majalahsora.com, Kota Bandung – SMKN 15 Kota Bandung yang berada di Jalan Gatot Subroto No 4, mengadakan kegiatan gelar karya praktik baik Sakola Jabar Masagi, mengusung tema “Dangiang Karya Motekar”, Rabu (21/12/2022).
Dalam kegiatan ini dipamerkan berbagai kreativitas siswa SMKN 15 Kota Bandung, seperti tampilan seni, produk-produk teaching factory dan hasil pembelajaran kurikulum merdeka (IPAS) dari masing-masing kompetensi keahlian yang ada.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII (Kota Bandung dan Kota Cimahi) Firman Oktora yang hadir langsung memberikan acungkan jempol dengan kegiatan ini.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII, Dr. Firman Oktora, S.Si., M.Pd
“Alhamdulillah senang sekali di hari yang cerah ini tadi disuguhkan kreativitas-kreativitas anak-anak kita yang hebat-hebat. Orangtua juga melihatnya, Bapak dan Ibu. Tadi ada yang menari, karena tidak semua orang bisa dan patut kita syukuri. Kemudian ada yang bermain angklung dan gelar karya lainnya dari kompetensi yang ada tidak semua orang bisa. Ternyata anak-anak kita melakukannya, sebagai suatu anugerah dan kebanggaan bahwa anak-anak kita bisa melakukan hal-hal positif,” kata Firo, sapaan akrab Kepala Cadisdik Wilayah VII, saat memberikan sambutan.
“Kalau dilihat judulnya yakni Dangiang Karya Motekar ini keren. Dangiang sendiri merujuk dari buku Babasan dan Paribasa karya Pak Ajip Rosidi tahun 2005, kalau diartikan kepada tempat berarti tempat yang suci atau dikeramatkan. Kalau diartikan kepada manusia berarti punya wibawa atau pengaruh yang keluar dari kekuatan batin (suci bersih). Ini luar biasa filosofinya, karya dari hati dan tempat yang suci untuk kebermanfaatan dan praktik baik ini kita tebarkan ke masyarakat luas,” imbuhnya.
Masih sehubungan dengan kegiatan ini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 15 Bandung Ambar Pangaribowo Sakti mengatakan, kegiatan ini merupakan praktek dari Sekolah Masagi dan juga SMK Pusat Keunggulan dengan skema Pemadanan Dukungan tahun 2022.
Dra. Lilis Yuyun, M.M.Pd., Kepala SMKN 15 Kota Bandung, bersama Wakasek Kurikulum Ambar Pangaribowo Sakti, M.Pd., (kanan) dan Wakasek Humas Henri Gunawan, S.Pd
“Jadi dalam kegiatan ini anak-anak menampilkan kreasi juga hasil projek di pembelajaran untuk ditampilkan ke para tamu undangan dari KCD, Pengawas dari KKS, orangtua siswa dan berbagai tamu undangan lainnya,” kata Ambar saat ditemui disela-sela kegiatan.
Kegiatan ini, lanjut dia, menampilkan berbagai macam karya seperti portofolio dan projek dari implementasi dari program keahlian kuliner, perhotelan, desain komunikasi visual dan pekerjaan sosial. Kegiatan ini juga diikuti oleh para siswa mulai kelas X, XI, XII dari jurusan masing-masing.
“Mereka juga menampilkan hasil pembelajaran inpecor indeks. Hanya satu hari. Hari Kamis kemarin sudah hari terakhir untuk penilaian semester ganjil untuk projek kolaborasi. Hari ini merupakan penampilan dari hasil projek tersebut,” tuturnya.
Befoto dengan tim Jabar Masagi, perwakilan MKKS SMK Kota Bandung, Abdurrahman, S.Pd., Kepala SMK Kartika Siliwangi XIX-I (tengah) memegang karya siswa SMKN 15
Untuk penilaian semester ganjil sendiri, Ambar mengemukakan bahwa sudah dilaksanakan pada minggu kemarin dan berupa penilaian kolaborasi.
Karena, menurut Ambar, hal ini merupakan sebuah esensi dari guru merdeka adalah kolaborasi dan dengan cara mengoptimalkan hal tersebut dengan penilaian kolaborasi juga.
Sementara itu Kepala SMKN 15 Lilis Yuyun menyampaikan harapannya, dengan adanya gelar karya ini akan memicu dan memotivasi anak-anak untuk terus beraktivitas agar kreativitas siswa bisa tergali.
Teaching factory siswa DKV SMKN 15 berupa sablon pakaian
“Selanjutnya mereka juga akan lebih siap. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini nanti siap pada saat mereka telah lulus dari sekolah, karena dari gelar karya ini menampilkan kreativitas anak dan menampilkan keinginan anak untuk bisa lebih maju lagi,” ucap Lilis.
“Kami menggelar karya teaching factory karena tahun ini alhamdulillah SMKN 15 Bandung telah memiliki program pembelajaran teaching factory. Di sinilah anak-anak beraktivitas praktik baik, projek real,” tambahnya.
Di tempat yang sama, salah seorang siswi menjelaskan hasil kreativitas dan praktik baik bersama rekan-rekannya, berupa ramuan untuk menyuburkan tanaman dan tanah serta mempercepat pertumbuhan tanaman, dari hasil daur ulang sampah organik (kulit jeruk).
Fatimah, S.Pd., Guru SMKN 15, di depan produk teaching factory perhotelan, berupa sabun cuci pakaian cair dan pengharum pakaian untuk binatu atau laundry
Nama ramuan tersebut yakni eco enzyme yang merupakan campuran dari tiga bahan utama yakni gula pasir, air, dan kulit Jeruk. Dengan komposisi perbandingannya yakni 1 banding 3 banding 1.
“Ini kegunaannnya untuk menyuburkan tanaman, terus juga kalau semisalnya kita memakai ini ditanaman kita akan cepat tumbuh,” katanya.
Adapun takarannya itu kalau misalkan pakai 1 banding 3 banding 1 itu; menggunakan kulit jeruk 300 gram, airnya 1 liter, dan gulanya 100 gram.
Siti orangtua siswa (tengah), salah satu siswi didampingi Heti Yulianti, M.Pd., Guru SMKN 15, bangga melihat hasil praktik baik siswa SMKN 15 berupa produk eco enzyme dan lainnya
“Kita cukup siramin saja satu tutup botol nggak pake air,” bebernya.
Dalam kesempatan yang sama Siti perwakilan orangtua siswa mengungkapkan, bahwa dirinya merasa bangga anaknya bisa sekolah di SMKN 15 Bandung.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena menurut Siti, SMKN 15 Bandung telah memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik, salah satunya dengan gelar karya ini.
“Bagus, baik. Bangga anak-anak SMKN 15 kreatif,” tandas Siti. [SR]***