majalahsora.com, Kota Bandung – Baru sekitar tiga bulan, Tuti Kurniawati menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Kota Bandung. Meskipun belum lama ia memiliki optimisme yang tinggi untuk memajukan sekolah yang berada di Jalan Ir. H. Juanda No 93.
“Ketika saya datang ke SMAN 1 Kota Bandung saya memiliki optimisme harus membangun kekuatan di dalam diri saya. Bagaimana menjalaninya, tentu yang pertama saya datang ke sini punya program juga, selain melanjutkan program-program yang lama,” kata Tuti, kepada majalahsora.com, di kantornya, Senin (14/3/2022) siang.
Di samping melanjutkan program-program yang lama, Tuti pun secara bertahap telah merintis program-programnya yang akan dikembangkan di SMAN 1.
Pertama Tuti ingin meningkatkan bidang akademik, di antaranya meningkatkan serapan lulusan SMAN 1 Kota Bandung yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN).
Drs. Arief Syaifudin, SH., Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, Ketua Komite SMAN 1 (kedua dari kiri)
“Tentu saja selain bagaimana saya meningkatkan nilai UTBK pada siswa kelas XII, juga saya mendorong Bapak Ibu Guru bagaimana bisa memaksimalkan perannya, baik sebagai guru mata pelajaran, sebagai wali kelas sebagai BK agar bisa mengarahkan anak-anak ke perguruan tinggi,” kata Tuti yang sebelumnya pernah menjadi Kepala SMAN 1 Cisarua Kota Bandung dan Plt Kepala SMAN 2 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
SMAN 1 juga bekerjasama dengan lembaga dari luar untuk mendorong bagaimana siswanya bisa bersaing di Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), sehingga menghasilkan nilai yang baik.
Kedua, target Tuti ingin prestasi di bidang Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Kompetisi Sains Nasional (KSN) bisa bersaing, bahkan sampai tingkat nasional.
“Untuk bisa bersaing itu juga ada drilling optimalisasi dari Bapak Ibu Guru kami,” kata Tuti.
Prioritas ketiga, dirinya ingin membuat komunitas entrepreneur.
SMAN 1 Kota Bandung, sekolah integritas dan berbasis teknologi
Adapun alasan Tuti membuat itu, karena ingin membekali siswanya dengan “life skill”. Terutama bagi siswa yang memang secara ekonomi kurang beruntung dan tidak bisa melanjutkan kuliah.
“Kurang lebih ada 10 persen siswa kami yang secara ekonomi kurang beruntung. Mereka diberi bekal di dalam komunitas enterpreneur,” kata Tuti
“Saya buat komunitas itu, meskipun isinya bukan saja siswa yang 10 persen tadi. Banyak anak yang lain, cuma tujuan saya prioritaskan untuk yang ekonomi kurang beruntung. Alhamdulillah, kita juga sudah membuat marketplace toko hiji dengan mengintegrasikan dengan sekolah teknologi,” kata Tuti.
“Syukur-syukur mereka nantinya bisa mandiri, kaya sejak muda atau bisa mandiri secara finansial, dalam usia yang masih muda,” imbuhnya.
Di samping itu juga meminta bantuan kepada komite agar siswa siswi yang tidak melanjutkan, bisa bekerja.
Suasana SMAN 1 Kota Bandung
“Kami merintis bursa tenaga kerja, kebetulan ketua komite SMAN 1 Kota Bandung Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Bisa memfasilitasi bursa tenaga kerja dan pelatihan-pelatihan,” tutur Tuti.
Di samping itu, juga penekanan pada bidang teknologi, menurut Tuti SMAN 1 Kota Bandung merupakan sekolah berbasis teknologi.
“Saya mengintegrasikan seluruh kegiatan berbasis teknologi punya tablet CINTA isinya seluruh aplikasi di SMAN 1 Kota Bandung. Kami bekerja sama dengan provider membuat sebuah perangkat, baik itu aplikasi kepegawaian, aplikasi pembelajaran, dan lain sebagainya yang ada di SMAN 1 ada di situ,” kata Tuti.
Target lainnya yaitu penguatan sekolah integritas, mendeklarasikan sekolah menjadi sekolah integritas sejak SMAN 1 dipimpin oleh Dadang Yani.
“Saya bergabung dengan kepala sekolah integritas, sekarang saya sudah merancang bagaimana mengimplementasikan, penguatan-penguatan bagi guru dan siswa,” pungkasnya. [SR]***