majalahsora.com, Kota Cirebon – SMKN 1 Mundu Kabupaten Cirebon sekolah vokasi kelautan, yang dipimpin oleh Ikhwanudin, memiliki Diklat Keterampilan Pelaut (DKP)/Kapal Layar Motor (KLM) dan memiliki legalitas untuk mengeluarkan sertifikat internasional.
DKP SMKN 1 Mundu yang telah berdiri sejak tahun 2005 lalu, sudah membantu banyak calon tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja ke mancanegara, seperti ke Korea Selatan serta Jepang.
Saat perwakilan Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jawa Barat (Jabar), menyambangi SMKN 1 Mundu, pada hari Jum’at, tanggal 28 Juli 2023, puluhan calon pekerja yang merupakan siswa LPK Cipta Asa Mandiri, Cirebon, akan mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) selama tiga hari.
Kepala SMKN 1 Mundu, Kabupaten Cirebon, Ikhwanudin, S.Pd
Dalam kesempatan ini Ketua LPK Cipta Asa Mandiri Cirebon, Sehu Arifin, menjelaskan bahwa pihaknya telah lama bekerjasama dengan SMKN 1 Mundu.
“Siswa kami mengikuti kegiatan Diklat pendidikan basic safety training (BST), untuk mendapatkan sertifikat internasional,” kata Sehu.
Hal tersebut sambung Sehu, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh siswa LPK Cipta Asa Mandiri, dalam mengikuti program government to government atau G to G di Korea Selatan.
Manager DKP SMKN 1 Mundu, Kabupaten Cirebon, Ijat Darajat, S.PI
“Kami sendiri melatih dari segi bahasa, Diklat ini untuk memenuhi beberapa persyaratan ujian salah satunya BST mengenai keselamatan bekerja,” kata Sehu.
Saat ditanya kenapa siswanya memilih bekerja ke Korea Selatan, Sehu mengungkapkan bahwa salah satu alasannya karena gaji yang besar. Dalam sebulan bisa mengantongi UMR Korea Selatan, di atas Rp 20 juta.
Adapun bidang pekerjaannya bergerak di sektor perikanan (budidaya/tambak, penangkapan ikan, kelautan) dan manufaktur.
Kegiatan pendaftaran peserta Diklat DKP SMKN 1 Mundu, salah satu sekolah BLUD di Jabar
“Dalam setahun dari LPK Cipta Asa Mandiri memberangkatkan sekitar 30 orang ke Korea Selatan. Itu 80 sampai 90 persen dari jumlah siswa kami,” kata Sehu.
Saat ditanya keberadaan DKP SMKN 1 Mundu yang mengeluarkan sertifikat BST internasional? Menurutnya keberadaannya sangat membantu, apalagi biayanya terjangkau karena ada kerjasama.
Dalam kesempatan ini, siswa perempuan LPK Cipta Asa Mandiri, Aniyatus Syafaah, lulusan SMK Yasmi Cirebon, berhasil diwawancara oleh FWP Jabar.
Ani (tengah) mengikuti Diklat do SMKN 1 Mundu, agar bisa berangkat bekerja ke Korea Selatan
Dari pengakuan Ani, ia ingin bekerja di Korea Selatan untuk mengubah nasib dan mengumpulkan uang.
Rencananya, Ani yang berasal dari Brebes, Jawa Tengah, akan bekerja pada sektor budidaya ikan atau tambak udang.
Ani pun mengikuti BST di DKP SMKN 1 Mundu selain untuk memperoleh sertifikat internasional juga menambah wawasan.
Materi Diklat, survival di laut
Sedangkan Ijat Danajat Manager DKP/KLM SMKN 1 Mundu menjelaskan bahwa, SMKN 1 Mundu sudah menjadi sekolah Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) dan memiliki unit usaha Diklat yang dipimpinnya.
Sejauh ini unit usaha DKP SMKN 1 Mundu, telah memiliki profit yang cukup menggiurkan. Pasalnya setiap peserta Diklat dikenakan biaya pendidikan, untuk BST sekitar Rp 1,4 juta dan BST KLM sebesar Rp 800 ribu.
Pengelolaan keuangannya sudah terpisah dipayungi legalitas sebagai sekolah BLUD.
Dilatih cara penanganan kebakaran dan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR)
Awalnya DKP SMKN 1 Mundu hanya menyelenggarakan satu kegiatan Diklat, namun seiring berjalannya waktu, kini sudah bisa mengadakan berbagai Diklat, seperti Diklat keahlian dan Diklat keterampilan, semuanya standar internasional
Masih dikatakan Ijat, kegiatan Diklat di SMKN 1 Mundu sendiri berjalan setiap hari, dari Senin sampai Jum’at, tergantung permintaan dari perusahaan atau LKP-nya.
Diklat DKP SMKN 1 Mundu, melatih peserta dengan konsep, prinsip dan teknik penyelamatan diri.
Dilatih penyelamatan diri saat berada di tengah laut
Apalagi saat ini, SDM di bidang kelautan dituntut untuk meningkatkan kompetensinya yang berstandar internasional STW Amandemen 2010 oleh international Maritime Organization (IMO).
DKP SMKN 1 Mundu juga kata Ijat, sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan pelaut yang berkompetisi dan bersertifikat internasional.
Saat mengikuti Diklat para peserta DKP SMKN 1 Mundu, dilatih mengenai pencegahan kebakaran dan pemadaman kebakaran. Termasuk pelatihan pertolongan pertama kecelakaan, keamanan diri dan tanggung jawab sosial di kapal laut, sesuai dengan peraturan yang tertera pada konvensi STWC 1995 CodeA-VI/Amandemen 2010.
Penggunaan masker dan tabung oksigen saat kejadian darurat di kapal laut
Masih dikatakan Ijat untuk materi pelatihannya, yakni elementary first aid (IMO Model Course 1.13); personal survival techniques (IMO Model Course 1.19); fire prevention and fire fighting (IMO Model Course 1.20); Personal savety and sosial responsibilities (IMO Model Course 1.21); dan review and asesment.
“Ya sasaran kami pelaut pemula dan pelaut berpengalaman sebagai bagian dari awak kapal yang bertanggung jawab untuk keamanan dan pencegahan polusi dalam pengoperasian kapal,” kata Ijat.
Saat disinggung pesertanya sekarang banyak dari mana? Kata Ijat banyak dari LPK Bahasa karena sadang ada program G to G ke Korea Selatan, dan akan berangkat sekitar bulan Oktober 2023.
DKP SMKN 1 Mundu, memiliki kelengkapan tempat Diklat, tidak sedikit yang lulus bekerja ke mancanegara
Di samping perusahaan dan LPK, peserta Diklatnya ada juga dari Dinas Perikanan Jabar, melatih nelayan di Pantai Utara maupun Pantai Selatan untuk meningkatkan standar kompetensinya.
“Ini juga merupakan peran kami dalam mendukung program pemerintah pusat yakni Segitiga Rebana, dalam meningkatkan SDM. Di mana maritim Indonesia ke depan sebagai poros maritim dunia,” kata Ijat.
“Kita punya peran dalam peningkatan SDM, karena program Segitiga Rebana, di dalamnya juga ada wilayah Cirebon,” imbuhnya.
[SR]***