majalahsora.com, Kota Bandung – Situasi pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir satu tahun masih belum berakhir. Hal ini berdampak ke berbagai bidang tidak terkecuali terhadap ekonomi orangtua siswa yang melemah. Menyebabkan terhambatnya iuran bulanan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
Ini terjadi di banyak sekolah termasuk SMK Kian Santang yang berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 330/77, Dunguscariang, Ciroyom, Kec. Andir.
Tati Mulyati selaku Kepala SMK Kian Santang mengatakan, sekolahnya sedang mengalami penurunan dalam pengelolaan dana iuran bulanan. Sebagian besar orangtua siswanya tidak dapat membayar kewajiban mereka kepada sekolah.
Hanya 10% iuran bulanan dari orangtua siswa yang masuk. Adapun biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) per bulanya sebesar Rp.150 ribu.
Tercatat jumlah siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan di SMK Kian Santang ada sekitar 342 orang (termasuk siswa kelas XII yang telah lulus).
Namun jumlah siswanya saat ini menjadi 281 orang dari jurusan akuntansi, pemasaran, perkantoran dan rekayasa perangkat lunak.
Ia menambahkan bahwa mandeknya iuran bulanan, berdampak pada pembayaran gaji guru dan staffnya sebanyak 38 orang. Walaupun keadaan sedang sulit, para guru tetap saling mendukung satu sama lain, tetap fokus pada tujuan agar kualitas pendidikan tetap terjaga.
Pihaknya pun fokus pada tujuan yang ditargetkan kepada siswanya, yaitu lulusan dari SMK Kian Santang dapat bertanggung jawab dengan ijazahnya, agar karirnya di masa mendatang dapat lebih baik. Karena ijazah merupakan bekal dasar dari tujuan SMK Kian Santang.
Selain itu, kata Tati peran pemerintah sangat juga sangat sentral terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan memberikan bantuan keuangan untuk siswa RMP yang dicairkan tanggal 31 Desember 2020.
Di mana alokasi dana tersebut disalurkan ke sektor operasional dan perawatan sekolah.
Salah satunya adalah dengan menghiasi lorong sekolah dengan mural-mural, agar suasana sekolah terasa lebih nyaman, sehat dan estetik. Karena pembelajaran di SMK tidak melulu tentang teori, ada pula praktek yang memang harus dilaksanakan di sekolah.
“Dengan adanya RMP ini menurut saya dapat menjadi penyambung nyawa bagi sekolah yang memang dalam segi keuangannya masih sulit,” papar Tati, baru-baru ini.
Tentunya dengan bantuan itu, Tati berharap agar Pemerintah Kota Bandung dapat terus berkontribusi dengan program RMP, di masa mendatang secara rutin. [SR]***