majalahsora.com, Kabupaten Bandung – SMKN 1 Soreang, salah satu sekolah Pusat Keunggulan (PK) di Kabupaten Bandung, berupaya menyiapkan siswanya untuk memiliki kompetensi yang mumpuni dan siap berdaya saing.
Hal ini di antaranya diasah melalui kegiatan praktek kerja industri (Prakerin) atau praktek kerja lapangan (PKL), yang diikuti oleh siswa kelas XII dari semua jurusan.
Kepada awak media majalahsora.com, Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Industri (Hubin), Mochamad Arief Budiman, S.Pd., menjelaskan bahwa PKL siswa kelas XII SMKN 1 Soreang pada tahun ajaran 2024/2025, dilangsungkan sejak bulan Juli ini, dengan kurun waktu enam bulan.
“Sedikitnya ada 500 siswa, terdiri dari enam jurusan, empat bidang teknologi dan dua bidang pariwisata. Yang jurusan teknologinya terdiri dari Teknik Pengelasan, kemudian Teknik Elektro Industri, TKR (Teknik Komputer Jaringan) dan TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Kemudian yang pariwisatanya terdiri dari Jasa Boga/Kuliner dan Perhotelan,” kata Arief, di kampus SMKN 1 Soreang, Jalan Nyalindung No 1, Kamis (12/9/2024).
SMKN 1 Soreang, Kabupaten Bandung: Wakil Kepala Sekolah bidang Hubin, Mochamad Arief Budiman, S.Pd
Para siswa yang melakukan PKL ditempatkan di 150 industri, yang telah menandatangani MoU/Nota Kesepahaman.
Industrinya berada di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi. “Sesuai program dari Dinas, tempat PKL nya umumnya di daerah terdekat, di wilayah Kabupaten Bandung,” kata Arief, kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar.
Selama enam bulan lamanya, para siswa melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk teknis, yakni pembelajaran yang didapat di sekolah bisa diaplikasikan saat PKL, link and match antara sekolah dengan industri.
“Contoh siswa dari jurusan Jasa Boga dan Perhotelan ditempatkan sesuai dengan jurusannya. Ada yang di bagian kitchen, pastry untuk Jasa Boga. Housekeeping dan front office untuk Perhotelan yang ditempatkan di hotel-hotel,” kata Arief.
SMKN 1 Soreang, Kabupaten Bandung: Arsiparis Ahli Muda, Edi Suroso, S.Pd
Sedangkan untuk bidang teknologi, ia mencontohkan jurusan TKR, ditempatkan di dealer mobil Suzuki dan Toyota, mereka dilibatkan lansung dalam program servis kendaraan roda empat.
“Para siswa bertugas sesuai dengan tempat magang siswa,” kata Arief.
Selama PKL, para siswa dipantau oleh guru pembimbingnya. “Selama empat kali, saat pengantaran, monitoring yang dilakukan selama dua kali, kemudian saat penjemputan,” kata Arief.
Di samping itu ada pembimbingan secara online untuk setiap kelompok, yakni melalui aplikasi WhatsApp maupun zoom. Biasanya ini untuk pemberitahuan dari sekolah kepada industri maupun siswa.
SMKN 1 Soreang, Kabupaten Bandung: Berada di Jalan Nyalindung No 1, yang merupakan salah satu sekolah Pusat Keunggulan di Jawa Barat
Setelah melakukan PKL salama enam bulan lamanya, para siswa harus membuat jurnal sederhana, sebagai bentuk pelaporan kegiatan ini.
Arief pun mengungkapkan, setiap tahunnya tidak sedikit siswa yang telah melakukan PKL, kemudian direkrut bekerja di tempat mereka PKL.
Malah banyak industri baik di bidang teknologi maupun pariwisata yang menginginkan siswa PKL ini langsung bekerja.
“Kalau siswa yang bidang pariwisata, setelah selesai PKL, biasanya suka bekerja kasual, pada saat libur sekolah. Dipanggil membantu industri, tapi harus seijin orangtua,” kata Arief.
GM Grand Sunshine Resort and Convention Bandung, Darmawan P Drajat, ingin terus berbagi ilmu
Intinya PKL ini bisa menambah pengetahuan dan menjadi bekal penting sebelum nantinya terjun langsung ke dunia kerja.
Sementara, Kepala SMKN 1 Soreang, Heris Herdiyana S.Pd., M.M., mengatakan bahwa PKL sudah keharusan yang dilaksanakan pada semester lima atau enam.
“Ini bagian dari implementasi pembelajaran selama empat bulan, sebelumnya. Para siswa bisa mengimplementasikan ilmu di dunia industri,” kata Heris.
Di samping itu, bisa menyerap ilmu saat di tempat PKL. Industri juga bisa melihat kemampuan siswa SMKN 1 Soreang.
“Ke depan kalau siswa kami punya potensi bisa menjadi karyawan. Alhamdulillah industri yang menjalin kerja sama dalam bentuk MoU sudah sangat baik berjalannya,” kata Heris.
Radit Pradipta, kelas XII Perhotelan 3, saat PKL di Grand Sunshine Resort and Convention Bandung, banyak ilmu yang didapat
Saat ditanya mengenai target keterserapan lulusan yang diterima bekerja di dunia usaha dunia industri (DUDI), kata Heris siswa kelas XII SMKN 1 Soreang, 100 persen mengikuti PKL.
“Kemudian setelah melaksanakan PKL akan membuat laporan. Siswa akan dilihat oleh perusahaan sebagai tenaga baru, sehingga setelah lulus langsung direkrut. Itu target kami. Dan memang siswa yang berprestasi langsung direkrut,” pungkasnya.
Pesan Dari Dudi dan Tanggapan Siswa PKL
General Manager Grand Sunshine Resort and Convention, Soreang Kabupaten Bandung, Darmawan P Drajat, menyambut baik kegiatan PKL siswa SMKN 1 Soreang.
Masih dari penjelasan Darmawan, bahwa di Grand Sunshine memiliki delapan divisi, dari front office yang ada di muka hotel, sampai teknisi yang berada di belakang.
Chelsea Ayudia, Kelas XII Jasa Boga/Kuliner 2, saat bertugas memotong buah di dapur atau kitchen
“Setiap bulan saya target minimal, enam jam, para manager memberikan pelatihan kepada karyawan, on the job training serta yang terlibat dalam kasual. Itu bisa dilakukan di sela-sela kesibukan. Lamanya bisa 20 menit sampai 30 menit, setiap kali pelatihan,” kata Darmawan.
“Buat kami ilmu harus dishare, tapi bukan ilmu text book, melainkan ilmu terapan yang kami lakukan sehari-hari di Grand Sunshine, yang tidak didapat di bangku sekolah,” imbuhnya.
Lanjut Darmawan yang melakukan on the job training atau siswa PKL, mengikuti aturan yang sama dengan aturan karyawan Grand Sunshine, bekerja selama delapan jam sehari.
Pasalnya, dia beranggapan bahwa pada saat berada di tempat kerja, merupakan representasi karyawan dari Grand Sunshine.
Nia Tri Andita, kelas XII Perhotelan 2, saat diberi pendampingan
“Kami ingin mereka maju lebih cepat, sehingga kami berikan pelatihan yang berlapis. Artinya pelatihan saat day to day. Misalnya di restoran itu ada managernya, ada FB managernya, setiap hari (pagi-pagi) sebelum bekerja ada breafing pembagian tugas, dan sore harinya ada training. Setiap hari itu yang kami lakukan, melakukan transfer ilmu,” kata Darmawan.
Masih diungkapkan oleh Darmawan transfer ilmu terkait SOP dan kemampuan teknik pun diberikan kepada siswa PKL ataupun yang melakukan on the job training.
“Ini ladang pahala bagi kami. Semakin dipakai menjadi berkah bagi Grand Sunshine,” kata Darmawan, yang sudah malang melintang di dunia hospitality, seraya tersenyum kecil.
Ia pun menyampaikan pesan bagi pihak sekolah, harus memberikan pembekalan bagi siswa terkait PPKn/kewiraan (di bangku kuliah) mengenai berbangsa, sopan santun dan karakter kuat, agar tidak manja.
Yordi dari Grand Sunshine Resort and Convention (kanan) mendampingi awak media majalahsora.com, saat melakukan peliputan
“Harus benar-benar menjadi pejuang. Ditambah harus cakap berbahasa Inggris. Kami ingin membentuk disiplin yang tinggi dan mereka menjadi pejuang yang pantang menyerah. Kalau ditegur atasan, harus konsekuen, artinya kalau salah meminta maaf dan tidak diulangi lagi,” pungkasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Radit Pradipta, kelas XII Perhotelan 3 yang PKL di Grand Sunshine, sangat senang bisa PKL di hotel bintang empat yang berada di Jalan Raya Soreang No 06.
Kata dia selama PKL banyak ilmu yang didapat, seperti making bed standar hotel bintang empat. “Saya bertugas sebagai housekeeping. Saya juga mendapatkan banyak ilmu baru, jadi tahu chemical/obat kimia untuk menghilangkan kotoran,” kata Radit yang ingin bekerja di Grand Sunshine.
Senada Chelsea Ayudia, Kelas XII Jasa Boga 2, selama PKL sangat senang. Dirinya bertugas menyiapkan buah-buahan untuk sarapan, makan siang, makan malam. Di samping itu memasak omelet, pasta dan lainnya.
Grand Sunshine Resort and Convention Bandung, Hotel bintang empat ternama di Kabupaten Bandung
Dirinya pun senang bisa PKL di Grand Sunshine karena dekat dengan tempat tinggalnya. Apalagi PKL di Hotel yang bagus dan cukup terkenal di Kabupaten Bandung.
“Saya juga menjadi tahu cara memotong buah yang baik dan benar, seperti potongan segitiga, kotak dan lainnya. Ke depan saya bisa menguasai menu yang ada di sini,” kata Chelsea.
Rekan mereka, Nia Tri Andita, kelas XII Perhotelan 2, selama tiga bulan PKL, sudah memperoleh banyak ilmu.
“Saya incase dari bunquet, saya sudah mulai hafal mengenai layout untuk room meeting, classroom, front table, dan lainnya,” kata Nia. [SR]***