majalahsora.com, Kota Bandung – Pembelajaran tatap muka semester genap pada jenjang SMA, SMK dan SLB yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Jawa Barat, diprioritaskan bagi sekolah yang terkendala akses internet. Namun bagi sekolah yang memiliki akses internet memadai diarahkan untuk tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR). Tujuannya demi keamanan siswa, guru, tenaga kependidikan dan keluarganya, di masa pandemi yang masih belum mereda.
Terkait hal itu Dedi Supandi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Kadisdik Jabar) saat mengadakan jumpa media menjelaskan, berdasarkan survei melalui dapodik, sekitar 1.743 sekolah (34,89%) dari 4.996 sekolah yang ada, akan melakukan pembelajaran tatap muka. Namun, itu hanya dalam tahap pertama, yakni kesiapan sekolah.
Menurutnya hingga saat ini berdasarkan laporan Disdik kabupaten/kota di Jabar, ada 12 kabupaten/kota siap melakukan pembelajaran tatap muka secara parsial yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perkembangan COVID-19 di wilayah tersebut. Di antaranya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Garut.
“Parsial itu misalnya, di satu kabupaten ada kecamatan yang harus tatap muka, tapi ada juga yag belum diizinkan tatap muka,” jelasnya, di Aula Dewi Sartika, Kantor Disdik Jabar, Jalan Rajiman No. 6, Senin (4/1/2021) sore.
Sedangkan 15 kabupaten/kota lainnya, kata Dedi, menetapkan melanjutkan pola BDR atau PJJ. Antara lain, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi.
“Kabupaten/kota yang memilih BDR akan melakukan evaluasi kembali perkembangan Covid-19 di awal Februari 2021,” bebernya.
Terkait rencana tatap muka ini pilihannya adalah tatap muka dilakukan secara bertahap dengan prinsip sukarela dan tidak wajib.
“Artinya sukarela dan tidak wajib ini penerapannya secara parsial, misal di satu kecamatan diperbolehkan tatap muka, tapi di kecamatan lainnya yang berada di kabupaten yang sama, tidak diizinkan tatap muka sesuai rekomendasi satgas,” kata Dedi.
Ia menambahkan, secara umum 12 wilayah yang mengajukan belajar tatap muka berada di wilayah kabupaten yang terkendala dengan sinyal internet. Di antaranya Kabupaten Purwakarta, Kuningan, Garut, Cirebon, Pangandaran, Ciamis, Banjar dan Subang.
Apapun pola pembelajarannya, satuan pendidikan di Jabar telah siap menyelenggarakan pembelajaran semester genap pada Senin tanggal 11 Januari 2021.
Terlebih, pihaknya sudah meluncurkan Kurikulum Masagi, yakni implementasi kurikulum nasional berbasis karakter dan based learning dengan kearifan lokal Jawa Barat.
Kurikulum Masagi memberikan fleksibilitas antara kurikulum nasional dan daerah.
“Fleksibilitas tersebut juga akan memudahkan pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini,” pungkasnya. [SR]***