majalahsora.com, Kota Bandung – SMK ICB Cinta Teknika Bandung kembali melaksanakan kegiatan pengimbasan Teaching Factory (TeFa) untuk sekolah-sekolah jejaringnya. Sebagai sekolah pengimbas, SMK ICB Cinta Teknika terus berupaya membagikan praktik terbaik dalam penerapan TeFa ke berbagai sekolah yang menjadi mitranya, seperti SMK Kartika XIX-1, SMK Putra Padjadjaran, dan SMK Nusantara Raya.
Ini merupakan kali kelima SMK ICB Cinta Teknika melaksanakan kegiatan pengimbasan TeFa.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Slamet Riyadi, S.Pd., menjelaskan bahwa dalam program ini SMK ICB Cinta Teknika berfokus pada pengembangan keseimbangan antara aspek “Teaching” dan “Factory” dalam konsep TeFa.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Slamet Riyadi, S.Pd
“Sekolah kami mendapat bantuan dari pemerintah yang memungkinkan kami mengembangkan TeFa dan menyebarluaskannya kepada sekolah lain. Tiga sekolah jejaring ini diharapkan bisa mengikuti jejak kami dalam menjalankan TeFa untuk jurusan TSM dan TKR,” ujar Slamet, di Aula Parlindungan Hutahaean, Lantai 3, Jalan Atlas Tengah No 2, Kota Bandung, Rabu (23/10/2024).
TeFa sendiri adalah program yang mengombinasikan pembelajaran berbasis industri di sekolah sehingga siswa dapat mempraktikkan kompetensi keahlian sesuai dengan standar industri.
Menurut Slamet, banyak sekolah yang telah menerapkan TeFa, namun masih kesulitan dalam memasarkan produk yang dihasilkan.
Dede Suhendri, S.M., Pengelola TeFa ICB Cinta Teknika Kota Bandung
“Kami bekerja sama dengan Daihatsu dan Yamaha untuk TeFa jurusan TKR dan TSM. Saat ini, kami terus berupaya menyeimbangkan aspek ‘Factory’ dengan aspek ‘Teaching’ melalui pelatihan yang diberikan oleh pemerintah,” imbuhnya.
Kegiatan pengimbasan ini juga diisi dengan sesi diskusi dan perancangan produk TeFa dari masing-masing sekolah jejaring. Setiap sekolah kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka untuk mendapatkan masukan dari para narasumber.
Pengelola TeFa SMK ICB Cinta Teknika, Dede Suhendri, S.M., menjelaskan bahwa program TeFa di sekolahnya telah berjalan hampir empat tahun. Dengan kerja sama industri seperti Daihatsu dan Yamaha, para siswa mendapatkan gambaran nyata tentang dunia kerja di sektor otomotif.
Erdyan Gumilar Res-Technical Leader sekaligus narasumber dari Tunas Toyota Auto 2000
“Dalam pengimbasan ini, kami mendapat bantuan sebesar Rp1 miliar, yang dialokasikan untuk pengembangan workshop dan penyediaan alat-alat praktik,” ungkap Dede.
Workshop ini juga melibatkan narasumber dari industri, seperti Tunas Toyota Gatot Subroto Bandung, yang membimbing siswa tentang alat-alat pembelajaran di TeFa.
“Workshop ini bertujuan agar siswa tidak terkejut ketika nantinya bekerja di dunia industri. TeFa yang dikelola dengan baik dapat mensimulasikan kondisi bengkel industri sesungguhnya,” tambah Dede.
Presentasi dari salah satu peserta sekolah jejaring terkait produk TeFa
Dede menuturkan bahwa di bengkel TeFa mereka menangani berbagai merk mobil, mulai dari Jepang, Eropa, hingga Amerika, yang menambah tantangan serta variasi pekerjaan bagi siswa.
Para siswa diajarkan berbagai keterampilan teknis, termasuk servis berkala, perbaikan sistem rem, hingga general repair seperti turun mesin dan diagnosa masalah pada mobil.
Dede berharap, melalui TeFa ini, para siswa dapat siap bekerja di dunia industri dan bersaing di tingkat ASEAN.
Diskusi terkait produk TeFa di sekolah jejaring
“Kami menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran untuk meningkatkan daya saing siswa di level internasional,” ungkap Dede.
Sementara itu, narasumber Erdyan Gumilar Res, seorang Technical Leader dari Tunas Toyota Gatot Subroto Bandung, memberikan materi terkait servis Air Conditioner (AC) sebagai perkembangan baru dalam TeFa.
“Pembelajaran perawatan dan perbaikan AC menjadi fokus baru kami agar siswa siap menangani berbagai masalah AC saat praktik di TeFa,” jelas Erdyan.
Dengan adanya kegiatan pengimbasan ini, diharapkan siswa-siswi SMK jejaring mampu meningkatkan kompetensi mereka dan siap memasuki dunia kerja dengan pengalaman yang relevan dan teruji di bidang industri. [SR]***