majalahsora.com, Kota Bandung – Salah satu biaya operasional sekolah swasta sumber pendanaan terbesarnya, yaitu dari partisipasi para orangtua siswanya.
Seperti SMK ICB Cinta yang berada di Jalan Pahlawan No.19B, Kelurahan Cihaur Geulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung
Namun akibat pandemi COVID-19 yang menerpa dunia termasuk Indonesia selama hampir satu tahun, hal itu berdampak kepada ekonomi orangtua siswanya. Sehingga untuk membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)/iuran bulanan termasuk Dana Sumbangan Pendidikan dan uang praktek siswa menjadi terhambat.
Tercatat jumlah siswanya ada sekitar 399 orang dari jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Perhotelan dan Kuliner/Tata Boga.
Namun dengan adanya bantuan keuangan untuk siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP) dari Pemerintah Kota Bandung untuk warganya, sangat membantu biaya operasional SMK ICB Cinta Niaga.
Sekitar seratusan lebih, SMK swasta se-Kota Bandung, mendapat bantuan serupa, besarnya Rp 2 juta persiswa.
Dana tersebut telah disalurkan ke SMK penerima pada tanggal 31 Desember 2020. Alokasinya bisa digunakan oleh sekolah meringankan beban pembiayaannya.
Iros Rosliah, Wakasek Kesiswaan SMK ICB Cinta Wisata menjelaskan, bahwa selama pandemi orangtua siswa yang membayar iuran bulanan ada sekitar 50 persen.
“Di saat pandemi seperti ini, kami tidak bisa memaksa orangtua siswa untuk membayar SPP bulanan atau mencicil uang DSP dan praktek, karena khawatir kondisi ekonominya,” kata Iros Kamis (11/2/2021) siang.
Lebih lanjut ia menjelaskan untuk iuran bulanannya Rp 375 ribu, DSP berkisar Rp 9-10 jutaan dan uang prakter antara Rp2,7-Rp 3 jutaan.
“Alhamdulillah ada bantuan untuk siswa RMP. Tahun 2020 ada 47 siswa RMP di sekolah kami, tahun ini ada sekitar 95 orang,” kata Iros.
Bertambahnya siswa RMP di SMK ICB Cinta Wisata karena orangtua siswa banyak yang terdampak secara ekonomi oleh pandemi.
(Universitas Widyatama, kampus berkualitas di Kota Bandung. Info penerimaan mahasiswa baru klik pmb.widyatama.ac.id)
Saat ditanya mengenai pembelajaran di SMK ICB Cinta Wisata saat ini, ia memaparkan bahwa pembelajaran untuk kelas X dan XII dilangsungkan dalam jaringan (daring).
Namun bagi siswa yang terkendala oleh perangkat pendukung belajar daring, maka bisa belajar di sekolah, dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal itu juga sudah disetujui oleh orangtuanya.
“Dalam satu kelas ada satu sampai dua siswa yang belajar ke sekolah karena tidak memiliki sarana pendukung untuk belajar daring di rumahnya. Oleh sekolah difasilitasi,” paparnya.
Sementara itu untuk siswa kelas XI, sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama enam bulan, untuk jurusan Perhotelan dan Kuliner. Sedangkan untuk jurusan Usaha Perjalanan Wisata, belum PKL karena banyak travel yang tidak beroperasi saat pandemi.
“Siswa kami jurusan UPW, rencananya akan PKL di bulan April 2021. Dicoba ke instansi yang ada kaitannya dengan jurusan UPW,” kata Iros.
Mewakili kepala sekolahnya Iros pun berharap agar pandemi segera berakhir dan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan seperti sedia kala.
Terkait bantuan RMP Pemkot Bandung Iros pun berharap bantuan itu terus berlanjut dan tidak terputus. [SR]***