majalahsora.com, Kota Bandung – Sekitar 360 CPD (Calon Peserta Didik) baru yang diterima di SMAN 1 Margahayu akan mengikuti psikotes.
Sebelumnya saat proses PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) yang berlangsung tanggal 17-22 Juni, mereka bersaing dengan 771 pendaftar lainnya.
Daftarnya malalui jalur zonasi murni 55 persen, zonasi kombinasi 15 persen, zonasi EKTM (termasuk di dalamnya ABK) 20 persen, jalur prestasi 5 persen, dan perpindahan/mutasi orangtua 5 persen.
Asep PLH Kasubag Tata Usaha SMAN 1 Margahayu
Siswa yang diterima di SMA/SMK negeri di Jabar sendiri diumumkan serentak hari Sabtu, tanggal 19 Juni 2019 lalu.
Setelah itu mereka melakukan daftar ulang, tanggal 1-2 Juli 2019 di sekolah mereka diterima. Apabila tidak melakukan itu, dianggap mengundurkan diri.
Terkait dengan PPDB di SMAN 1 Margahayu, Asep PLH Kepala Tata Usaha mengatakan bahwa pelaksanaan PPDB di sekolahnya secara umum berjalan lancar.
Meskipun ada saja orangtua yang datang ke sekolah merasa kecewa, karena anaknya tidak diterima di sekolah yang kini dipimpin oleh Nunung Sobari, Plt Kepala SMAN 1 Margahayu, Kabupaten Bandung.
Suasana daftar ulang
“Mungkin memang ada saja yang kecewa karena tidak diterima. Tetapi Alhamdulillah kita menjalankan (proses PPDB) sesuai dengan tugas, Juknis (petunjuk teknis) dan juklak (petunjuk pelaksana) yang sudah ditetapkan oleh Mendikbud serta Pergub. Jadi Insyallah tidak akan keluar dari koridor itu,” terang Asep, di ruang kerjanya baru-baru ini di Jl. KH. Wahid Hasyim No. 387, Desa Sulaiman, Kec. Margahayu, Bandung
Lebih lanjut kata Asep, siswa yang diterima di SMAN 1 Margahayu, harus mengikuti aturan sekolah untuk membentuk siswa yang berkualitas serta berprestasi. Sehingga kesuksesan dapat diraih oleh siswa itu sendiri.
Sementara itu Iwan Setiawan Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Margahayu memaparkan bahwa tahap selanjutnya bagi siswa yang diterima, akan mengikuti psikotes yang digelar hari Sabtu, tanggal 6 Juli 2019, bekerjasama dengan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia).
“Kami tidak mau beradai-andai. Untuk penjurusan ini harus memiliki data empiris yang jelas. Tujuan psikotes untuk menentukan peminatan/penjurusannya apakah baiknya di jurusan IPA, IPS atau bahasa,” kata Iwan, melalui sambungan telepon, Rabu (3/7/2019).
Masih terkait dengan peminatan, setelah mangikuti tahap psikotes dilanjutkan dengan tes bakat dan kemampuan, (Senin, tanggal 8 Juli 2019) untuk menilai siswa masuk ke jurusan yang dipilihnya.
Karena menurut Iwan ada tiga unsur tes agar benar-benar tidak salah memilih jurusan, yaitu tes psikotes, minat serta bakatnya. Hal itu pun menjadi acuan atau bekal untuk kelas XII untuk melakukan pilihan jurusan ke jenjang pendidikan (perguruan tinggi/kedinasan).
Saat ditanya mengenai kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingungan Sekolah), Iwan menjawab akan digelar tangal 15 Juli 2019, selama tiga hari. Di hari keempat ada demo ekskul. [SR]***