majalahsora.com, Kota Bandung – Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila (P5) di SMK Al-Hadi telah dilaksanakan dengan meriah, bersamaan dengan perayaan Hari Guru. Selain kegiatan P5, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai persembahan dari siswa untuk para guru. Hal ini diungkapkan oleh Luthfi Duto, S.Pd., yang menjabat sebagai Ketua Pelaksana P5.
Acara inti berupa gelar karya berlangsung pada tanggal 26 November 2024 dan khusus diadakan untuk siswa kelas X dan XI. Total peserta yang ikut serta dalam kegiatan ini mencapai sekitar 800 orang, yang terdiri dari siswa kelas X dan XI. Pelaksanaan keseluruhan P5 dimulai dari tanggal 18 hingga 29 November 2024.
“Di dalam acara ini, kami menampilkan produk dari kelas X, seperti tempat sampah unik, serta video editing dari kelas XI yang ditampilkan menggunakan LED Digital. Acara ini diadakan di GOR sekolah,” jelas Luthfi, kepada majalahsora.com, di Kampus SMK Al Hadi Kota Bandung, Jalan A.H. Nasution No 25, Selasa (3/12/2024).
Kepala SMK Al Hadi Kota Bandung, Drs. Harris Royani, M.M., saat membuka kegiatan
“Selain itu, terdapat pula Market Day yang melibatkan kelompok belajar dari guru kewirausahaan. Beberapa siswa juga menjalani kegiatan berjualan di sana. Kelas XI, yang sedang mempelajari kewirausahaan, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ini adalah bentuk kolaborasi antara P5 dengan kelompok belajar kewirausahaan,” kata Luthfi menambahkan.
Dalam pelaksanaan P5 kali ini, terdapat keunikan dibandingkan tahun lalu. Untuk tahun 2024, pemberian materi sebelum pelaksanaan P5 dilakukan melalui webinar.
Siswa mengikuti webinar melalui aplikasi Zoom Meeting. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan untuk mengakses aplikasi tersebut, fasilitator akan menampilkannya di depan kelas.
Kepala SMK Al Hadi Kota berfoto bersama
“Pemateri tetap satu orang, dan semua kelas dapat mengaksesnya. Meskipun kelas X dan XI memiliki room dan akun Zoom yang berbeda, pemateri tetap sama. Jika siswa mengalami kendala dengan perangkat seluler mereka, fasilitator akan memfasilitasi mereka untuk menyaksikan melalui proyektor yang ditampilkan di depan kelas,” jelas Luthfi.
“Pelaksanaan tetap berlangsung pada tanggal 18 hingga 29, tetapi yang berbeda adalah jadwal Zoom saat pengisian materi,” tambahnya.
Pada tahun sebelumnya, pematerian dilakukan secara luring atau tatap muka.
Siswa SMK Al Hadi Kota Bandung, ketika membuat tong sampah dari galon mineral bekas
Pelaksanaan dan Penilaian P5
Kegiatan ini dimulai dengan P5 untuk kelas X yang bertema “Gaya Hidup Berkelanjutan.”
“Siswa melakukan daur ulang sampah. Mengingat isu yang kini tengah trending, Bandung sedang menghadapi darurat sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan karakter siswa dalam memilah antara sampah organik dan anorganik. Dengan demikian, siswa lebih memahami bahwa sampah tersebut dapat dikelola menjadi sesuatu yang bermanfaat,” jelas Luthfi.
Target wilayahnya adalah siswa mampu mengolah sampah di lingkungan sekolah. Mereka harus bisa membedakan jenis sampah antara organik dan anorganik terlebih dahulu.
Pematerian mengenai P5 dalam jaringan
Luthfi menambahkan, hal ini diharapkan menjadi kebiasaan, sehingga saat siswa berada di luar sekolah, baik di rumah maupun di masyarakat, mereka mampu mengelola sampah secara mandiri.
“Target P5 telah ditetapkan dalam program dan dilaksanakan sesuai pedoman, namun pembiasaan karakter siswa harus tetap berlanjut, tidak hanya selama dua minggu kegiatan P5. Setelah dua minggu tersebut, karakter siswa diharapkan terus berkembang dan semakin baik,” ungkap Luthfi.
Siswa kelas X juga menghasilkan produk di kegiatan P5 mereka, berupa hasil pengolahan sampah. Misalnya, galon ukuran besar Le Minerale yang sudah tidak terpakai diubah menjadi tempat sampah dengan pemisahan antara jenis organik dan anorganik.
Siswa SMK Al Hadi ketika mengikuti pematerian P5 dalam jaringan
Setiap kelas membuat tempat sampah yang unik agar siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam menjalani proses pengolahan sampah.
Produk dari setiap kelas akan ditampilkan saat gelar karya, dan akan ada dua produk terbaik yang akan diambil sebagai motivasi lebih bagi siswa dalam menciptakan produk yang optimal ke depannya.
“Sebelum pembuatan produk, kami juga memberikan materi kepada siswa. Salah satunya disampaikan oleh perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup. Kemudian pematerian internal dilakukan oleh Kepala Sekolah yang menjelaskan tentang gambaran sampah,” ujar Luthfi.
Ketua Pelaksana P5, Luthfi Duto, S.Pd
Indikator penilaian mencakup aspek gotong royong dan Berketuhanan Yang Maha Esa, serta keaktifan individu siswa dan projek P5-nya. Penilaian dilakukan langsung oleh fasilitator masing-masing kelas. Tim penilai berasal dari panitia P5 dan dibantu oleh fasilitator.
Sedangkan, kegiatan P5 bagi kelas XI, tema yang diusung adalah “Rekayasa Teknologi.”
“Para siswa membuat dan mengedit video kampanye. Isi kampanye tersebut adalah tentang anti-bullying dan masalah darurat sampah. Siswa kelas XI lebih banyak terlibat dalam pengolahan di bidang editing video,” kata Luthfi.
Gelar karya P5 SMK Al Hadi Kota Bandung
Video hasil editing merupakan produk dari P5 kelas XI yang akan ditampilkan di layar LED Digital dengan sistem suara yang profesional di dalam GOR. Dua video terbaik juga akan diambil sebagai bentuk perlombaan untuk memotivasi siswa lebih lanjut.
Pemateri dari luar dihadirkan, yaitu seorang Konten Kreator dari aplikasi TikTok yang memberikan materi tentang editing video.
Sementara itu, pemateri internal yang memberikan materi langsung adalah Kepala Sekolah, yang membahas tentang permasalahan gadget di kalangan siswa. Ada juga pemateri dari para guru dan wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.
Tampilan siswa memeriahkan acara
“Pembahasan mengenai gadget berhubungan dengan teknologi. Kami menjelaskan tentang gadget terlebih dahulu, kemudian memaparkan permasalahan yang ada, serta plus dan minusnya. Diharapkan siswa dapat memanfaatkan gadget dengan baik, mengingat siswa saat ini, khususnya Generasi-Z, sangat familiar dengan gadget,” ujar Luthfi.
Indikator penilaian untuk kelas XI serupa dengan aspek yang dinilai di kelas X, tetapi secara khusus mencakup hasil editing video, karakter siswa selama proses pembuatan video kampanye, serta pembiasaan yang dapat dilihat di media sosial mereka. Luthfi juga akan memantau apakah sikap siswa di media sosial menjadi lebih baik atau terdapat perubahan yang positif.
Dengan demikian, P5 di SMK Al-Hadi tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga sarana untuk membentuk karakter siswa agar lebih peduli terhadap lingkungan dan teknologi yang ada di sekitar mereka. [SR]***