majalahsora.com, Kota Bandung – Keceriaan terpancar tat kala Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, bersama keluarga besar ISBI Bandung merayakan Dies Natalis ISBI Bandung ke-56, di Jalan Buahbatu No 212, Sabtu (5/10/2024).
Suasana hikmat pun tersaji saat Sidang Terbuka Senat Akademik ISBI Bandung, dengan tema “Inovasi, Teknologi, dan Transformasi Seni Budaya, Menguatkan ISBI Bandung ke-56 sebagai Agen Pemajuan Kebudayaan”, di Gedung Kesenian Sunan Ambu.
Saat memberikan sambutan Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., mengatakan bahwa usia 56 adalah usia matang bagi sebuah organisasi yang telah berubah dari KORI, ASTI, STSI hingga ISBI.
Lanjutnya sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan demi perjuangan dilalui untuk menjadikan ISBI Bandung seperti sekarang ini.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum
Jasa-jasa para pendahulu yang telah merintis, menjadikan, mengembangkan dan mengokohkan ISBI Bandung, merupakan kinerja luar biasa dengan jasa tak terhingga.
“Semoga Allah menjadikan amal kebaikan bagi para pendahulu kami. Tahun ini kami kehilangan beberapa civitas academica yang telah berpulang ke Rahmatullah, Prof. Iyus Rusliana, Dr. Deny Hermawan, Kang Tjutju M.Sn.,” kata Retno.
“Dan Beberapa hari ini, kami kehilangan orang terkasih, sahabat yang sangat baik, Ibu yang penyayang dan pemimpin yang sabar, almarhumah Dr. Enok Wartika, S. Sos., M.Si., (wafat, Rabu 25 September 2024),” imbuhnya, diiringi dengan do’a bersama.
Dirinya pun kini menginjak tahun kedua memimpin ISBI Bandung. Sesuai misinya, berperan aktif dalam pemajuan kebudayaan.
Dies Natalis ISBI Bandung ke-56, Agen Pemajuan Kebudayaan
Di bawah kepemimpinan dan dibantu jajarannya, melakukan berbagai program dan terobosan dengan mendekatkan diri kepada seluruh stakeholder kebudayaan, termasuk di dalamnya pemerintah, bussinesman, komunitas, akademisi dan media.
“Sebuah cara untuk mendekatkan akademisi pada ekosistem kebudayaannya. Kolaborasi dan sinergitas dibutuhkan untuk menguatkan ISBI Bandung sebagai agen pemajuan kebudayaan,” tegas Retno.
Dengan begitu program-program ISBI Bandung didekatkan kepada masyarakat seni budaya, baik secara institusional maupun per Program Studi (Prodi), per individu, dosen serta mahasiswa.
Program ini, kata Retno berorientasi kepada sepuluh objek pemajuan kebudayaan (OPK) dan situs atau cagar budaya.
Suasana Dies Natalis ISBI Bandung ke-56 di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jalan Buahbatu No 212, Kota Bandung
Pasalnya kekuatan ISBI Bandung, dapat menjadikan semua objek menjadi bagian dalam pengkajian, pemeliharaan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.
“ISBI Bandung dapat menguatkan pemajuan kebudayaan dengan penggalian OPK, mengembangkan dan pemanfaatannya dalam bentuk naskah akademik untuk diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB),” kata Retno.
Kemudian, banyak yang dapat ISBI Bandung lakukan secara bersama, karena diharapkan para akademisi atau perguruan tinggi tidak lagi menjadi “menara gading”. Tapi bisa menjadi “menara air” yang memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat dan lingkungannya.
Retno pun mengungkapkan mengenai kinerja ISBI Bandung dalam satu tahun terakhir ini, di antaranya telah mendapatkan surat keputusan Organisasi dan Tata kelola (OTK) ISBI Bandung.
Para purna bakti ISBI Bandung, usai menerima penghargaan
“Tindaklanjut dari ini, kami sedang menyiapkan renstra dan statuta baru. Dalam pembuatan statuta baru ternyata ditemukan bahwa jika menilik usia ISBI Bandung berusia 56 tahun. Maka dalam sidang senat tanggal 16 Mei 2024, berdasarkan pada pertimbangan sejarah dan pencapaian institusi dari KORI sampai dengan ISBI sekarang ini,” jelas Retno.
Diketahui kelahiran ISBI ditetapkan pada pendirian Konservatori Tari tanggal 1 April 1968 lalu, ini sesuai lampiran SK Walikota Bandung (Djukardi) tertanggal 31 Maret 1968.
Sedangkan, tanggal 6 Oktober 2014 yang dilaksanakan seperti sekarang adalah saat penandatanganan prasasti ISBI Bandung, oleh Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, sepuluh tahun yang lalu.
Mengenai Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN), mengharuskan ISBI Bandung yang berstatus sebagai Satuan Kerja (Satker) mempersiapkan diri menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Pemberian penghargaan kepada mahasiswa ISBI Bandung, yang berprestasi pada ajang internasional
Terkait hibah dari program (PRPTN) sebesar Rp 20 miliar, dimanfaatkan semaksimal mungkin, pasalnya lebih dari 12 tahun lembaga tidak mendapatkan belanja modal.
“Anggaran sebesar 85% dibelikan untuk sarana prasarana perkuliahan, smart class room, dan kelengkapan Gedung Sunan Ambu.”
“Kendala yang terjadi di lapangan adalah banyaknya barang yang harus izin impor, sehingga kami berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan negosiasi pemenuhan kebutuhan sesuai standar kelayakan,” kata Retno.
Selain itu, ISBI Bandung membeli dua perangkat gamelan untuk Prodi Tari Sunda dan Prodi Angklung Musik Bambu.
Mahasiswa ISBI Bandung yang berprestasi pada ajang tingkat nasional saat menerima penghargaan
Di samping itu ISBI Bandung kini memiliki Gamelan Kyai Basundara (bumi/tanah), hasil rekonstruksi Dr Lili Suparli, Mustika Iman M. Sn. dan Edi Mulyana, M.Sn., dari konsep laras Gamelan Ki Pembayun yang legendaris, karya R. Mahjar Angga Koesoemadinata.
“Satu hal yang mengharukan karena gamelan aslinya telah raib 50 tahun yang lalu, semasa hidup R. Mahjar. Ini menjadi gamelan Ki Pembayun satu-satunya berdasar konsep laras yang tertuang dalam buku Seni Raras dan Pangawikan Rinenggaswara,” jelas Rektor ISBI Bandung.
Prodi Baru ISBI Bandung
Pada kesempatan ini Rektor ISBI Bandung pun menjelaskan mengenai pembukaan Prodi baru yang telah dilakukan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), sebanyak tiga Prodi, yakni Desain Konumukasi Visual, Desain Interior dan Kriya S1. Di samping itu membuka program Pascasarjana, Prodi Pendidikan Seni.
Menurutnya pembukaan Prodi cukup tinggi peminatnya, tapi kapasitas lahan dan ruang kuliah sangat terbatas, sehingga animo masyarakat yang sangat tinggi di beberapa prodi, tidak dapat dilayani.
Rektor ISBI Bandung bersama jajarannya sedang menyaksikan tampilan angklung
“Kami tetap berupaya untuk mendekati beberapa pihak mengenai hal ini. Namun hasilnya belum terakomodir,” kata Retno.
Sementara, secara umum IKU ISBI Bandung telah melampui target yang dijanjikan. Sedangkan untuk IKU 8 pengusulan Prodi terakreditasi internasional (FIBAA), telah submit dan menunggu reviu berikutnya.
Kampus II ISBI Bandung
Rektor ISBI Bandung pun menyinggung pembangunan Kampus II ISBI Bandung, yang berada di daerah Cikamuning, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Kata Retno mengenai kepemilikan tanah di Cikamuning seluas 9,6 hektar, secara berkesinambungan terus diupayakan penyelesaian sertifikatnya.
Pemotongan nasi tumpeng Dies Natalis ISBI Bandung ke-56, salah satu wujud rasa syukur
“Tahun ini kami telah menyelesaikan sertifikat tanah sebanyak 15 peta bidang dari keseluruhan 22 peta bidang. Masih ada empat bidang masuk dalam pencetakan sertifikat dan tiga bidang sudah cover note. mudah-mudahan selesai semua di tahun ini,” harap Retno.
Berikutnya, ISBI Bandung harus tetap mengupayakan perluasan lahan di Cikamuning, karena kondisi bidang yang belum satu amparan, menjadikan pemerintah tidak dapat membantu pembangunannya.
Masih diutarakan Retno perjuangan Perguruan tinggi seni, seperti ISBI Bandung masih memerlukan tenaga yang luar biasa, meskipun Undang-undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan telah menjadi payung hukum, namun dalam implementasinya belum terlaksana dengan baik.
Dalam Renstra Kemendikbudristek pun menyebutkan kebudayaan hanya sebatas bahasa.
Sisingaan memeriahkan Dies Natalis ISBI Bandung ke-56 tahun
Posisi ISBI Bandung, kata Retno secara prestasi harus mengikuti standar nasional perguruan tinggi, akan tetapi tidak diimbangi dengan fasilitas dan pendanaan yang memadai.
“Mungkin karena negara kita adalah negara Adi Budaya, seperti pengakuan UNESCO sehingga modal budaya luar biasa sudah dianggap cukup,” kata Rektor ISBI Bandung.
Akan tetapi kalau kebudayaan akan dijadikan modal sosial untuk daya saing bangsa, maka perhatian seluruh pihak perlu digalakan.
“Seniman dan budayawan yang telah berjuang tanpa pamrih tidak mendapat respon dari stakeholder yang lain,” tegasnya.
Wakil Rektor I ISBI Bandung, bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung Bapak Indra Ridwan, S.Sos., M.Sn., M.A., Ph.D
“Perguruan tinggi seni budaya untuk menyelesaikan persoalan standar kelayakan saja harus berjuang berdarah-darah,” imbuhnya.
Oleh sebab itu dirinya mengajak para seniman dan budayawan, harus memperjuangkan secara bersama agar kebudayaan menjadi canangan dalam RPJM, baik di tingkat daerah maupun nasional, agar terakomodir.
“Sekarang adalah saat yang tepat untuk menyuarakan posisioning kesenian dan kebudayaan untuk menguatkan jati diri bangsa dan menjadi pemertahanan ekosistem kebudayaan,” kata Rektor ISBI Bandung.
“Saya kira moment Dies Natalis ini adalah saat yang tepat untuk bersinergi bahu membahu berbagai pihak agar cita-cita menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dapat terwujud,” pungkasnya.
Pemberian Apresiasi Kepada Purna Bakti
Wakil Rektor III ISBI Bandung bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerja sama, Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn
Pada kesempatan ini Retno pun mengucapkan terimakasih sekaligus memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para purna bakti.
Tahun ini ada 11 orang dengan dedikasi yang luar biasa. Mereka telah berbakti sekitar 30-40 tahun.
Mereka yang diberi penghargaan taas pengabdian dan dedikasinya selama ini ISBI Bandung, diberikan kepada:
1. Drs. Dedi Setiadi, MMPd;
2. Oman Resmana, S.Kar., M.Sn;
3. Lina Marliana Hidayat, S.Sen., M.Sn;
4. Dr. Dede Suryamah, S.Kar., M.Si;
5. Dadan Ganjar Sugandi;
6. Dindin Rasidin, S.Sen., M.Hum;
7. Yayat Hadiyat K., S.Sn., M.Sn;
8. Yayat Hidayat, S.Sn., M.Sn;
9. Alm. Prof. Iyus Ruslianan, SST, M. Sn.
10. Alm. Dr. Deni Hermawan,M.A.
11. Alm. Tjutju Hadijat S.Sn.
12. Almh. Dr. Enok Wartika, S.Sos., M.Si.
Penampilan angklung di depan halaman Gedung Kesenian Sunan Ambu
Prestasi ISBI Bandung pada tahun kedua, kepemimpinan Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum:
1. Silver winner LLDIKTI Wilayah IV Perguruan Tinggi (PT) Negeri Terinspiratif dan Kolaboratif;
2. Terbaik II PT Negeri dengan Pola Pengelolaan Keuangan Negara dengan predikat A (89,10%);
3. Bronze winner Anugerah Kemendikbudristek kategori Humas PTN Satker;
4. Bronze winner Anugerah Kemendikbudristek kategori Kerjasama PTN Satker dengan Industri;
5. Silver winner Anugerah Kemendikbudristek kategori kerjasama PTN Satker dengan Pemerintah dan NGO;
6. Nominasi Anugerah DiktiRistek untuk Kategori siaran Pers.
Prestasi mahasiswa 151 orang terdiri dari:
Sembilan prestasi Internasional Gita Suara Choir 5 Gold Medal, Picture 2 prestasi, Best National Costumes Miss Teenager, dan Runner Up Mr. Universe.
Tingkat Nasional 53 mahasiswa terdiri dari prestasi LKMM, Art in Motion untuk dikirim ke Belanda, P2MW, Antropology Award, Best Talent Duta Pariwisata, dan Duta Festival Luar negeri.
Tingkat Provinsi sebanyak 15 mahasiswa pada kegiatan Peksimida, Maskot Pilkada, Pasanggiri Mojang Jajaka, Drawing Competition Galura Budaya, dan Putri Batik Jabar. [SR]***