majalahsora.com, Kabupaten Bandung – SMAN 1 Soreang menyelenggarakan kegiatan pesantren kilat atau smart pesantren Ramadhan (smartTren) 1446 Hijriah. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan petunjuk dan arahan dari Dinas Pendidikan (Disdik);Provinsi Jawa Barat (Jabar), tentang pelaksanaan smartTren. Mengusung tema “Dengan Momentum Ramadhan, Kita Tingkatkan Akhlak di Sekolah dan di Masyarakat”.
Diikuti oleh siswa beragama Islam dari kelas X dan XI yang berjumlah sekitar 800 orang. Sedangkan kelas XII tidak diikutsertakan karena sedang mengikuti Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ).
Sementara itu, siswa non-Muslim mengikuti kegiatan keagamaan di gereja masing-masing, mengingat mayoritas siswa non-Muslim di sekolah ini beragama Katolik.
Mewakili Kepala SMAN 1 Soreang Arif Hardiana, M.Pd., Ketua Pelaksana kegiatan Drs. Usep Sopian, S.Pd., M.Pd.I., mengatakan bahwa pelaksanaan smartTren di SMAN 1 Soreang berbeda dengan sekolah lain. Pasalnya pelaksanaannya lebih banyak dilakukan di rumah masing-masing siswa. Kegiatan di sekolah sendiri hanya dilaksanakan pada tanggal 6, 7, 8, 9, dan 20 Maret 2025.
Kepala SMAN 1 Soreang Arif Hardiana, M.Pd
“Kami juga memiliki program unggulan. Ada istilah PAMAN atau Pesantren Mandiri, Ajengan Masuk Sekolah, dan do’a bersama menjelang ujian siswa kelas XII. Pelaksanaannya disebut dengan istilah PADI atau Pesantren Digital. Selain itu, ada juga program IHSAN dan Rantang Kanyaah,” ujar Usep kepada majalahsora.com di Jalan Raya Soreang-Banjaran No 3 KM 3, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (20/3/2025).
Lanjutnya program PAMAN meliputi kegiatan seperti shalat Dhuha, tadarus, dan kajian Islam. Peserta yang mengikuti PAMAN berjumlah 40 siswa. Mereka tidak dibebankan untuk mengisi jurnal amaliah Ramadhan karena kegiatan mereka telah diatur oleh pondok pesantren yang bekerja sama. Namun, aktivitas PAMAN tetap dipantau oleh wali kelas masing-masing.
Sementara itu, Ajengan Masuk Sekolah merupakan kegiatan tausiyah yang disampaikan oleh pihak luar terkait pemahaman keislaman. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama Islam para siswa.
Sedangkan program PADI, kata Usep merupakan bentuk smartTren daring yang dilaksanakan oleh sekolah, namun siswa mengikutinya dari rumah masing-masing.
Ketua Pelaksana SmartTren Ramadhan SMAN 1 Soreang, Drs. Usep Sopian, S.Pd., M.Pd.I
Kegiatan ini disebut Karomah (Kegiatan dan Amaliah Ramadhan di Rumah). Karomah dituangkan dalam bentuk buku panduan atau jurnal amaliah Ramadhan yang harus diisi oleh siswa kelas X dan XI. Kegiatan ini dilaksanakan ketika siswa kelas XII sedang mengikuti ujian atau PSAJ di sekolah.
Masih dijelaskan Usep, PADI dilaksanakan seminggu sekali dengan waktu yang tentatif. Poin yang harus diisi dalam jurnal meliputi shalat Dhuha, membaca Al-Qur’an, shalat Tarawih, kultum, dan sebagainya. Jurnal ini menjadi bukti bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan smartTren secara daring. Selain itu, siswa juga diwajibkan melaporkan kegiatan ceramah yang diikuti di masjid sekitar rumahnya. Bukti kehadiran diperkuat dengan tanda tangan penceramah dan stempel masjid yang bersangkutan. Pelaporan dilakukan setiap minggu kepada wali kelas.
Kemudian program IHSAN (Infaq Harian dan Shodaqoh Aktualisasi Nitibakti), kata Asep mengajak siswa untuk berinfaq setiap hari. Jumlah infaq dicatat dalam jurnal amaliah Ramadhan dan dilaporkan ke wali kelas setiap minggunya. Dana yang terkumpul akan disalurkan kepada siswa yang kurang mampu atau yang berhak menerimanya.
Sementara itu, Rantang Kanyaah merupakan bingkisan berisi nasi beserta lauk pauk yang dibagikan kepada lingkungan sekitar, berbarengan dengan pembagian takjil. Kegiatan ini menjadi acara puncak sekaligus penutupan smartTren pada 20 Maret 2025.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Dra. Hj. Ningsih
Usep pun berharap, melalui kegiatan smartTren Ramadhan ini, siswa dapat memiliki akhlak dan karakter yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orangtua dan masyarakat. Khususnya di bulan suci Ramadhan. Di samping itu para siswa dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta berbakti kepada orangtua di rumah.
Dalam kesempatan yang sama dari keterangan Dra. Hj. Ningsih, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, mengatakan bahwa pelaksanaan smartTren di SMAN 1 Soreang berjalan dengan baik.
“Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar, baik secara daring maupun tatap muka. Yang utama adalah perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Pengaruh gadget dan media sosial perlu diimbangi dengan pembiasaan positif di sekolah,” ujar Ningsih.
Ningsih menjelaskan bahwa kegiatan smartTren di sekolah didampingi oleh guru pembimbing dan wali kelas. Kegiatannya meliputi shalat Dhuha, tadarus bersama, dan materi keagamaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti tata krama, cara menghormati orangtua, dan menghormati guru sesuai ajaran Islam. Tujuannya adalah untuk menunjang pembinaan karakter, khususnya akhlak siswa.
Program Wakaf Al-Qur’an SMAN 1 Soreang
Sedangkan untuk pemateri kegiatan smartTren, kata Ningsih berasal dari internal dan eksternal sekolah. Untuk internal, materi disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam, sementara pemateri eksternal berasal dari IREMA (Ikatan Remaja Masjid).
“Tahun lalu, pelaksanaan smartTren kurang efektif karena semua guru dilibatkan, meskipun beberapa di antaranya kurang memahami materi keagamaan. Sekarang, wali kelas lebih terlibat, terutama dalam smartTren daring. Siswa terpantau melalui laporan dan dokumentasi, seperti foto saat membantu orangtua,” jelas Ningsih.
Senada dengan Usep, Ningsih juga berharap para peserta ada perubahan positif dalam sikap dan tingkah laku siswa, seperti menjadi lebih sopan, beretika, dan memiliki kesadaran untuk melakukan kebaikan secara inisiatif.
Pengalaman Siswa dalam SmartTren Ramadhan 1446 Hijriah
Naira Azkiya, kelas XI 12 sekaligus perwakilan OSIS, mengungkapkan bahwa smartTren di rumah memberikan lebih banyak waktu berkualitas bersama keluarga. “Alhamdulillah, saya bisa lebih banyak waktu bersama keluarga, sementara kegiatannya tetap teratur. Jurnal mengontrol aktivitas kami. Setiap minggu ada pertemuan via Zoom untuk memantau perkembangan kami selama Ramadhan. Biasanya, kelas saya mengadakan Zoom setiap pukul 11.00 WIB,” kata Naira.
Naira Azkiya, kelas XI 12 dan Aldi Fajriansyah, kelas XI 5, saat memberikan tanggapan terkait smartTren Ramadhan
Sebagai anggota OSIS, Naira mengaku jarang memiliki waktu luang di rumah karena banyak menghabiskan waktu di sekolah untuk menyusun kegiatan Rantang Siswa. Kegiatan ini melibatkan pembagian takjil dan makanan berat kepada lingkungan sekitar sekolah, panti asuhan, dan yayasan.
Naira juga menyampaikan bahwa materi ceramah yang ia ikuti mengajarkan tentang menggapai keberkahan di bulan Ramadhan, termasuk mencari malam Lailatul Qadar. Ia pun berharap dapat masuk universitas impiannya setelah persiapan di kelas XII.
Sementara itu, Aldi Fajriansyah, siswa kelas XI 5 sekaligus perwakilan MPK dan OSIS, merasa bahwa smartTren di rumah berjalan dengan baik. “Saya bisa meluangkan waktu untuk keluarga atau saudara. Kita harus seimbang antara waktu bersama teman sekolah dan keluarga,” ujar Aldi.
Kegiatan Ramadhannya diisi dengan tadarus Subuh, shalat Dhuha, mendengarkan ceramah, dan shalawatan. Aldi menargetkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan, baik dari segi ibadah, perilaku, maupun cara bertutur kata. [SR]***