majalahsora.com, Kota Bandung – Masyarakat Jawa Barat (Jabar) dan Sunda yang tergabung dalam Forum Sunda Ngahiji mendukung Ridwan Kamil Gubernur Jabar, menjadi calon Presiden (Capres) Republik Indonesia pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Hal tersebut digaungkan pada kegiatan silaturahmi nasional masyarakat Jabar dan Sunda se-Nusantara, dalam rangka memperingati HUT RI dan Jabar ke-77, di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Minggu (21/8/2022).
Ketua panitia kegiatan, Noeri Ispandji mengatakan, bahwa sudah saatnya orang Sunda menjadi pemimpin di Republik Indonesia untuk memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dan maju.
Di samping mengusung Ridwan Kamil sebagai Capres di Pemilu 2024, Forum Sunda Ngahiji juga dibentuk untuk menghimpun komunitas masyarakat Sunda yang berada di Nusantara.
Dikatakan Noeri, ada 21 provinsi yang tergabung dalam forum tersebut.
“Ditambah usulan untuk mengusung Kang Emil sebagai capres karena pemilih pemilu di Jabar mencapai 50 juta suara dan bisa menjadi penentu untuk mengusung figur di nasional,” kata Noeri.
“Saya yakin, kalau ada survei yang betul independen, Kang Emil bisa menang di 2024,” imbuhnya.
Ridwan Kamil yang mendapatkan restu dari Forum Masyarakat Sunda se Nusantara maju di Capres 2024 dianggap sebagai figur yang memenuhi syarat untuk memimpin Indonesia ke depan.
Sehubungan dengan itu saat memberikan keterangan resmi, bahwa dirinya memang mendapatkan dukungan nyapres pada pemilu 2024 dari forum Sunda Ngahiji dan masyarakat Jabar.
Menurutnya itu merupakan aspirasi dari bawah (masyarakat).
“Kalau ini menjadi bagian dari ikhtiar yang membukakan pintu, insya Allah saya terima dan Bismillah,” kata Emil, biasa disapa.
Namun demikian kata Emil, bahwa restu ini tidak bisa langsung dilakukan, pasalnya dirinya belum memberikan sinyal kuat untuk maju sebagai Capres di Pemilu 2024.
Baginya, forum tersebut bukan hanya sekedar membahas urusan politik, tetapi sebagai momentum untuk menyatukan masyarakat Sunda di Nusantara.
“Tapi kalaupun belum, tentu tidak ada masalah. Karena tujuan pembentukan ini bukan untuk politik, tapi sebagai momentum siapa kita di masa lalu, siapa kita di masa sekarang dan apa cita-cita kita di masa depan,” tandasnya. [SR]***