAN 24 sudah tahun kedua dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Sedangkan untuk SMA PGII 1 dan SMA Muhammadiyah 2 baru tahun pertama,” kata Indri.
Adapun materi yang ditawarkan ke sekolah imbas (sekolah yang diimbaskan) terbagi ke dalam empat jenis.
Pertama yaitu IKM atau Implementasi Kurikulum Merdeka. Mengenai seperti apa penerapan Kurikulum Merdeka secara keseluruhannya.
Kedua, tentang projek P5, ini berbeda dengan kurikulum terdahulu. Sebelumnya belum ada pengelolaan tentang projek secara khusus.
Ketiga, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), yakni peningkatan kualitas guru dan sebagainya.
Keempat, pengelolaan sekolah berbasis data. “Memang tidak mungkin pengimbasan ini dapat diberikan semuanya ke sekolah-sekolah tersebut dalam waktu enam bulan,” kata Indri.
Indri sendiri menjelaskan bahwa proses SMAN 23 Bandung melakukan pengimbasan, berlangsung selama tiga tahun.
Dengan begitu, aspek yang dipilih, dilihat skala prioritas berdasarkan hasil raport pendidikan. Urgensi dari sebuah kondisi yang harus diprioritaskan dan diselesaikan.
“Dari hasil analisis, yang pertama itu butuh cara pengelolaan projek P5. Untuk sekolah baru P5 itu mungkin masih bingung cara mengelolanya. Dari data itu kami mengolah dan menyusun programnya,” kata Indri.
SMAN 23 Kota Bandung: Wakasek bidang Kesiswaan Djatmiko, M.Pd
Berkaitan dengan pengelolaan projek P5, tahap awalnya, melaksanakan In House Training atau IHT secara internal di SMAN 23 Bandung. Setelah dilaksanakan secara internal, kemudian melaksanakan IHT secara eksternal ke sekolah imbas.
IHT eksternal ini baru dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2024 di SMAN 24 Bandung. Dihadiri juga oleh pihak SMA PGII 1 dan SMA Muhammadiyah 2.
Sesudah itu, setiap bulan, akan ada pendampingan dari SMAN 23 Bandung. Hal ini untuk melihat proses keberlangsungan Kurikulum Merdeka, dan akan dilaksanakan sampai bulan Desember 2024, mendatang.
“Nanti kita akan spesifik melakukan IHT ke setiap sekolah imbas. Kalau kemarin kan baru perwakilannya saja, ada yang 10, 15 bahkan 25 orang guru, sesuai kebutuhan setiap sekolahnya saja.”
“Pendampingan ini juga sifatnya merefleksi apa yang sudah direncanakan dan dilakukan. Kami cari solusinya bersama mengenai kesulitan yang dialami,” kata Indri.
Dengan begitu, dia berharap dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yakni proses pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
Di samping itu kegiatan P5 yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari para siswa, termasuk peningkatan kualitas guru melalui kegiatan workshop atau seminar.
Program bidang Kesiswaan SMAN 23 Kota Bandung
Sementara itu Wakasek bidang Kesiswaan Djatmiko, M.Pd., menjabarkan mengenai program terdekat.
Pertama, di bulan September 2024 ada Pendidikan Kepramukaan bagi siswa kelas X. Rencananya dilaksanakan pada minggu ketiga, selama tiga hari dua malam, di Taman Bincarung, Kabupaten Bandung Barat.
Tujuannya untuk menanamkan pendidikan Kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun sifatnya tidak wajib, kata Djatmiko, siswa yang turut serta harus mendapat izin dari orangtuanya.
SMAN 23 Kota Bandung: Tahun 2024 sudah menggunakan kurikulum merdeka untuk semua tingkat
Kedua, pada bulan Oktober 2024, ada kegiatan Saksarata. Program OSIS SMAN 23 Bandung. Tahun 2024 ini merupakan untuk kali keempat diselenggarakan. Berbarengan dengan kegiatan pentas seni sekaligus memperingati hari jadi SMAN 23 Bandung ke-30 tahun.
Tidak hanya pentas seni, di dalamnya juga terdapat unsur kegiatan tentang literasi. Akan ada pembuatan buku secara spontan dari siswa kelas X hingga XII.
“Kegiatan Saksarata akan dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2024. Kegiatan ini perlu dukungan dari para orangtua siswa melalui komite sekolah.”
“Dari OSIS, khusus tersendiri proposalnya. Lalu untuk ulang tahun sekolah yang ke-30 kami meminta dukungan dari IKA alumni SMAN 23 Bandung,” Djatmiko menjelaskan.
Ketiga, masih di bulan Oktober 2024, ada pendidikan karakter untuk siswa kelas X. Bekerja sama dengan Badan Pusat Pendidikan Jasmani atau Pusdikjas TNI Angkatan Darat.
Kegiatan ini bersifat tidak wajib dan harus seizin orangtua. Dilaksanakan selama tiga hari dua malam. Tujuannya untuk memberikan dampak baik yang merupakan pendidikan karakter siswa. Khususnya diterapkan saat rutinitas upacara bendera di setiap Senin pagi, sehingga dapat membentuk barisan tanpa harus ada komando.
Keempat, pada bulan Desember 2024, ada Campus Visit, rencananya ke UNPAD dan ITB. Ditujukan bagi siswa kelas XII, untuk memberikan gambaran bagi yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Kegiatan ini pun sifatnya tidak wajib dan perlu dukungan orangtua perihal transport.
Kelima, ada Cross Country bagi kelas XII dalam bentuk outbond, untuk mempererat rasa kekeluargaan. Biasanya dilaksanakan di daerah Ciwidey, setelah semester ganjil, saat akan memasuki semester VI.
Sesudahnya, ada Outing Class bagi siswa kelas X dan XI. Ini berkaitan dengan kegiatan P5 yang dijelaskan oleh Indri Wakasek Kurikulum. Kegiatan ini bersifat tidak wajib.
SMAN 23 Kota Bandung: Beralamat di Jalan Malangbong, Kacamatan Antapani
Outing Class, sesuai namanya, yaitu kegiatan pembelajaran di luar kelas. Dalam kegiatan ini kata Djatmiko, bidang kesiswaan hanya sebagai fasilitator, menampung kebutuhan siswa.
Keenam, kegiatan pembuatan booklet atau buku kenangan siswa kelas XII. “Kegiatan pembuatan booklet ini dikelola oleh siswa kelas XII yang dulunya pengurus OSIS.”
“Mulai dari persiapan, pelaksanaan dan laporannya. Kami di kesiswaan tidak terlibat langsung. Kami hanya mengingatkan jangan sampai keluar dari visi misi sekolah, yaitu Literat, Agamis dan Terampil dari abad 21,” kata Djatmiko.
Jadi harus tetap terlihat agamis, seperti tampilan, begitu juga dengan tema-tema yang diusung.
Kemudian ada Graduation siswa kelas XII. Secara resmi dan sesuai himbauan Disdik Jabar, pelepasan dilaksanakan di lingkungan sekolah, tidak di luar.
Dikarenakan kegiatan ini tidak boleh memberatkan orangtua siswa dari segi apapun, bersifat tidak wajib. Sama seperti kegiatan sebelumnya, kesiswaan tidak terlalu banyak terlibat. Hanya memberikan rambu-rambu saja.
Di samping itu, program kesiswaan yang tidak kalah penting yakni anti perundungan atau bullying. Bersama tim TPPK, mencegah agar tidak terjadi perundungan antar siswa.
“Untuk mengingatkan, memahami serta menghayati, kami mengundang pembicara di Agustus 2024 lalu dari DP3A Kota Bandung. Memberikan penyuluhan kepada siswa maupun guru. Tempatnya di lapangan sekolah, untuk siswa kelas X hingga XII. Sedangkan untuk guru di ruang multimedia.”
“Ini upaya kami menjaga kondusifitas sekolah. Secara garis besar, tidak ada program yang berbeda dengan tahun sebelumnya,” kata Djatmiko.
Ia berharap program yang direncanakan dapat terlaksana sesuai jadwal. Dapat diikuti oleh seluruh siswa SMAN 23 Kota Bandung, dengan kesadaran diri tanpa ada paksaan. Serta dukungan orangtua yang optimal.
Sekedar informasi, jumlah siswa kelas X sebanyak 355, kelas XI sebanyak 324 dan kelas XII sebanyak 324, totalnya 1.003 siswa. [SR]***