majalahsora.com, Kota Bandung – Berbarengan dengan Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5), salah satu program terdekat bidang kesiswaan SMP PGRI 7 Bandung yaitu akan digelar pemilihan Ketua OSIS.
Mewakili Kepala SMP PGRI 7 Kota Bandung Drs. H. Tedi Setiadi, yakni Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Kesiswaan, Pia Alvi Laspari, S.Pd., memberi keterangan program terdekat SMP PGRI 7, usai LDKS.
Kata Pia, simulasi pemilihan OSIS akan dibuat dan dibimbing oleh guru. Sedangkan siswa hanya menjadi pelaksana saja
Dilaksanakan dua minggu setelah UTS, pada bulan Agustus 2023 ini.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Pia Alvi Laspari, S.Pd
“Se-real mungkin kita laksanakan acara simulasi pemilihan Ketua OSIS ini. Rencananya di dalamnya akan ada KPU kemudian pengusung calon OSIS nya. Yang dilibatkannya siswa kelas VIII. Lalu para calon nantinya mendatangi setiap kelas seperti orasi mebeberkan program kerjanya,” kata Pia, baru-baru ini, di SMP PGRI 7 Kota Bandung, Kencanawangi Utara No.10, Cijaura, Kec. Buahbatu.
Seperti tim pengawas OSIS, nantinya akan mempertimbangkan program para calon Ketua OSIS. Tim tersebut akan mengawasi setiap kelas melalui perwakilan kelas.
Walaupun usia siswa SMP belum terlibat aktif dalam politik atau pemilu, Pia merasa kegiatan ini adalah pengenalan pemilu sejak dini.
“Ini memang ada di program P5. Seperti karakter pemilihan harus jujur, bersifat rahasia dan lainnya yang sesuai dengan tema demokrasi. Maka yang tadinya program saja, kita buat saja kegiatan ini sekaligus untuk P5,” ungkap Pia.
Laboratorium komputer salah satu sarana yang memadai di SMP PGRI 7 Kota Bandung
Masih kata Pia, fasilitas yang disediakan hingga dibuat sendiri oleh siswa berupa KPU dengan menyediakan kotak suara, para siswa mencetak dan mengedit sendiri foto para calon OSIS, bilik untuk mencoblos hingga para saksi.
Masih berkaitan dengan program kesiswaan, Pia menganalisis bahwa tantangan terberat dalam mendidik siswa di era ini adalah pengaruh teknologi khususnya gadget, seperti telepon pintar.
“Terkadang kalau kita membuat peraturan terkait membawa handphone atau lainnya, suka terhalang karena siswa lebih erat memegang gadgetnya daripada menaati peraturan. Informasi juga cepat sekali melalui gadget sampainya, kita juga sebagai guru jadinya harus terus mengikuti perkembangan teknologi,” ujar Pia.
Oleh karena itu pihaknya juga mencoba mencari solusinya, di antaranya memperbanyak kegiatan di sekolah. Seperti lomba menghias kelas yang diadakan dalam waktu dekat. Intinya banyak kegiatan di luar menggunakan smartphone yang bisa dilakukan.
Pembekalan di dalam kelas
Lalu fokus Alvi dalam penerapan peraturan, siswa tetap diperbolehkan membawa sekolah pintar ke sekolah. Namun ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), masing-masing telepon pintar milik siswa dikumpulkan ke wali kelasnya.
“Hal tersebut dikarenakan ketika KBM dengan siswa memegang smartphone, fokus belajarnya akan buyar dan terus mengoperasikan smartphonenya,” kata Pia.
“Terkecuali ada pelajaran yang membutuhkan internet, barulah smartphone diberikan ke siswa sesuai kebutuhan,” imbuhnya.
Pia berharap para siswa SMP PGRI 7 Kota Bandung, bisa terus berprestasi. Seperti juara pertama tingkat Kota Bandung dalam kategori lomba Katapel. Dirinya ingin siswa yang memiliki potensi di bidang tertentu berani untuk unjuk gigi dalam prestasi dan tidak malu-malu.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Zamzami Almuqtadi, S.Pd
Sedangkan Zamzami Almuqtadi, S.Pd., lebih akrab disapa Zami, Wakasek Kurikulum, menggambarkan programnya yang saling berkesinambungan dengan kesiswaan.
Pada bidang kurikulum, program terdekatnya adalah workshop. Workshop tersebut merupakan pelatihan bagi para guru, guna meningkatkan kualitas dalam mendidik siswa.
Selain itu tidak luput dengan pemantauan siswa, pihaknya menjaga kestabilan pola belajar siswa. Ia memantau sejauh mana tingkat kejenuhan siswa di setiap minggunya.
Dari situ akan diubah secara berkala pola belajarnya. Sehingga dalam proses pembelajarannya menyenangkan tidak bosan.
Suasana pembelajaran dibuat sedemikian menyenangkan
Kemudian ada program pembiasaan setiap hari Jum’at dan hari tertentu. Zami fokus pada peningkatan akhlak siswa.
“Di sini mayoritas siswanya beragama Islam. Setiap Jum’at pagi kita ada pembiasaan membaca dan hafalan Al-Qur’an dan mendengarkan Asmaul Husna. Di hari Selasa ada pembiasaan shalat Dhuha dan di Senin hingga Kamis ada shalat Dhuha berjamaah di lapangan. Karena kita KBM di hari Jum’at hingga jam 11.20 WIB, maka shalat Jum’atnya di rumah masing-masing. Dan setiap harinya shalat Dzuhur berjamaah,” kata Zami menjelaskan.
Walaupun bukan sekolah yang berbasis agama Islam, Zami tetap menanamkan akhlak keislaman. Yaitu dengan menargetkan setiap siswa minimal hafal satu juz Al-qur’an dalam kurun waktu satu atau hingga tiga tahun.
Lalu ada program kesehatan atau jasmani. Mengadakan senam bersama di setiap Kamis pagi. Tidak hanya itu, di hari Kamis setiap siswa harus membawa bekal makan yang sehat seperti sayuran.
Lapang SMP PGRI 7 Kota Bandung, memakai doom
Setelah itu, program yang akan datang tepatnya di semester dua nanti, Zami akan mengadakan program literasi membaca. Nantinya akan ada waktu yang dikhususkan bagi siswa untuk membaca dalam satu minggu sekali, berdurasi satu jam membaca. Buku literasinya tidak terpatok akan topik tertentu, siswa bebas memilih buku sesuai keinginannya.
“Untuk kendala tidak ada yang terlalu berarti. Seperti siswa kadang lupa akan peraturan. Ada siswa yang mudah diatur ada juga yang tidak. Namun itu semua masih bisa ditangani. Solusi dari saya sebagai kurikulum atas tantangan yang ada adalah mengingatkan kepada jajaran tenaga pendidik maupun warga sekolah, bahwa kita harus memberi contoh kepada siswa,” ungkap Zami.
Dengan itu, Zami berharap selain pintar dalam akademik, siswa memiliki akhlak mulia. Sehingga bisa menjadi generasi bangsa yang lebih baik.
Sekedar untuk diketahui Jumlah siswa SMP PGRI 7 Kota Bandung di tahun 2023 sebanyak 705 orang. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum merdeka untuk kelas VII dan VIII dan kurikulum tiga belas untuk kelas IX. [SR]***