majalahsora.com, Kota Bandung – SMKN 8 Kota Bandung resmi menjalin kerja sama internasional di bidang pendidikan dengan lembaga pendidikan dari negara tetangga, Malaysia, yaitu Kolej Komuniti Sabak Bernam, Selangor. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan pada Jum’at, 9 Mei 2025 di sekolah yang beralamat di Jalan Kliningan No 31, Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.
Kepala SMKN 8 Bandung, H. Agus Nugroho, S.T., M.T., mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan hasil komunikasi panjang dan menjadi kolaborasi perdana dengan Kolej Komuniti Sabak Bernam, Salangor, Malaysia.
“Kolej Komuniti Sabak Bernam, itu kalau di kita (Indonesia) setingkat dengan D2 sampai D3. Pada 9 Mei 2025 ini kita menandatangani MoU untuk beberapa kerja sama, terutama dalam pengembangan pendidikan dengan Komuniti Kolej. Ini yang pertama dengan pihak Sabak Bernam, namun untuk negara Malaysia sebelumnya sudah pernah, hanya saja beda lembaga,” ujarnya.
Kerjasama internasional antara SMKN 8 Kota Bandung dengan Kolej Komuniti Sabak Bernam, Salangor, Malaysia
Agus menjelaskan bahwa bentuk kerja samanya berupa pelaksanaan pelatihan secara luar jaringan (tatap muka), dan diupayakan seefektif mungkin. Akan ada pertukaran kunjungan untuk mempelajari implementasi pembelajaran masing-masing, baik di SMKN 8 Bandung maupun di Kolej Komuniti Sabak Bernam.
Kerja sama ini akan dievaluasi secara berkala dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun, mencakup 12 poin kerja sama dalam skala internasional. Agus menambahkan, jika program berjalan baik, pihaknya berencana memperluas dan memperpanjang kerja sama dengan Sabak Bernam.
Pemilihan Kolej Komuniti Sabak Bernam, sebagai mitra didasari keseriusan mereka dalam pengembangan kompetensi, yang menjadi kata kunci dari kedua belah pihak. Menurut Agus, sistem pembelajaran dan pengembangan kompetensi di kampus tersebut setara dengan SMK di Indonesia, bahkan Sabak Bernam termasuk dalam jenjang universitas di Malaysia, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya sebagai Kepala SMKN 8.
Berfoto bersama usai penandatanganan MoU
Selain pelatihan tatap muka, kolaborasi juga meliputi diskusi dan pelatihan secara daring (dalam jaringan). Mengingat metode pembelajaran di kedua institusi berbeda, Agus menyebut bahwa ia banyak menerima masukan untuk perbaikan pembelajaran di sekolah. Meski begitu, tujuan utama tetap untuk meningkatkan kualitas pendidikan masing-masing institusi.
“Mereka di sini itu bertukar pikiran dengan kami selama di Indonesia tentang kurikulum, sarpras, kerja sama industri serta peningkatan skill terkait digital marketing. Digital marketing itu kalau di mereka program pembelajaran sepanjang hayat, sedangkan di kita itu pembekalan sebagai pendukung kompetensi siswa. Jadi digital marketing juga jadi fokus di sini untuk semua jurusan. Selain punya skill, para siswa diharapkan punya kemampuan digital marketing,” jelasnya.
Meski bekerja sama di ranah SMK, Agus menegaskan bahwa tidak ada pertukaran alat karena kompetensinya berbeda. SMKN 8 Bandung lebih ke arah otomotif, sedangkan Sabak Bernam terbagi menjadi empat bidang: fesyen, kuliner, kelistrikan, dan digital marketing. Fokus kerja sama pun mengerucut pada digital marketing sebagai bidang terdekat.
Pihak Kolej Komuniti Sabak Bernam, Salangor, Malaysia, sedang melihat berbagai keunggulan SMKN 8 Kota Bandung
Agus menceritakan bahwa awal mula kerja sama ini berawal dari tugasnya menjalin kolaborasi dengan Krivet, lembaga vokasi dari Korea Selatan. Ketika berada di Bangkok, Thailand, Agus secara tidak sengaja bertemu dengan pihak Sabak Bernam dalam forum yang sama. Dari pertemuan itulah tercetus gagasan untuk membuat program kerja sama lintas negara.
Ia berharap SMKN 8 Bandung dapat lebih dikenal secara global, dan membuka peluang bagi lulusan sekolahnya untuk masuk ke pasar tenaga kerja luar negeri, termasuk Malaysia.
Sementara itu, Ahmad Arman Bin Nor Anuar, yang akrab disapa Arman, Direktur Utama Kolej Komuniti Sabak Bernam, menyampaikan alasan di balik kemitraannya dengan SMKN 8 Bandung.
Rombongan saar melihat bengkel Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)
“Ada sesuatu yang unik di SMKN 8 Bandung dan saya rasa perlu saya lihat langsung. Ini juga berdasarkan hasil diskusi bersama Agus (waktu bertemu di Bangkok),” kepada majalahsora.com.
“Kedua, jurusan yang ditawarkan di sini agak mirip dengan yang ditawarkan college saya di Malaysia. Saya rasa saya ingin membawa ini ke tingkat global. Ini perlu kesepahaman yang lebih luas bersama Agus,” ia menambahkan.
Menurut Arman, Indonesia merupakan negara yang mudah diajak bekerja sama, terutama dalam penyaluran tenaga kerja. Dengan kemiripan budaya dan gaya hidup, adaptasi para pekerja Indonesia di Malaysia lebih mudah dilakukan.
Siswa Konsentrasi keahlian Teknik Pemanasan Tata Udara dan Pendinginan, sedang melakukan demo pembuatan es krim
Arman mengaku bahwa ini merupakan kali pertamanya bekerja sama dengan SMK di Indonesia, karena sebelumnya ia biasa bermitra dengan politeknik negeri. Dengan jenjang setara D2-D3, mahasiswa politeknik dinilai lebih cocok untuk berkolaborasi dengan Sabak Bernam secara umum.
“I think this is a very good opportunity for us to explore. Kita lihat bidang teknik dan vokasi yang ada di Indonesia dari satu sisi yang lain. Saya rasa ini adalah sesuatu yang sangat baik yang perlu diteruskan untuk masa yang akan datang,” ujar Arman.
Ia juga berharap dapat memperkenalkan SMK Negeri di Indonesia kepada koleganya di Malaysia. Dengan sekitar 200 kompetensi keahlian di SMK, ini menjadi peluang besar untuk dikembangkan. Bahkan, untuk bidang-bidang yang belum tersedia di Malaysia, Arman tertarik untuk mengadopsinya di jenjang kuliah di negaranya.
Sepeda Motor Listrik P2B E-Moto rakitan siswa Teknik Sepeda Motor (TSM) SMKN 8 Bandung yang meraih Gelar Juara 1 tingkat nasional program PLN Peduli, dipamerkan kepada Direktur Kolej Komuniti Sabak Bernam, Salangor, Malaysia
Rangkaian kerja sama ke depan mencakup pengenalan kampus Sabak Bernam kepada SMKN 8 Bandung, diskusi pengembangan kompetensi, pertukaran guru atau dosen, hingga kerja sama internasional yang lebih luas.
Arman berharap kolaborasi ini berjalan lancar dan dapat diperluas tak hanya di bidang pendidikan.
“Menurut saya bertukar pikiran dengan bertukar budaya di Bandung ini merupakan kegiatan yang bernilai tinggi. Ini pengalaman baru bagi saya dan staf-staf saya. Sangat seru bisa bekerja sama dan bertemu orang Bandung!” tandasnya. [SR]***