majalahsora.com, Kota Bandung – Kepala SMAN 19 Kota Bandung, Imam Lubisasono, S.Pd,I., M.Pd., yang merupakan Kepala Sekolah Penggerak diganjar penghargaan dari Balai Pusat Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Barat (Jabar), sebagai Kepala Sekolah dengan kategori GTK Inovatif, dalam kegiatan Jambore GTK Hebat 2024, di Amphiteater Trans Studio Bandung, Senin tanggal 4 November 2024.
Penghargaan ini diberikan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional dan Pendidikan tahun 2024 Kemendikbudristek, merupakan salah satu bentuk apresiasi kepada Bapak Ibu Guru.
Jambore GTK Hebat 2024 ini adalah konsep baru yang berbeda dengan tahun sebelumnya, seperti pada konsep guru berprestasi dan sebagainya.
“Sebagai pelaksana seleksi dan sebagainya, apresiasi diserahkan ke BBGP masing-masing daerah, sehingga dalam hal ini Jawa Barat diberikan kewenangan untuk menyeleksi di BBGP Jabar. Di bulan September itu pembukaan dan pendaftaran, sampai hasil seleksinya di 1 November 2024,” kata Imam di ruang kerjanya, Jalan Dago Pojok No 38, Kamis (7/11/2024).
Imam pun menjelaskan mengenai teknis proses penilaiannya. Ia mendaftarkan atau “submit” karyanya. Lalu lanjut ke proses seleksi substansi hingga gelar wicara.
Pada Jambore GTK Hebat 2024, Kepala SMAN 19 Kota Bandung, Imam Lubisasono, S.Pd.I., M.Pd., meraih kategori sebagai Kepala Sekolah Inovatif
Ketika lolos administrasi, kemudian diambil 10 besar untuk lanjut ke tahap berikutnya.
Setelah itu, ada proses seleksi wawancara yang dilakukan oleh atasan, rekan sejawat dan para orangtua siswa. Hal itu adalah untuk mengkonfirmasi atas rekomendasi kelayakan dari 10 besar untuk menuju ranking 5 besar.
Kemudian di ranking 5 besar, BBGP mengundang para kepala sekolah untuk melakukan gelar wicara. Bentuknya seperti talk show. Masing-masing kepala sekolah memaparkan program-programnya ke para dewan juri untuk lanjut ke ranking 3 besar.
Dan di 3 besar itulah, Imam mendapat anugerah penghargaan dengan beberapa kategori. Nantinya peringkat pertama akan mewakili ke tingkat Nasional.
“Yang saya dapatkan kemarin itu di tahap 3 besar. Untuk Guru dan Kepsek itu ada dua kategori, yakni kategori inovatif dan kategori dedikatif. Dan yang saya dapatkan adalah Kepsek yang inovatif,” kata Imam.
Awak media majalahsora.com, melakukan peliputan pembelajaran di dalam kelas, pada hari Kamis (7/11/2024)
Kategori Inovatif yang diraih Imam, merupakan hasil dari karya berupa bentuk praktik baik ke dalam sebuah video dengan judul karya “Peningkatan Kompetensi Literasi dan Numerasi Peserta Didik Melalui Literasi Digital 19 atau Lidi 19”.
Melalui Lidi 19, Imam mengembangkan literasi digital SMAN 19 Bandung dengan program-program penguatan literasi dan numerasi. Fokusnya adalah pengembangan literasi dan numerasi siswa secara digital.
Praktik baik ini sudah harus berjalan minimal selama satu tahun berdasarkan peraturan yang tertera.
Dirinya dan warga sekolah menganalisis raport pendidikan, kondisi sekolah, program sekolah dan sebagainya mengenai apa yang akan menjadi program prioritas tepat sejak saat diangkat menjadi Kepsek pada tanggal 11 Maret 2022. Yang salah satu program prioritasnya dalam hal ini adalah penguatan literasi dan numerasi.
“Kenapa literasi dan numerasi? Karena itu akan muncul di raport pendidikan sekolah. Siswa setelah lulus dan akan masuk perguruan tinggi juga akan dilihat dari sisi itu. Jadi dari awal 2022 itu fokus kita ke situ. Literasi dan numerasi ini juga termasuk program unggulan kami,” imbuhnya.
SMAN 19 Kota Bandung, merupakan Sekolah Penggerak angkatan pertama di Kota Bandung
Namun di tahun 2023, raport pendidikan literasi dan numerasi SMAN 19 Bandung sempat turun kata Imam, hingga mendapat warna kuning. Ia pun berupaya untuk terus membuat kegiatan literasi dan numerasi, hingga akhirnya membuat literasi secara digital.
Faktor lain yang ia perhatikan antara lain karena siswa saat ini sangat dekat dengan teknologi. Seperti aplikasi whatsapp, google drive, ad bot AI dan masih banyak lagi. Sehingga kegiatan literasi dan numerasi digital menjadi sebuah budaya di SMAN 19 Bandung.
Dan pada akhirnya di tahun 2024, raport pendidikan literasi dan numerasi SMAN 19 Bandung meningkat.
Adapun mitra-mitra yang menunjang penguatan literasi dan numerasi SMAN 19 Bandung antara lain Dispusipda Jawa Barat, Universitas Padjadjaran (Unpad), Seameo Qitep In Languange dan lainnya.
Seameo Qitep In Languange sering mengundang Imam untuk menjadi pembiacara atau narasumber dalam seminar-seminar yang berkaitan dengan literasi dan numerasi.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Iqbal Issaghozi, S.Pd., M.Pd., berpendapat bahwa program yang dilakukan Imam sangat visioner
Maka ini membuat ikon literasi dan numerasi SMAN 19 Bandung berada di tingkat Internasional.
Selain literasi dan numerasi, masih ada 35 inovasi baru dalam program Imam. Misalnya ada komunitas belajar, program penanggulangan kekerasan pada anak atau Sekolah Ramah Anak dan lainnya yang diimbaskan ke sekolah lain.
Pengimbasan ini adalah bentuk program SMAN 19 Bandung sebagai Sekolah Penggerak. Lalu sekolah yang diimbaskannya antara lain ke SMAN 2 Bandung, SMAN 7 Bandung dan SMA Internasional Darul Hikam (berlokasi di Lembang).
Selama enam bulan, yakni hingga Desember 2024, program yang diimbaskannya antara lain komunitas belajar, komunitas siswa dalam menangani perundungan dan program refleksi pembelajaran.
“Ini adalah implementasi dari Kurikulum Merdeka. Kita sudah selesai tiga tahun. Ini juga artinya program Kurikulum Merdeka sudah kita laksanakan dengan sudah meluluskan angkatan pertama dan sebentar lagi angkatan kedua. Sehingga tinggal program pengimbasan ke sekolah-sekolah imbas,” kata Imam.
Beberapa Tantangan
Tidak hanya itu, Imam juga melewati beberapa tantangan atas apresiasi yang diraihnya.
Suasana ruang Guru SMAN 19 Kota Bandung, di sela-sela kegiatan mengajar
Pertama, ada di proses transisi dari pembelajaran masa pandemi Covid-19 ke pasca pandemi Covid-19. Dari pembelajaran dalam jaringan (daring/online) menuju luar jaringan (luring/tatap muka langsung), menjadi dinamika yang perlu dilewati dengan adaptasi seiring waktu.
Kedua, program sekolah yang disesuaikan dengan visi misi sekolah. Imam merevisi misi sekolah yang memuat literasi dan numerasi sekolah. Sehingga program sekolah yang dituangkan ke dalam RKAS, RKT dan RKJM, menjadi perencanaan yang matang.
Ketiga, komunitas literasi baik dari guru maupun siswa yang belum ada sebelumnya. Komunitas menjadi peran yang penting dalam intensitas interaksi untuk kemajuan sebuah program, khususnya literasi dan numerasi. Rancangan program melalui komunitas dapat dipertanggungjawabkan oleh penanggung jawabnya.
Keempat, sumber daya yang terbatas. Meliputi pendanaan, dukungan dan sebagainya. Hal ini sudah tertanggulangi dengan banyaknya mitra.
“Untuk jumlah buku kami bekerja sama dengan Dispusipda, dengan kerja sama simpan pinjam buku. Kami pinjam 200 buku dan dikembalikan nantinya kalau sudah dibaca para siswa. Sesudahnya pinjam lagi 200, begitu terus,” kata Imam.
Dirinya pun berharap bahwa pencapaiannya saat ini dapat terus dipertahankan. Karena menurutnya hal yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang sudah didapat. Khususnya di literasi dan numerasi, menjadi bekal yang cukup penting bagi para siswa di masa depan.
Kegiatan pemilihan Ketua OSIS SMAN 19 Kota Bandung, bagian implementasi Kurikulum Merdeka, tema “Suara Demokrasi” berlangsung pada hari Kamis (7/11/2024)
Tanggapan Guru Terkait Program Imam sebagai Kepala SMAN 19 Kota Bandung
Awak majalahsora.com pun meminta pendapat terkait raihan prestasi Imam, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Iqbal Issaghozi, S.Pd., M.Pd., berpendapat bahwa program yang dilakukan Imam sangat visioner.
“Sudah hampir tiga tahun Pak Imam memimpin. Banyak sekali perubahan yang dibuat oleh beliau. Seperti penanaman karakter pada siswa, memperbaiki raport pendidikan yang di 2022-2023 menurun dan lainnya,” ujar Iqbal.
Program-program yang dibuat Imam sangat visioner menurut Iqbal. Karena dapat dijadikan praktik baik untuk sekolah lainnya.
Ada beberapa sekolah di Jawa Barat atau luar Jawa Barat yang mengadakan studi tiru ke SMAN 19 Bandung. Contoh programnya yaitu Asesmen Kompetensi Minimum. Penilaian berbasis test yang sekarang sudah berbasis literasi dan numerasi, sebelumnya adalah berbasis tes saja (misalnya Penialian Akhir Semester).
Itu pun ditunjang dengan pembiasaan yang sudah diterapkan. Seperti pembiasaan literasi dan numerasi di setiap hari Rabu. Seperti pidato, pembelajaran di kelas atau numerasi.
“Asesmen Kompetensi Minimum itu penilaiannya lebih ke pengetahuan siswa terkait literasi dan numerasi. Penilaian mata pelajaran ada bagian khususnya. Yaitu penilaian sumatif dan formatif di setiap usainya tujuan pembelajaran di masing-masing mata pelajaran,” ujar Iqbal.
Lingkungan SMAN 19 Kota Bandung, sangat ideal sebagai tempat belajar yang nyaman dan ramah anak
Selain itu, bentuk ujian sekolah pun berbeda dari biasanya. Jika biasanya bentuk ujian berupa pilihan ganda, namun di 19 berupa karya tulis ilmiah.
Para siswa mencari sebuah permasalahan untuk dianalisis di lingkungan sekitarnya, baik di masyarakat maupun lingkungan sekolah.
Nantinya hasil dari karya tulis tersebut akan dipresentasikan dalam sebuah sidang yang merupakan bagian dari sebuah ujian sekolah.
Ia berharap kegiatan dari program yang telah dilaksanakan Kepsek dalam rangka peningkatan karakter siswa, dapat istiqomah atau terus berlanjut dijalankan oleh seluruh Guru SMAN 19 Bandung.
Mewakili Guru SMAN 19, dia merasakan efek dari program-program tersebut. Berdampak baik kepada siswa dan seluruh guru. Berharap program-program selanjutnya yang lebih menantang. [SR]***