majalahsora.com, Kota Bandung – Bupati Kabupaten Sumedang terpilih, Dony Ahmad Munir, baru-baru ini menghibahkan Gedung Geo Theater Rancakalong sekaligus lahan seluas 13 hektar kepada Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Hal ini disambut dengan rasa syukur oleh Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati.
Retno menjelaskan bahwa hibah ini terjadi saat pihak ISBI Bandung bertemu langsung dengan Dony pada tanggal 2 Januari 2025. Ia menyebut momen tersebut sebagai sesuatu yang sangat luar biasa.
“Secara wilayah, Rancakalong merupakan tempat yang sakral bagi Sumedang. Secara agraris, banyak kehidupan kebudayaan yang masih dijaga dengan kuat di sana,” kata Retno, di ruang kerjanya, Jalan Buahbatu No 212, Kota Bandung, baru-baru ini.
Menurutnya, aura kebudayaan di daerah Geo Theater Rancakalong sangat kuat. Selain itu, lahan tersebut sebelumnya merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Kabupaten Sumedang, namun pemanfaatannya belum optimal.
“Oleh karena itu, ketika Pak Dony memberikan lahan ini untuk ISBI, kami sangat senang. Kami berencana menjadikan Geo Theater Rancakalong sebagai tempat pendidikan yang berbau kebudayaan sekaligus destinasi wisata. Hastag kami adalah Edu Cultural and Tourism. Semua landscape dan pembangunan nantinya akan mengacu pada cara berpikir Sunda, bahwa alam adalah imanensi dari Tuhan. Kami akan menjaga alam dengan cara berpikir Sunda,” ujar Retno.
“Misalnya, tatangkalan dipelak lamun aya nu ngahuma di nu ieu. Lamun nu digawir dipelakan awi, lamun aya cai berarti dibalongan, dan sebagainya. Ini adalah cara berpikir Sunda. Local genius Sunda yang akan diterapkan di daerah sana,” imbuhnya.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., bersama Wakil Rektor II, Neneng Yanti Khozanatu Lahpan, S.Ag., M.Hum., Ph.D., (kanan) saat kegiatan FGD rencana pembangunan ISBI Bandung Cikamuning dan Rancakalong
Mimpi ISBI yang Akan Segera Terwujud
Retno menyatakan bahwa hibah lahan dan Gedung Geo Theater Rancakalong merupakan salah satu mimpi ISBI Bandung yang akan segera terwujud. Pasalnya, ISBI akhirnya memiliki lahan luas yang satu amparan (tidak terpisah-pisah). Hal ini segera ditindaklanjuti dengan menyusun masterplan.
“Selama ini, ISBI sudah memiliki lahan di Cikamuning, Kabupaten Bandung Barat (kampus II ISBI Bandung) selama sepuluh tahun, tetapi lahannya belum satu amparan,” kata Retno.
Lahan Kampus II ISBI Bandung di Cikamuning, Kabupaten Bandung Barat, seluas 9,6 hektar, masih terpisah-pisah dan belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
Rencana Pembangunan ISBI Rancakalong Sumedang
Retno menjelaskan bahwa rencana pembangunan ISBI Bandung di Rancakalong harus menghormati alam, terutama karena lokasinya berada di puncak gunung. Di antaranya, ISBI akan menanam banyak pepohonan untuk memecah tiupan angin yang kencang. Selain itu, pembangunan akan disesuaikan dengan kontur dan struktur alam. Hal ini menunjukkan bahwa kampus ISBI ke depan akan sangat mewakili ekosistem Sunda.
Dr. Dian Dhamajani, tim perencanaan desain pembangunan ISBI Bandung, saat memaparkan materi FGD
Baru-baru ini, tepatnya pada Rabu (12/2/2025), ISBI Bandung mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan Dhian Dhamajani sebagai tim perencanaan desain ISBI Bandung, Titi Bachtiar, serta Seruni Kusumawardhani, terkait pembangunan kampus II ISBI Bandung di Cikamuning dan Rancakalong.
Retno mengatakan bahwa dalam hal perspektif dan landscape pembangunan, semua pihak memiliki pemikiran yang sama, yaitu menjaga ekosistem alam Sunda.
Ia mencontohkan, “Apabila ada mata air, harus dijaga betul. Saat pembangunan atau membuat jalan, tidak boleh menyodet (merusak mata air). Termasuk dalam hal kebersihan, budaya urang Sunda secara umum yang resik tara nyampah, dan sebagainya.”
Rencananya, keberadaan kampus ISBI Rancakalong tidak akan menggunakan pagar dan memiliki konsep terbuka, namun tetap dijaga oleh tim pengamanan.
Dukungan yang Diharapkan
Saat ditanya tentang dukungan yang diharapkan, Retno menyebutkan bahwa yang paling penting adalah kepastian kepemilikan tanah dan posisi asetnya. Hal ini agar percepatan pembangunan ISBI Bandung di Rancakalong bisa berjalan dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai pemilik tanah. Selain itu, dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi, juga sangat dibutuhkan.
Titi Bachtiar, pakar geologi
Setelah kepemilikan tanahnya jelas, ISBI Bandung akan mengajukan bantuan kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui dana hibah. Untuk pembangunannya, ISBI juga akan meminta bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sumedang Sebagai Puseur Kebudayaan Sunda dan ISBI Bandung sebagai Agen Pemajuan Kebudayaan
Retno menegaskan bahwa Sumedang akan menjadi “Puseur” Budaya Sunda, sesuai dengan impian Bupati terpilih Kabupaten Sumedang, Dony Ahmad Munir. ISBI Bandung sebagai agen pemajuan kebudayaan siap mengimplementasikan hal tersebut, sehingga kedua pihak dapat bersinergi dengan baik.
Selain itu, Retno menyebutkan bahwa Gubernur Jawa Barat terpilih memiliki visi dan orientasi dalam memajukan kebudayaan.
“Satu langkah yang sudah disiapkan ISBI Bandung adalah menyiapkan ensiklopedia pertunjukan Jawa Barat yang berjumlah 80 seni pertunjukan. Data ini akan siap tayang. Jika bupati-bupati atau siapapun membutuhkan, data itu sudah ada di ISBI Bandung.”
“Di Sumedang sendiri, sudah ada 20 seni pertunjukan yang kami siapkan secara digitalisasi. Data ini akan ditampilkan saat ulang tahun Sumedang pada bulan Juli mendatang,” kata Retno.
Seruni Kusumawardhani, S.T., M.Ds., saat memaparkan materi FGD pembangunan ISBI Bandung Cikamuning dan Rancakalong
ISBI Bandung juga sedang membuat portal bersama Kabupaten Sumedang, dengan Sumedang sebagai mitra dan model awal.
Edu Cultural Tourism dan Kolaborasi dengan Masyarakat
Berkaitan dengan Edu Cultural Tourism, ISBI Bandung berencana mengembangkan potensi budaya lokal dengan bekerja sama dengan masyarakat setempat.
“Orientasi ISBI pada kebudayaan Edu Cultural akan kami kuatkan. Kenapa kemudian menjadi tourism? Karena semua yang dilakukan, apabila ada turis yang datang, mereka bisa berpartisipasi. Misalnya, kami sedang bermain gamelan, kemudian ada turis yang ingin ikut main, silakan.”
“Atau jika kami berorientasi pada objek pemajuan kebudayaan, akan disiapkan tempat-tempat permainan rakyat.Kami punya ahlinya, seperti Pak Iip dan Pak Zaini Alif. Kami akan buatkan di satu lahan terbuka untuk permainan rakyat dan lainnya. Ini akan menjadi command center. Jadi, betul-betul potensi lokal yang menjadi kekuatan kami,” jelas Retno.
Untuk mendukung sektor pariwisata, ISBI berencana menjadikan rumah warga sebagai tempat home stay bagi para turis. Setiap rumah akan menyediakan satu kamar tidur dan satu kamar mandi yang memadai.
Nuraeny Indahsari, S.Sos., Dr. Muhammad Zaini Alif, S.Sen., M.Ds.,dan Iip Sarip Hidayana, S.Sn., M.Sn., dalam kegiatan FGD
Hal ini diharapkan menjadi keunikan tersendiri, terutama karena masyarakat masih menjaga kebiasaan memasak secara tradisional, seperti menggunakan hawu. Turis juga dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat asli Rancakalong dalam aktivitas sehari-hari.
“Jadi, secara nyata, ekosistem budaya Sunda harus tetap terjaga dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat FGD kemarin, kami memilih Karamaan di Rancakalong, Karesian di Cikamuning, dan Karatuan di Buahbatu. Kami menggunakan konsep Tritantu,” kata Retno.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa ISBI Bandung di Desa Rancakalong
Pada tahun 2025 ini, mahasiswa ISBI Bandung akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tujuan melihat potensi daerah. Para mahasiswa akan melakukan social mapping.
“Apakah setiap desa bisa memiliki ikon? Biasanya kami melakukan itu. Satu daerah dijadikan ikon untuk pemajuan kebudayaan. Misalnya, pengemasan, membuat jingle, dan lainnya. Ikon-ikon desa akan kami munculkan.”
“Ke depan, karena kami juga peduli terhadap pemajuan kebudayaan, kami ingin membuat portal Sibudi (Sistem Informasi Budaya Indonesia). Jadi, Jawa Barat bisa menyumbang secara nasional. ISBI saampar Jabar, sanusantara. Jabar bisa menjadi contoh untuk mencatat, mendokumentasikan, mempromosikan, dan memajukan semua bentuk budaya yang ada di Indonesia, lewat Jabar, lewat ISBI Bandung,” pungkas Retno. [SR]***