Indra Bandung & Budi Marhaen, Koordinator Kaukus Mahasiswa dan Pemuda untuk Perubahan
majalahsora.com, Kota Bandung – Adjeng (PDIP/Dapil Jabar 2), Giring Nidji (PSI/Dapil Jabar 1) dan Doni Ukon (PDIP/Dapil Jabar 11) menjadi nama yang paling populer di kalangan mahasiswa, dalam Pemilihan Legislatif 2019 pusat dari dapil Jabar untuk melakukan perubahan jika kelak terpilih.
Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kaukus Mahasiswa dan Pemuda untuk Perubahan terhadap mahasiswa yang ada di Jabar. Menggunakan metode random sampling dengan responden kurang lebih 400 mahasiswa serta sampling error sekitar 3 persen.
Pelaksanaan surveinya sendiri digelar November 2018 lalu. Bila diprosentasikan secara gender responden, terdiri dari 60 % pria dan 40 % wanita.
Menurut Budi Marhaen sebagai Koordinator Kaukus Mahasiswa dan Pemuda Untuk Perubahan, perubahan yang dimaksud dalam survei tersebut, mahasiswa percaya jika ketiga caleg tidak akan melakukan tindak pidana korupsi dan menjadi virus para anggota DPR-RI agar tidak melakukan penggelapan uang negara.
“Dari hasil survei, mereka percaya jika ketiga caleg tersebut tidak korupsi karena melihat latar belakang para calon, yang sudah kaya raya akan materi sebelumnya. Di samping itu secara pengalaman seperti Adjeng ternyata tidak terbelit kasus korupsi, saat dulu ia menjabat anggota DPR-RI,” terang Budi, kepada awak media di Litle White Café Jalan Talaga Bodas nomor 11, Kota Bandung.
Lebih lanjut Budi selaku Kaukus Mahasiswa dan Pemuda untuk Perubahan memaparkan bahwa para caleg tersebut di atas dipecaya bisa melakukan inovasi saat manjalani fungsi legislasi, pengawasan, dan budgeting jika terpilih menjadi anggota dewan.
Kata Budi tidak dipungkiri para mahasiswa percaya terhadap ketiga caleg tersebut untuk bisa melakukan tindakan di atas karena datang dari partai pengusung Presiden Jokowi.
“Kita mengetahui bahwa di era pemerintahan Presiden Jokowi, banyak kasus korupsi yang tertangkap. Hal itu bukan karena banyaknya kasus korupsi tetapi karena pemerintah tegas terhadap pemberantasan korupsi. Selain itu pemerintahan Jokowi sukses membangun infrastruktur dari Sabang sampai Merauke, itu pun yang menjadi latar belakangnya,” ujar Budi.
Dirinya pun memaparkan bahwa perubahan lainnya, para caleg akan memperhatikan daerah pemilihannya.
“Mereka berpendapat secara pengalaman, anggota dewan yang terpilih biasanya terkadang lupa akan dapilnya masing-masing. Baik untuk membangun dapilnya maupun bertemu langsung dengan konstituennya. Namun ketiga caleg tersebut dipercaya bisa berubah, malah diyakini akan sangat memperhatikan dapilnya tersebut,” katanya.
Masih berkaitan dengan hasil survey di atas, 65 % kalangan mahasiswa akan memilih dalam pesta demokrasi serentak April 2019. Sedangkan 25 % menyatakan tidak memilih serta sisanya masih pikir-pikir.
“Ternyata angka golput di kalangan mahasiswa masih tinggi. Mereka beralasan para caleg biasanya kalau sudah terpilih hanya mementingkan kepentingan pribadi yang melatar belakangi terjadinya korupsi serta kinerjanya tidak terasa oleh masyarakat. Itu yang menyebabkan mereka golput,” katanya.
“Sedangkan kalau menilik dari pilihan mahasiswa Jabar terhadap partai, dari hasil survey PDIP masih unggul dengan persentase 20%, disusul PKS 16%, Gerindra 10% sisanya terbagi ke partai lainnya,” pungkas Budi. [SR]***