majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan, dalam membangun unit sekolah baru satu persatu mulai terwujud.
Salah satunya SMKN 1 Rancabali, yang berdiri sejak tahun 2013, akhirnya kini memiliki tanah dan bangunan baru, yang terletak di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Sebelumnya para siswa SMKN 1 Rancabali, berpindah-pindah lokasi dan tempat belajarnya.
Kabar gembira ini pun dibagikan oleh Kepala bidang PSMK Edy Purwanto, kepada majalahsora.com, dia mengatakan bahwa mulai hari Kamis (23/1/2025) ruangan SMKN 1 Rancabali sudah mulai digunakan.
“SMKN ini sudah berdiri cukup lama, sejak 2013, namun untuk gedung baru hari ini berdiri. Meskipun baru empat ruang, dan akan kita teruskan berikutnya, maka proses pembelajaran di SMKN 1 Rancabali tentunya bisa lebih baik dibandingkan dengan yang kemarin,” kata Edy usai kegiatan syukuran gedung baru SMKN 1 Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis (23/1/2025).
Lanjutnya pembangunan SMKN 1 Rancabali pun akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana pembangunan yang ada. Kini pembelajaran siswa pun sebagian ada yang di lokasi baru sebagian masih berada di tempat yang lama.
Kepala bidang PSMK Disdik Jabar, Dr. Drs. Edy Purwanto, M.M., di SMKN 1 Rancabali, Kabupaten Bandung
Setelah bangunan ini hadir, pembangunannya akan terus dilanjutkan sampai memenuhi ruangan yang ada.
Luas lahannya sendiri masih di bawah 10.000 m², dan diakui Edy ini belum ideal, namun paling tidak dengan luas lahan yang hampir mendekati satu hektar sudah bisa untuk dilakukan proses pembelajaran.
Dengan hadirnya bangunan baru ini, dirinya juga memberikan beberapa pesan, pertama gedung yang baru saja selesai dibangun harus dirawat dengan baik, kedua harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dalam hal pendidikan, ketiga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, bisa bersekolah lebih dekat.
Sejarah SMKN 1 Rancabali dan Harapan ke depan
Dalam kesempatan yang sama Kepala SMKN 1 Rancabali, Tisna Saepudin pun tidak bisa menutupi kegembiraannya.
Sebelumnya, Tisna yang sudah menjabat selama tiga tahun sebagai Kepala SMKN 1 Rancabali, terus berupaya agar sekolah yang dipimpinnya segera memiliki tanah dan memiliki gedung sendiri.
Apalagi kata Tisna dirinya diamanahi oleh Cucu Kurniati Nurlia, kepala sekolah sebelumnya agar secepatnya SMKN 1 Rancabali memiliki bangunan yang representatif, untuk memberikan layanan optimal.
Kepala SMKN 1 Rancabali, Kabupaten Bandung, Tisna Saepudin, S.Pd., M.M
“Bu Cucu menitipkan kepada saya dan teman-teman, untuk memiliki lahan baru, di antaranya yang ini untuk diperjuangkan sampai terwujud pembebasan tanah, sampai terwujud usb (unit sekolah baru), sangat luar biasa bahagia,” kata Tisna.
Tisna pun menceritakan kilas balik SMKN 1 Rancabali, yang berdiri pada tahun 2013 di Desa Cipelah yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, atas dasar keinginan warga masyarakat, untuk menampung lulusan SMP di daerah tersebut, banyak yang putus sekolah.
“Sehingga diusulkan kepada pemerintah untuk berdiri sekolah. Kebetulan pada saat itu yang diberi ijin adalah (membuka) SMK. Pada tahun 2013 juga sudah ada respon, dan membuka jurusan pertanian.”
“Kemudian siswa ada, dan berkolaborasi dengan SMKN 3 Baleendah, karena ada jurusan pertanian,” kata Tisna.
Seiring dengan waktu jumlah siswa SMKN 1 Rancabali pun terus bertambah sampai ada tiga rombongan belajar, ditambah alih kelola SMA, SMK dan SLB ke Pemprov Jabar yang tadinya ada di bawah naungan Pemda Kabupaten Bandung.
Masih dijelaskan Tisna SMKN 1 Rancabali, kemudian berdiri sendiri, terjadi rotasi mutasi kepala sekolah beberapa kali. Saat dijabat Asep Rusmana sebagai Plt Kepala SMKN 1 Rancabali, pada 2018, Asep berinisiatif agar SMKN 1 Rancabali letaknya digeser ke wilayah Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali. Pasalnya pembelian lahan di Desa Cipelah tidak memungkinkan, berada di kawasan hijau.
Berbarengan dengan itu dibuka jurusan baru yakni perhotelan, dan terus berkembang. Kegiatan belajar mengajarnya dilangsungkan di madrasah yang ada di Masjid Agung Alam Endah.
Ketua Komite SMKN 1 Rancabali, Kabupaten Bandung, H. Diding Komarudin, S.Ag
“Saat madrasahnya digunakan menjadi BUMDES, SMKN 1 Rancabali numpang di SMPN 1 Rancabali untuk PPDB. Saat itu SMP berlaku lima hari kerja. Namun pada tahun berikutnya sudah tidak bisa karena full digunakan sampai sore,” kata Tisna.
“Akhirnya numpang di SDN 04 dan 03 Barutunggul dari tahun 2018 sampai sekarang. Kemarin saya pamitan ke SDN 03 dan 04 Barutunggul, yang sudah diririweuh ketenangan mereka. Dan berterima kasih atas ruang waktu bagi kami, untuk ikut belajar di situ,” kata Tisna.
Kalau melihat dari proses pembelajaran di sana Tisna pun tidak memungkiri sangat tidak ideal karena siswa SMK harus duduk di bangku siswa SD. Termasuk dari sisi waktu pembekalan yang tidak efektif.
Sedangkan untuk praktek siswa kata Tisna bekerja sama dengan Hotel MS, milik Haji Dadang Rahmat.
Tisna pun menceritakan mengenai ruang kantor yang harus beberapa kali pindah, pertama saat ada penggunaan ruang baru pindah ke rumah dinas SD, begitu pun saat rumah dinas SD digunakan akhirnya mengontrak pada tahun 2024.
Setelah menempati bangunan baru ini, Tisna pun tidak memungkiri harus merubah kebiasaan siswa SMKN 1 Rancabali yang biasa masuk siang menjadi pagi.
“Karena mau tidak mau harus masuk pagi, termasuk Bapak, Ibu gurunya. Pembiasaan seperti sekolah lainnya, KBM mulai dari pagi.”
SMKN 1 Rancabali, Kabupaten Bandung, berada di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, memiliki luas lahan lebih dari 8.000 meter persegi.Secara bertahap terus dibangun ruang kelas baru dan ruang praktek siswa sesuai rencana yang ada
“Kemudian pembiasaan kepada anak, kebiasaan di tempat baru. Minimal senyum, sapa, salam kepada masyarakat sekitar. Karena mau tidak mau kita pendatang di sini. Harus beradaptasi semua, terhadap lingkungan. Apalagi sekolah kami sekarang tepat di depan jalan raya, sehingga butuh pengamanan. Dan pengamanan lainnya dari sisi aset sekolah,” kata Tisna.
Tantangan lainnya meningkatkan angka partisipasi kasar, masyarakat sekitar bersekolah di SMKN 1 Rancabali. Pasalnya pada PPDB Tahun 2024/2025 tercatat hanya 60 orang siswa yang masuk ke SMKN 1 Rancabali, padahal targetnya 180 orang siswa.
Agar tidak menggunakan fasilitas SD lagi, pihaknya pun sudah mendapatkan ijin agar bangunan perkantoran ini bisa digunakan sebagai ruang belajar siswa. Rencananya satu lokal disekat untuk dua kelas, kisaran lima sampai enam kelas. Sehingga masuk sekolahnya dibagi menjadi dua shift. Sedangkan untuk praktek masih di Hotel MS.
Dirinya juga berharap, segera terbangun kembali ruang kelas baru, termasuk ruang praktek siswa. Pasalnya sekarang tercatat jumlah siswanya ada 217 yang diwadahi dalam jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP), Perhotelan dan Kuliner.
Senada, Ketua Komite SMKN 1 Rancabali, Diding Komarudin yang tahu akan sejarah ini, merasa terharu dan bangga, karena apa yang dicita-citakan memiliki lahan dan bangunan baru terwujud.
Dirinya berharap Pemprov Jabar, harus memperhatikan pembangunan sekolah, agar bisa menampung banyak siswa di setiap jurusan, termasuk penambahan jurusan.
Dari kacamata dirinya dengan hadirnya SMKN 1 Rancabali di daerah Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey ini, strategis berada di tengah-tengah, baik dari daerah PACIRA (Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali). [SR]***