majalahsora.com, Kota Bandung – Oded M Danial, Walikota Bandung memberikan apresiasi kepada 12 sekolah di Kota Bandung yang telah menyukseskan program Pembelajaran Aktif, Kolaboratif dan Integratif dalam Penguatan Bandung Masagi (AKIBAGI).
Hal itu menilik pada keberhasilan siswa-siswi yang memelihara anak ayam (DOC) sejak November 2019 lalu, yang dipamerkan pada kegiatan “Chicken Fair AKIBAGI”. Dihelat di Alun-alun Ujungberung Kota Bandung, Senin 9 Maret 2020.
Di mana ada lebih dari 1000 ekor DOC yang dibagikan kepada siswa-siswi SD dan SMP negeri di Kota Bandung. Program tersebut merupakan kolaborasi antara Dinas Pangan dan Pertanian serta Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Untuk tahap awal tercatat ada sekitar sepuluh SD negeri dan dua SMP negeri yang terlibat pada program itu. Sekolah tersebut yaitu SD Negeri Cempaka Arum, Cimincrang, Rancasagatan, Sondariah, Hanura, Cigagak, Cilengkrang, Cipadung, Taruna Karya serta Cikudayasa. Sedangkan untuk SMP-nya ada SMPN 46 Kota Bandung dan SMPN 54 Kota Bandung.
Kemudian para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan tugas. Bibit DOC-nya dipelihara sejak umur dua minggu, di rumahnya masing-masing sampai lebih dari tiga bulan.
Kiri ke kanan Dani Nurahman, Kepala Bidang Pembinaan & Pengembangan SMP Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto, Kasie Kurikulum SMP, Disdik Kota Bandung dan Iis Siti Aisyah, Kepala SMPN 46 Kota Bandung (Poto)
Umumnya ayam yang dipelihara oleh mereka memiliki berat antara 1,5 kg sampai dengan 2 kg.
“Pertumbuhan ayam yang diurus oleh siswa-siswi SD dan SMP di Kota Bandung tadi terlihat perkembangannya. Perkembangannya sangat baik sekali, beratnya rata-rata di atas 1 kg bahkan tadi ada yang sampai 2 kg,” kata Mang Oded, sapaan akrab Walikota Bandung, Senin (3/3/2020).
“Saya berharap mudah-mudahan keberhasilan anak-anak kita mengelola dan mengurus anak ayam tersebut memiliki tujuan dari AKIBAGI karena edukasi. Kita ingin mencetak anak-anak yang berkarakter. Tidak sekedar menjadi anak yang cerdas secara intelektual tetapi cerdas juga secara emosional, sosial, juga spiritual,” imbuhnya.
Ia menambahkan para siswa tersebut memiliki kemampuan luar biasa ditambah dengan jiwa entrepreneurnya, karena ayam sudah dipelihara mereka jual.
“Tadi lelang ayam hasil ternak mereka atau perawatan mereka ada yang ditawarkan Rp 500.000. Kata Mang oded mahal teuing, ditawar menjadi @Rp 150.000, sebanyak 12 ekor ayam dari 12 kelompok. Ada yang dijual Rp 200 ribu juga karena beratnya lumayan. Artinya proporsional memberi harga kepada mereka,” papar Mang Oded.
Iis Siti Aisyah, Kepala SMPN 46 Kota Bandung, menjadi pilot projects kegiatan ‘AKIBAGI’ diberi penghargaan oleh Oded M Danial Walikota Bandung (Poto)
Dirinya pun berharap program ‘Bandung Masagi’ akan semakin berhasil.
Ia juga akan berkomunikasi dengan Dinas Pangan dan Pertanian serta Dinas Pendidikan Kota Bandung, agar program tersebut berkelanjutan. Sekolah yang mendapat bantuannya pun berbeda dengan yang sekarang. Rencananya akan ada 12-20 sekolah lebih yang akan diikutsertakan.
Di samping beternak ayam, mereka juga ada ada yang menanam cabe.
Mang Oded mengungkapkan filosofi dari program ‘AKIBAGI’ adalah untuk pembentukan karakter. Karena mereka berkelompok. Dalam kelompok itu sendiri terjadi kolaborasi dan interaksi yang terjalin satu sama lain di antara mereka.
Senada dengan Mang Oded, Dani Nurahman Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan SMP Disdik Kota Bandung mengatakan kegiatan tersebut melatih siswa-siswi untuk punya kegiatan di rumah.
Ike Fiesta Renny Hapsari, Kepala SMPN 54 Kota Bandung mendapat penghargaan dari Mang Oded Walikota Bandung (Poto)
“Tidak hanya terfokus dalam kegiatan main gawai saja. Pada kegiatan ini banyak hal positif yang dilakukan siswa-siswi kami. Hasilnya pun terbukti dan terlihat hari ini, mereka selama ini melakukan mengurus ayam sendiri, ayamnya sudah besar-besar,” kata Dani, di tempat acara.
Lebih jauh dirinya memaparkan bahwa upaya utama ‘AKIBAGI’ untuk menghadirkan respon positif Kota Bandung di era revolusi mental.
Dirinya menambahakan bahwa tujuan dari program itu adalah untuk membangun karakter anak sejak dini melalui pembelajaran ‘AKIBAGI’. Kemudian membangun nilai positif dalam proses pemeliharaan unggas (mencintai hewan).
Sehingga anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang aktif, kreatif, dan inovatif, serta tumbuh pula sebuah dimensi edukasi kepada anak-anak tentang disiplin, tanggung jawab. Termasuk membangun jiwa wirausaha pada anak.
Di dalam ‘AKIBAGI’ juga terdapat konsep kolaborasi mata pelajaran prakarya, IPA, TIK dan IPS.
Elistiani, Kepala SDN 168 Cipadung menerima penghargaan dari Mang Oded, Walikota Bandung (Poto)
“Dalam pelajaran prakarya mereka di antaranya belajar kreatif, mata pelajaran IPA mereka belajar meneliti perkembangan anak ayam. Sedangkan dalam pelajaran TIK mereka belajar membuat (mendokumentasikan) video pertumbuhan ayam, membuat flayer dan lainnya. Keterkaitannya dengan pelajaran IPS mereka belajar menghitung laba rugi, mandiri dan inovatif,” terang Dani.
Lebih lanjut ia mengungkapkan menilik dari hasil laporan angket kegiatan ‘AKIBAGI’ di SMPN 46 Kota Bandung banyak sikap siswa yang berubah ke arah positif. Di antaranya mengenai sikap disiplin, tanggung jawab, kerjasama antar anggota kelompok, dan lainnya.
Dia pun mengapresiasi ayam yang diternakkan atau diurus oleh siswa-siswi SMP 46 dan SMP 54 Kota Bandung yang tumbuh secara baik.
Sebagai salah satu bentuk apresiasinya, pada kesempatan itu dirinya membeli ayam sebanyak 5 ekor. Per-ekornya ia beli dengan harga Rp 150 ribu.
Senada dengan Mang Oded dirinya pun ingin kegiatan tersebut berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak sekolah dan siswa.
Kedua dari kiri, H. Uu Rukmana, tokoh Ujungberung, Bandung dan juga Jabar turut hadir (Poto)
Dani mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pangan dan Pertanian.
“Leading sektornya kebetulan Dinas Pangan dan Pertanian sasarannya siswa-siswi atau anak sekolah yang berada di bawah naungan Disdik Kota Bandung,” kata Dani.
Masih kata Dani melihat data program ‘AKIBAGI’ (Chikenisasi), dapat dilanjutkan dan disebar luaskan kepada semua siswa SD atau SMP di kota Bandung dengan melakukan beberapa evaluasi.
“Kalau memungkinkan bisa terlaksana di semua sekolah,” harapnya.
Berikut evaluasi ‘AKIBAGI’ ke depan agar lebih sukses, seperti memelihara ayam tidak hanya untuk laki-laki, namun juga bisa dilakukan oleh perempuan.
Lelang ayam, salah satu peserta sumringah ayamnya dibeli oleh Mang Oded, Walikota Bandung (Poto)
Pengelompokan dengan sistem zonasi. Sehingga anak berkelompok sesuai dengan tempat tinggal yang terdekat, agar tidak ada kecemburuan dalam memelihara ayam.
Sedangkan untuk pakan adanya subsidi dari dinas terkait terutama sampai usia anak ayam satu bulan, karena pada usia tersebut masih rawan dalam memberikan makanan.
Monitoring dan evaluasi terjadwal dan teratur baik oleh pihak sekolah atau dari dinas terkait atau dinas yang terlibat dalam program ‘AKIBAGI’.
Berikutnya ditingkatkan kembali koordinasi dan pembinaan kepada sekolah baik kepada guru atau siswa, karena memelihara ayam bukan hanya ayamnya saja yang sehat dan besar. Terutama hal pendukungnya, seperti tatacara pemeliharaan kandang ayam, tata cara pemberian pakan sesuai usia ayam, dan pembuagan sisa atau kotoran ayam. [SR]***