majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Di Bandung sejak medio tahun 1990-an saat Ramadhan tiba dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya menghadirkan Haji Geyot, yang sedang manabuh bedug.
Patung Haji Geyot biasanya ditempatkan di Alun-alun Kota Bandung serta batas Kota Bandung, di Jalan Cibeureum.
Sehubungan dengan itu di Komplek Griya Bandung Indah (GBI) juga hadir Cepot Geyot yang sudah menjadi ikon warga GBI, Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, sejak tahun 2015.
Hal tersebut diutarakan oleh Bambang Subagio, tokoh masyarakat setempat, juga sebagai Pembina Rumah Seni GBI.
“Cepot Geyot hadir hampir sepuluh tahun menyapa warga GBI dan sekitarnya, saat Ramadhan,” kata Bambang, ketika launching Cepot Geyot, di Bundaran Komplek GBI, Minggu (10/4/2022) sore.
Saat launching Cepot Geyot, Bambang Subagio, memakai pangsi Sunda
Lebih lanjut Bambang mengatakan selama dua tahun, Cepot Geyot sempat vakum, karena imbas pandemi di tahun 2020 dan 2021.
Bambang pun mengatakan bahwa kerinduan anak-anak di GBI khususnya, sekarang terobati.
“Mereka anak-anak suka nanya kapan ada lagi Cepot Geyot. Alhamdulillah Ramadhan ini sudah bebas pandemi dan akhirnya Cepot Geyot bisa hadir lagi menyapa mereka,” tuturnya.
Cepot Geyot yang memiliki tinggi 2,5 meter dan lebar 1,5 meter merupakan buah kreativitas dari 40 orang anggota Rumah Seni GBI.
Saat ditanya kapan bergeyotnya (bergoyang), ia mengatakan bergeyot dari pukul 15.00 sampai Isya, lalu istirahat. Setelah bada Isya bergeyot lagi sampai Subuh.
Adapun memilih tokoh Cepot, agar anak-anak tahu tokoh wayang golek dari tanah Sunda.
Sedangkan untuk pembiayaan pembuatan Cepot Geyot disokong dari Indihome Telkom.
“Alhamdulillah banyak karyawan Telkom di sini, mereka sangat membantu,” kata Bambang.
Diketahui kehadiran Cepot Geyot juga didukung oleh Pemerintah Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Karang Taruna Desa Buahbatu, BBC Snaker dan lainnya.
Saat launching, ada juga tampilan jaipongan, pencak silat dan lainnya.[SR]***