majalahsora.com, Kota Bandung – SMAN 16 Kota Bandung, pada tahun ajaran baru 2024/2025 ini, sudah menginjak tahun ketiga sebagai sekolah penggerak mandiri berbagi. Dan pada tahun ini, semua tingkat dari kelas X sampai XII, mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Berkenaan dengan pelakasanaan kurikulum merdeka di awal tahun ajaran 2024, pada hari Selasa, tanggal 17 September 2024, dibuka kegiatan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengusung tema “Smart Society-Dari Ide Menjadi Kenyataan”.
Saat pembukaan, mengundang para orangtua siswa yang diwakili oleh Kordinator Kelas (korlas). Tujuannya agar mereka lebih paham dan mengerti apa yang sedang dikerjakan oleh anak-anaknya selama belajar di sekolah.
“Support orangtua dalam P5 itu sangat dibutuhkan dukungan seperti itu. Karena ini untuk mewujudkan P3, yaitu Profil Pelajar Pancasila,” kata Kepala SMAN 16 Kota Bandung, Dra. Eha Julaeha, M.Pd., kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar, di Jalan Mekarsari No 81.
SMAN 16 Kota Bandung: Pengawas Pembina SMAN 16 Kota Bandung, Dra. Eka Kurniati Jatnika, M.M., saat memberikan sambutan pada pembukaan implementasi P5 pada tahun ajaran 2024
Lanjutnya melalui projek penguatan ini mereka harus dikuatkan. “Kalau Penguatan Profil Pelajar Pancasilanya sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas, untuk semua mata pelajaran,” katanya.
Eha pun menegaskan bahwa implementasi kurikulum merdeka selama ini, memiliki dampak yang positif bagi para siswa.
Imbasnya ke depan ada perubahan perilaku siswa, sesuai visi misi pendidikan nasional, yakni melahirkan generasi berakhlak mulia, mandiri, cerdas dan seterusnya.
Kemudian SMAN 16 Kota Bandung, selalu mengembangkan kerjasama dengan orangtua siswa dan berharap apa yang dilakukan dalam program P5, bisa menjadikan siswa SMAN 16 Kota Bandung, memiliki jati diri yang berkarakter kuat. Kemudian berimbas dalam setiap langkah, dan perilaku dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kepala SMAN 16 Kota Bandung, Dra. Eha Julaeha, M.Pd., (tengah), Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Atep Didin Haerudin, S.Pd., (kiri), Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Masrur Shu’di, S.Pd., (kanan), Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana Titin Sutinah, M.Pd., Kons., (kedua dari kanan), dan Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat, Noviyanti, S.Pd (kedua dari kiri)
Berkenaan dengan tema P5 ini, kata Eha akan dilaksanakan dari tanggal 17 September sampai 27 September 2024, diakhiri dengan kegiatan gelar karya.
Siswa membuat suatu inovasi dan kreativitas yang telah ditentukan di dalam modul pembelajaran.
“Kemarin ada dari BRIN, terkait dengan masalah sanitasi lingkungan. Dan nanti juga akan dikembangkan menjadi sebuah produk atau alat-alat untuk membantu dalam mengembangkan lingkungan yang sehat,” kata Eha.
Hal ini tidak terlepas dari SMAN 16 Kota Bandung sebagai binaan gerakan sekolah sehat. “Ada lima sehat, sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan,” kata Eha.
SMAN 16 Kota Bandung: Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), perlu dukungan orangtua siswa
Lanjutnya para siswa SMAN 16, selama kurun waktu dua minggu, akan melakukan berbagai ragam inovasi terkait pembuatan teknologi sederhana yang bermanfaat dalam kehidupan. Ini
melatih siswa berpikir kreatif, berinovasi, dan berempati.
Dengan begitu siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah di sekitar dengan mengintegrasikan penerapan teknologi, inovasi, dan budaya.
Sementara Firman Basuki, M.Pd., Ketua Pelaksana Kegiatan P5 ini, mengatakan bahwa garis besar tema kali ini melatih siswa menghasilkan produk-produk yang berbasis teknologi.
“Untuk apa? Yakni untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar,” kata Firman.
SMAN 16 Kota Bandung: Serius menyiapkan generasi Indonesia Emas 2024, di antaranya menanamkan jati diri dan karakter kuat
Apa yang dilakukan siswa, kata Firman saat ini belajar mengenai teori, tahap alurnya berempati tentang permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan.
Dalam kegiatan ini ada enam tema permasalahan, yakni sampah, air, energi, polusi udara, krisis pangan dan inovasi kebutuhan pelajar.
“Sambil berjalan, kemudian di hari keempat membuat produk teknologi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada tadi,” kata Firman.
Siswa pun diberi kebebasan untuk berinovasi membuat produk, dalam menyelesaikan masalah yang ada.
SMAN 16 Kota Bandung: Dini Melany, S.Pd., Guru Bahasa Jerman, sebagai fasilitator P5, membimbing Bahana Azzakiyah bersama rekannya dari kelas XII B
“Karena dimensinya ada dimensi kreatif mereka dibebaskan membuat produk yang penting berbasis teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan itu.”
“Contohnya sampah saat ini banyak di sungai-sungai, dimanfaatkan untuk menjadi paving blok dan biogas,” kata Firman.
Senada dengan penjelasan Eha, setelahnya ada gelar karya yang memamerkan produk dari siswa kelas X dan XII.
“Kami juga akan mengundang tamu, seperti orangtua dan siswa dari sekolah yang lain, untuk mengenalkan produk yang bisa digunakan di masyarakat,” kata Firman.
SMAN 16 Kota Bandung: Ketua Pelaksana P5, Firman Basuki, M.Pd
Dia berharap muncul produk-produk baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dari pantauan perwakilan FWP Jabar, pada kegiatan ini para siswa di dalam kelas dikelompokkan yang terdiri dari enam orang, mereka mengerjakan modul untuk mencarikan solusinya dan dibuat produk.
Di antaranya membahas permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti kesadaran membuang sampah yang masih rendah.
Salah satunya Bahana Azzakiyah dari kelas XII B, akan membuat paving blok, dari sampah yang ada. Dibimbing oleh Dini Melany, S.Pd., Guru Bahasa Jerman, sebagai fasilitator P5.
Pada kesempatan ini, Pengawas Pembina SMAN 16 Kota Bandung, Dra. Eka Kurniati Jatnika, M.M., juga turut hadir. Dalam kesempatan ini Eka memberikan penguatan terkait tujuan dari P5, yakni lebih menekankan kepada pembentukan karakter.
SMAN 16 Kota Bandung: Siswa sedang melakukan diskusi dan pemecahan masalah
“Dipahamkan dulu ke anak-anak, bahwa P5 itu untuk pembentukan karakter, untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, munculah kurikulum merdeka yang di dalamnya ada P5,” kata Eka.
Lanjutnya Profil Pelajar Pancasila bukan hanya di P5 saja, tetapi pembelajaran intra dan ekskul (ekstrakurikuler) pun harus diintegrasikan.
“Saya lebih tekankan penguatan dari dimensi yang enam itu, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis dan kreatif,” jelas Eka.
Apalagi mereka merupakan calon penerus estafet kepemimpinan bangsa Indonesia ke depan, saat Indonesia Emas, tahun 2045.
“Tadi juga saya sampaikan kepada orangtua siswa bahwa penguatan karakter itu bukan hanya satu-satunya tugas sekolah, tetapi pembentukan karakter itu banyaknya di dalam rumah. Bisa terkait keagamaannya ataupun kesundaannya. Di budaya Sunda ada undak usuk basa dan pendidikan karakter,” pungkasnya. [SR]***